Huni Gudang di Ciracap, Warga Kota Sukabumi Ingin Khitan Dua Anaknya

Sukabumiupdate.com
Kamis 16 Mar 2017, 22:32 WIB
Huni Gudang di Ciracap, Warga Kota Sukabumi Ingin Khitan Dua Anaknya

SUKABUMIUPDATE.com - Sudah empat bulan pasangan suami istri Agus Saliman (41) dan Murtiah (37), beserta tiga anaknya tinggal di gudang Kebun Dinas Cikangkung milik Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi yang beralamat di Kampung Baros Desa Cijantung, Kecamatan Ciracap.

Tinggal di gudang berukuran empat kali lima meter persegi itu, kata Saliman kepada sukabumiupdate.com, terpaksa ia lakoni, karena tidak memiliki rumah. Kamar berukuran dua kali tiga meter persegi dipakai tidur berlima. Sisanya dijadikan ruang makan dan tamu, sekaligus berfungsi sebagai pembatas kamar tidur.

Pada bagian samping ia jadikan dapur. Di sana terlihat toren berukuran lima ribu liter tempat menampung air yang mereka ambil dari sumber air berjarak kurang lebih satu kilometer.

Sebelum menempati gudang itu, Agus Saliman yang asli kelahiran Ciracap itu, memegang kartu tanda penduduk (KTP) dengan alamat Gang Kartapura RT 04/03, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.

Bertahun-tahun tinggal di Kota Sukabumi, Saliman tak kunjung memiliki kerja tetap. Akhirnya ia menerima tawaran dari seseorang yang ia panggil dengan sebutan pak Haji untuk mengurus kebun milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi.

BACA JUGA:

Berharap Bantuan Dijanjikan, Ketua RT Tinggal di Kandang Ayam di Cibadak Kabupaten Sukabumi

Tinggal di Gubuk, Sembilan Jiwa Warga Cicurug Kabupaten Sukabumi

“Pak haji bilang, kalau mau menjaga kebun, tidak ada gaji tetap. Tapi boleh tinggal di gudang. Pak haji hanya bilang, silakan menggarap lahan dan beternak. Saya nggak punya pilihan dan menerima tawaran itu,” ucapnya.

Tawaran itu ia terima, kata dia, untuk mengubah kehidupan ke arah lebih baik. Apalagi, kata dia, ingin segera mengkhitan dua anak laki-lakinya yakni Fahri (7) dan Farhan (4).

“Saya punya anak tiga. Yang paling kecil namanya Salsa berusia 17 bulan. Mereka rajin shalat. Fahri sering mengumandangkan adzan di mesjid. Saya sedih belum bisa mengkhitan kedua anak saya. Kalau ada sunatan massal, mohon kabarin kami yah,” harapnya kepada sukabumiupdate.com.

Ia menambahkan, Fachri belum bersekolah karena tidak memiliki biaya. “Saya sangat ingin Fachri bersekolah. Tapi sekarang saya belum punya uang yang cukup untuk menyekolahkan. Apalagi jarak sekolah dari gudang ini lumayan jauh sekitar tujuh kilometer. Saya masih khawatir kalau anak saya jalan sendirian,” tukasnya.

Sehari-hari Fachri, mengurus kedua adiknya, saat pasangan suami istri ini berkebun. “Fachri sangat membantu kami, khususnya menjaga dan merawat kedua adiknya dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB,” tuturnya.

Berita Terkini