Jejak New Wave KLA Project, Lirik Langgeng dan Romansa di Panggung Global

Sukabumiupdate.com
Minggu 28 Sep 2025, 15:05 WIB
Jejak New Wave KLA Project, Lirik Langgeng dan Romansa di Panggung Global

Pencapaian terbaru KLA Project adalah keputusan mereka untuk tampil dalam konser "Air Supply - KLaKustik Live in Jakarta" pada 26 September 2025. (Sumber foto:x/@klaproject)

SUKABUMIUPDATE.com - KLA Project lebih dari sekadar grup musik, mereka adalah monumen musikalitas Pop Indonesia yang cerdas. Berdiri pada akhir 80-an, trio yang terdiri dari Katon Bagaskara, Lilo (Romulo Radjadin), dan Adi Adrian ini hadir dengan suara segar yang mengadopsi elemen New Wave global. Berbeda dengan Pop Rock konvensional, KLA Project menyuntikkan sentuhan futuristik melalui dominasi keyboard dan synthesizer Adi Adrian. Lagu-lagu awal mereka, seperti "Tentang Kita" dan "Waktu Tersisa", adalah manifestasi sempurna dari genre ini: upbeat, puitis, dan sangat catchy.

Keunikan KLA Project terletak pada kolaborasi yang seimbang di antara para anggotanya. Katon Bagaskara, dengan suara khas dan kharisma sebagai vokalis, berperan utama dalam menciptakan lirik-lirik yang mendalam dan sangat puitis. Sementara itu, Lilo menjadi kekuatan pendorong di balik melodi dan riff gitar yang kuat, yang terlihat jelas pada lagu mega-hit ciptaannya, "Tak Bisa Ke Lain Hati". Keseimbangan antara narasi emosional Katon, melodi Lilo, dan aransemen New Wave dari Adi Adrian-lah yang menjadikan karya-karya mereka terasa kaya dan abadi, bahkan pada lagu yang disangka solo Katon seperti "Semoga".

Kekuatan Katon sebagai penulis lirik dan vokalis terbukti tidak hanya di KLA Project, tetapi juga melalui karier solonya yang sukses. Melalui album solo perdananya tahun 1994, Katon berhasil melahirkan lagu-lagu legendaris yang sama-sama bersifat abadi, seperti "Negeri di Awan" dan "Dinda, Di Mana". Karya solo ini menegaskan bahwa karakter musik romantis dan puitis yang ia bawa tidak hanya bergantung pada band, tetapi memang berasal dari kedalaman artistiknya sendiri.

Baca Juga: Thom Haye Sebut Dirinya Masih Berdaptasi, Persib Tumbang di Tangan Persita

Baca Juga: Thom Haye Sebut Dirinya Masih Berdaptasi, Persib Tumbang di Tangan Persita

Transformasi KLaKustik yang Ikonik

Di tengah perjalanan mereka, KLA Project menciptakan sebuah fenomena baru: KLaKustik. Dirilis pada tahun 1996, konsep ini merupakan langkah cerdas untuk "menelanjangi" lagu-lagu New Wave mereka dari aransemen elektronik yang padat. Dengan fokus pada instrumen akustik, KLaKustik menyoroti keindahan sejati melodi dan liriknya. Transformasi ini membuktikan bahwa lagu-lagu KLA Project tetap kuat dan menyentuh, bahkan dalam format yang paling intim.

Pencapaian terbaru KLA Project adalah keputusan mereka untuk tampil dalam konser "Air Supply - KLaKustik Live in Jakarta" pada 26 September 2025. Kehadiran mereka dengan format KLaKustik di panggung yang sama dengan Air Supply bukanlah kebetulan. Ini adalah pengakuan bahwa musik romantis dan timeless dari Indonesia dapat bersanding sejajar dengan legenda Soft Rock global. KLaKustik berfungsi sebagai jembatan harmonis, menjanjikan malam yang intim dan emosional, di mana romansa New Wave Indonesia berpadu dengan balada Air Supply.

Dari synthesizer New Wave yang modern hingga aransemen akustik yang intim, KLA Project telah meninggalkan jejak yang melampaui tren. Mereka tidak hanya membuat lagu, tetapi menciptakan soundtrack bagi sebuah generasi. Konser bersama Air Supply ini adalah penegasan status mereka sebagai musisi yang musiknya terus relevan dan dicintai oleh para penggemar (KLanese) lintas usia.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini