Asep menegaskan Pembangunan Kawasan CPUGGp mutlak memerlukan kolaborasi dan integrasi multistakeholder. Bila pembangunan berjalan secara parsial, maka kemungkinan besar pencapaian tujuan pembangunan akan mengalami hambatan dan kendala yang lebih besar.
Baca Juga: Realisasi Investasi Sukabumi Capai Rp3 T, Bappelitbangda: Bisa Serap 4 Ribu Pekerja
Untuk itu, kata Asep, pembangunan Kawasan CPUGGp harus dikolaborasikan dan diintegrasikan dengan berbagai urusan pembangunan. “Tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pariwisata saja, tapi perlu dukungan stakeholder lainnya,” tuturnya.
Dukungan stakeholder lainnya itu, lanjut Asep, yaitu seperti Dinas Budpora terkait pengembangan event budayanya, Dinas Pekerjaan Umum terkait aksesibilitas infrastruktur di dalam dan menuju kawasan, Dinas Lingkungan Hidup terkait konservasi sumber daya alam.
Lalu Dinas Pendidikan terkait aspek edukasi, DPMD terkait pengembangan desa wisata dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan wisata, BPBD terkait mitigasi bencana, DKUKM dan Disdagin terkait pemberdayaan UMKM/IKM di dalam Kawasan, dan Dinas pertanian dalam hilirisasi yang menunjang peningkatan pendapatan masyarakat di dalam kawasan.
“Serta perlunya keterlibatan Kolaborasi Pentahelix dalam membangun Kawasan CPUGGp,” kata dia.
Sehingga Asep menyebut melalui sinergitas pembangunan Kawasan CPUGGp ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan. “Sehingga Moto Geopark yaitu Memuliakan Bumi, Mensejahterakan Masyarakat dapat terwujud,” tandasnya.