SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi angkat bicara menyusul aksi unjuk rasa yang terjadi di kawasan PT Glostar Indonesia (GSI) Kecamatan Cikembar, Rabu (8/5/2025). Aksi yang menuntut dugaan pungutan liar (pungli) dan transparansi perekrutan ini sempat diwarnai ketegangan, bahkan adu dorong antara massa pendemo dan kelompok tandingan yang muncul.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Sukabumi melalui Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Endang Sopyan, menyampaikan bahwa pihak perusahaan telah merespons berbagai tuntutan buruh dan demonstran dengan sikap terbuka dan kooperatif.
“Mewakili Pak Kadis, ada banyak tuntutan (dalam demo) , tetapi perusahaan berupaya menyikapinya dengan baik,” ujar Endang saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Kamis (8/5/2025).
Diketahui, massa aksi menuding adanya praktik pungli dalam proses rekrutmen tenaga kerja di PT GSI. Namun, Disnakertrans menegaskan bahwa pihak manajemen perusahaan membantah menerima atau melakukan praktik tersebut.
Baca Juga: Tolak Pungli hingga Audit CSR, Tuntutan Massa Demo di PT GSI Sukabumi yang Diwarnai Ricuh
“Ketika ditanyakan tentang pungli, pihak manajemen tidak pernah menerima pungli. Sebaliknya, apabila ada pihak perusahaan yang terlibat akan langsung dipecat,” tegas Endang.
Lebih lanjut, Endang juga menyampaikan bahwa terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), pihak PT GSI telah menyampaikan laporan kegiatannya secara resmi kepada forum CSR Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.
Demonstrasi yang berlangsung di depan PT GSI kemarin sempat memanas ketika sekelompok massa tandingan datang dan mencoba menghadang jalannya aksi. Suasana sempat ricuh dan mencekam hingga akhirnya aparat kepolisian turun tangan untuk mengamankan situasi. Meski begitu, aksi unjuk rasa dapat berakhir tanpa insiden serius.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi saat ini terus memantau situasi dan mendorong agar proses dialog antara pekerja, serikat buruh, dan manajemen perusahaan berjalan dengan lancar. Mereka juga menegaskan pentingnya menjaga iklim ketenagakerjaan yang sehat dan bebas dari praktik-praktik pelanggaran hukum, termasuk pungutan liar.
Baca Juga: Dewan Paoji Dukung UMKM Sukabumi Lewat Perda BPR hingga Komitmen Perbaikan Jalan
Diberitakan sebelumnya, Aksi massa Forum Sukabumi Bergerak (FSB) di depan PT Glostar Indonesia (GSI) Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Kamis (8/5/2025), berakhir ricuh. Aksi yang semula bertujuan menyampaikan sejumlah aspirasi kepada pihak perusahaan sempat memanas akibat hadangan dari sekelompok warga.
Pantauan sukabumiupdate.com di lokasi, massa FSB tiba di gerbang pabrik yang berada di pinggir Jalan Raya Sukabumi–Cianjur tersebut sekitar pukul 13.40 WIB dan langsung dihadang oleh kelompok warga yang telah berjaga. Bentrokan pun tak terhindarkan, adu mulut, aksi saling dorong hingga pengrusakan kaca spion mobil milik pendemo pun terjadi.
Petugas kepolisian yang berada di lokasi segera melerai bentrokan dan mengamankan situasi. Setelah kondisi kondusif, perwakilan FSB diizinkan masuk ke area pabrik untuk beraudiensi dengan pihak manajemen PT GSI Sukalarang.
Koordinator Aksi FSB, Muhammad Mulki, menyatakan aksi dilakukan karena surat permohonan audiensi yang sebelumnya dikirimkan tidak mendapat respons dari manajemen perusahaan. “Dengan berjalannya dinamika, pada akhirnya kami beraudiensi. Aksi demonstrasi dibatalkan dan sudah disepakati bahwa perwakilan kami masuk ke PT GSI,” ujar Mulki kepada awak media di lokasi.
Baca Juga: 2 Warga Korea Diamankan Imigrasi, Diduga Kelola Tambang Tanpa Izin di Citepus Sukabumi
Sementara dalam audiensi, Mulki menyebut pihaknya menyampaikan sejumlah tuntutan kepada manajemen PT GSI Sukalarang, utamanya menolak adanya praktik pungli bagi calon tenaga kerja. "Kami minta hentikan seluruh praktik pungli dalam proses penerimaan kerja, dan tolong perkuat tim independen anti pungli di internal PT GSI, usut dan tindak tegas oknum yang terlibat, serta prioritaskan warga Sukalarang dan sekitarnya dalam perekrutan tenaga kerja," jelasnya.
Kemudian, FSB meminta perusahaan harus memberikan solusi yang solutif terkait kemacetan jalan yang terjadi serta membangun jalan alternatif. "Yang ke-enam audit terbuka dana CSR selama sepuluh tahun ke belakang,” tuturnya.
Mulki juga menegaskan bahwa aksi ini tidak bertujuan mengganggu operasional perusahaan atau investasi yang masuk ke Sukabumi. “Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi masyarakat. Jika tidak ditanggapi, kami akan bersurat kembali ke perusahaan dan pemerintah daerah,” tandasnya.
Hingga berita ini tayang, pihak manajemen PT GSI Sukalarang belum memberikan keterangan resmi.