SUKABUMIUPDATE.com - Gerakan lincah dan cekatan dilakukan para murid perguruan Pencak Silat Sukabumian Kujang Kencana saat berlatih. Menggunakan pakaian hitam, mereka melakukan gerakan jurus mengikuti alunan musik karawitan yang didominasi suara gendang. Gerakan kaki dan tangan seirama dengan lantunan musik.
Tak terlihat wajah lelah saat mereka melakukan gerakan demi gerakan. Padahal mereka latihan di lapang yang beralaskan tanah. Mereka berlatih mulai dari pukul 15.00 Wib hingga menjelang malam hanya untuk menghafal jurus-jurus yang diberikan oleh gurunya.
Guru Besar Perguruan Pencak Silat Sukabumian Kujang Kecana Nyanyang Sugandi menerangkan anak muridnya latihan tiga kali dalam seminggu, pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
“Agar tidak menganggu proses belajar para murid yang masih duduk dibangku sekolah,terkecuali ketika hendak menghadapi event. Seperti sekarang, mereka mau ikut di acara hari jadi kabupaten Sukabumi,†ungkap Nyanyang Sugandi.
BACA JUGA:Â Di Kota Sukabumi, Pencak Silat Menjadi Olah Raga Resmi Pesantren Jawa Barat
Perguruan pencak silat tradisional ini masuk ke Cisolok pada 1980, seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi yang melahirkan banyak jenis permainan modern kini mereka harus bertahan. Jumlah anggota yang masih aktif dan bertahan sampai saat ini hanya berkisar 150 orang mulai dari lulusan anak tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan Dewasa hingga perguruan tinggi.
Banyak prestasi yang dihasilkan dari perguruan ini. Tak terhitung piala dan penghargaan. Perguruan Pencak Silat Sukabumian Kujang Kencana ini, tampil pada festival silat tradisional tingkat Nasional di Jawa Barat.
Padepokan perguruan ini sangat sederhana. Tapi perguruan ini terus mempertahankan seni bela diri tradisional yang lahir di Sukabumi puluhan tahun lalu ini.
BACA JUGA:Â Dalam Keterbatasan, Garuda Mas Putra Ciracap Kabupaten Sukabumi Lestarikan Warisan Leluhur
"Awalnya saya datang Palabuhanratu saat diutus guru besar saya pada tahun 1980. Lalu nyebrang ke Cilograng, Sawarna, kemudian ke Bayah, kemudian kembali lagi ke sini (Cisolok). Selanjutnya saya menekuni olah raga pencak silat ini karena tertarik dengan gerakan-gerakan yang unik dan mengangkat seni bela diri tradisional," tambah Nyanyang.
Dirinya berharap seni bela diri pencak silat ini masih tetap bisa bertahan seiring perkembangan zaman. Apalagi, kata dia, banyak olahraga dan permainan modern yang hadir saat ini. “Sampai sekarang, perguruan ini mandiri. Belum pernah ada bantuan dari pemerintah. Pemerintah hanya janji belaka. Kalau pakaian, kami pernah dapat bantuan dari pemerintah satu set. Tapi kalua ada even, kami menggunakan biaya sendiri, karena kami ingin mempertahankan budaya seni tradisional,†katanya.