Hasil Polling Sukabumiupdate.com: 71% Netizen Setuju Larangan Perpisahan Sekolah Mewah

Sukabumiupdate.com
Senin 05 Mei 2025, 13:23 WIB
Hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah (Sumber : Ist)

Hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah (Sumber : Ist)

SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menetapkan larangan pelaksanaan wisuda di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA. Kebijakan Larangan Perpisahan Sekolah Mewah ini bertujuan untuk meringankan beban finansial orang tua siswa, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Pasalnya, acara perpisahan mewah seperti "wisuda" sering kali menimbulkan biaya tambahan yang tidak sedikit bagi orang tua, seperti sewa gedung, pakaian khusus, dan konsumsi.

Selain alasan finansial, Kang Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kenangan sekolah tidak hanya terjadi saat perpisahan , tetapi selama proses belajar selama bertahun-tahun. Sebagai solusi, pria yang akrab disapa KDM itu memberikan alternatif dengan menyarankan agar perpisahan dilakukan secara sederhana di lingkungan sekolah, tanpa biaya besar atau acara mewah.

Terlepas soal kebijakan yang disebut berpihak pada rakyat dari segi finansial, larangan perpisahan sekolah mewah juga menuai pro kontra dari masyarakat. Belakangan bahkan viral di media sosial, tentang debat KDM dengan siswa bernama Aura Cinta, yang merasa kehilangan momen penting dalam perjalanan pendidikannya.

Baca Juga: 6 Alasan Pentingnya Mental Provider dalam Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga

Berdasarkan hal tersebut, sukabumiupdate.com (SU) melakukan jajak pendapat (polling) kepada para pembaca SU melalui fitur polling di feeds Instagram @sukabumiupdatecom. Polling sukabumiupdate.com tersebut bertajuk "LARANGAN PERPISAHAN ATAU WISUDA MEWAH DI SEKOLAH". Polling sukabumiupdate.com ini dimulai pada hari Senin, 28 April 2025 dan berakhir pada hari Kamis, 1 Mei 2025.

Hasil Polling sukabumiupdate.com Tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah

Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah MewahPolling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah

Postingan polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah ini mendapat atensi cukup banyak dari wargenet. Hingga Kamis, 1 April 2025, di media sosial instagram/@sukabumiupdatecom, sebanyak 3.867 akun telah menyukai postingan Polling Larangan Perpisahan Sekolah Mewah, dengan 687 komentar, 224 kali dibagikan dan 74 kali disimpan.

Kemudian, ada 8.838 akun yang telah berpartisipasi dalam Polling sukabumiupdate.com tersebut, diantaranya 71% pengguna atau sekitar 6.275 akun memilih "Setuju" dan 2.563 akun lainnya (29%) memilih "Tidak Setuju".

Hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah MewahHasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah

Berikut persentase dan hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah:

  • 71% Warganet Setuju Larangan Perpisahan Sekolah Mewah (6.275 pengguna)
  • 29% Warganet Tidak Setuju Larangan Perpisahan Sekolah Mewah (2.563 pengguna)

Analisis Sentimen di Polling sukabumiupdate.com

Analisa lanjutan juga dilakukan sukabumiupdate.com dengan menghimpun dan mengolah kata dan/atau kalimat tertentu dari komentar warganet hingga akhir periode polling. Persentase dalam analisis ini berdasarkan akumulasi komentar bersentimen positif, negatif dan sentimen netral.

Hasilnya, sentimen positif mencapai 70% sementara sentimen negatif jauh hanya di angka sebesar 25%, dan sentimen netral di angka 5%. Adapun sentimen positif adalah komentar bernada mendukung, menyukai, setuju, senang, atau memberikan kesan baik. Sementara sentimen negatif memiliki definisi sebaliknya.

Berdasarkan hasil olah data terhadap komentar-komentar di postingan polling, diketahui mayoritas warganet mendukung larangan perpisahan/wisuda mewah di sekolah. Alasannya, beban finansial, ketidaksesuaian wisuda untuk jenjang non-kuliah, dan prioritas pada kebutuhan pendidikan.

Sementara ada minoritas yang tidak setuju karena menganggap acara perpisahan sekolah sebagai bagian dari kenangan dan kebersamaan.

Alternatif Konsep Perpisahan Sekolah Versi Warganet

Tak hanya soal tanggapan setuju dan tidak setuju, melalui kolom komentar, sederet warganet turut memberikan aspirasi tentang Alternatif Konsep Perpisahan Sekolah, diantaranya:

1. Konsep Perpisahan Sederhana di Sekolah (45%)

Alternatif perpisahan ini diusung dengan konsep sederhana dan dilaksanakan di sekolah tanpa adanya sewa gedung, dekorasi mewah, wisuda, dan dresscode mahal.

Menurut warganet, siswa dapat memakai seragam sekolah/kebaya/jas sederhana untuk mengikuti acara Pembagian ijazah, foto bersama hingga pentas seni kreasi siswa.

2. Konsep Pentas Seni/Kreasi Siswa (25%)

Kedua, Alternatif Konsep Perpisahan Sekolah Versi Warganet yaitu dengan Pentas Seni/Kreasi Siswa.

Acara perpisahan ini dapat diisi dengan penampilan talenta siswa di aula/lapangan sekolah, yang mana dana bersumber dari kas kelas atau sponsor kecil.

3. Konsep Foto Studio/Kumpul Angkatan (20%)

Ketiga, Alternatif Konsep Perpisahan Sekolah Versi Warganet adalah Foto Studio/Kumpul Angkatan.

Acara perpisahan mewah dapat diganti dengan foto bersama di studio atau kumpul informal. Soal biaya akan ditanggung secara mandiri oleh siswa yang mampu.

4. Konsep Sponsorship/Donasi dan lainnya (10%)

Berikutnya, warganet juga menyarankan perpisahan dapat dilaksanakan dengan konsep open sponsorship atau donasi.

Sekolah dan komite dapat mencari sponsor untuk menutupi biaya tanpa pungutan kepada orang tua siswa. Contoh sponsor yang dapat menjadi pilihan diantarany UMKM lokal, alumni, hingga perusahaan.

Baca Juga: Bukan Soal PAD, DPRD Sukabumi Siap Kucurkan Anggaran untuk Kesehatan Gratis di Puskesmas

Komentar Warganet Soal Larangan Perpisahan Sekolah Mewah

Hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah MewahHasil Polling sukabumiupdate.com tentang Larangan Perpisahan Sekolah Mewah

Kemudian dari 678 komentar, beberapa warganet menyebut sederet alasan mengapa mereka setuju terhadap Larangan Perpisahan Sekolah Mewah.

"Wisuda PAUD,TK, SD, SMP tdk setuju karna bukan jenjang terakhir menggunakan seragam." komentar akun/@paskaXXX di polling sukabumiupdate.com.

"Setuju, perayaan secara sederhana nan bijak sana jauh lebih utama dari pada hura-hura sampai pinjam sana-sini, utamakan urgensi bukan gengsi" tulis salah satu akun lainnya, @diyaXXX di instagram/@sukabumiupdatecom, dikutip Senin, 1 Mei 2025.

Akun dengan username/@aziXXX juga berkomentar hal serupa yakni, "perpisahan alakadar na wae, ulah mewah jeng ngabebankeun..."

Tak hanya komentar dengan sentimen positif, beberapa pengguna juga menyoroti soal pelaksanaan perpisahan di sekolah bukan lah wisuda mewah seperti perguruan tinggi.

"Wisuda dihilangkan, perpisahann nya diadakan hanya saja sederhana..." tulis komentar akun/@yanXXX di polling sukabumiupdate.com.

"Perhatikan kata2nya, perpisahan atw wisuda mewah di sekolah. Jd kalo di sekolah & tdk mewah maka boleh. Atw mewah tp tdk di sekolah, jg boleh," komentar akun lain, @sikXXX, yang menyoroti soal kebutuhan bagi masyarakat dengan taraf ekonomi menengah ke bawah.

Akun dengan username/@nikaXXXX juga berkomentar bahwa perpisahan dapat dilaksanakan tanpa unsur kemewahan. "Klw d hilangkan kacian anak2 slama 6 thn sdh belajar dngn semangat.. jd acara ny d sekolah jgn di luar sekolah..."

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini