Perkebunan Sawit di Hulu Sungai, Ancam Kelestarian Geopark Ciletuh

Sukabumiupdate.com
Senin 15 Des 2025, 17:33 WIB
Perkebunan Sawit di Hulu Sungai, Ancam Kelestarian Geopark Ciletuh

Perkebunan sawit ratusan hektar yang berlokasi di kawasan Geopark Ciletuh di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. (Sumber Foto: SU/Ragil Gilang)

SUKABUMIUPDATE.com – Kelestarian lingkungan di kawasan Geopark Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, dinilai terancam seiring alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit di wilayah hulu sungai. Keberadaan kebun sawit tersebut disebut berpotensi memengaruhi ketersediaan air bersih serta meningkatkan risiko banjir di wilayah hilir.

Alih fungsi lahan terjadi di kawasan hulu Sungai Ciletuh dan Sungai Cikanteh. Perkebunan kelapa sawit dilaporkan tersebar di sejumlah desa dataran tinggi, yakni Desa Sidamulya, Cibenda, Tamanjaya, dan Mekarjaya. Wilayah-wilayah tersebut merupakan kawasan tangkapan air yang selama ini menopang kebutuhan air masyarakat di desa-desa zona inti Geopark Ciletuh, seperti Desa Mekarsakti, Ciwaru, dan Mandrajaya.

Berdasarkan data yang dihimpun sukabumiupdate.com, lahan yang kini ditanami kelapa sawit sebelumnya merupakan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) berupa tanaman kelapa yang dikelola warga setempat. Proses pembebasan lahan terjadi sekitar tahun 2007–2008, sementara penanaman kelapa sawit mulai dilakukan pada 2009.

Di Desa Sidamulya, kebun sawit tersebar di Kampung Pasirnangka, Ciwangi, dan Bantarlimus dengan luas sekitar 50 hektare. Di Desa Mekarjaya, perkebunan sawit berada di Kampung Pasirangin dan Cicukang dengan luas sekitar 200 hektare. Sementara di Desa Cibenda, kebun sawit terdapat di Kampung Bantarlimus dan Pasirceuri seluas sekitar 34 hektare. Adapun di Desa Tamanjaya, kebun sawit seluas sekitar 70 hektare tersebar di Dusun Tamanjaya, Cibinong, dan Cicurug.

Baca Juga: Sisa Sejengkal! Luapan Sungai Cidadap Kikis Tanah Warga, Puluhan Rumah Ditinggal Pemiliknya

Khusus di Dusun Tamanjaya, kebun sawit berada di kawasan Bukit Panenjoan hingga Cek Dam Kampung Cigaok, tepat di jalur jalan provinsi ruas Tamanjaya–Palangpang.

Pemerhati lingkungan, Denda Wijaya, menilai keberadaan kebun sawit di wilayah Kampung Pasirangin, Cicukang hingga Puncaktugu perlu mendapat perhatian serius. Pasalnya, kawasan tersebut merupakan hulu Sungai Cikanteh yang alirannya menuju Curug Cikanteh dan Curug Sodong, serta dimanfaatkan warga Desa Ciwaru untuk kebutuhan pertanian dan rumah tangga.

“Perkebunan sawit tentu sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air. Saat ini baru musim kemarau dua sampai tiga bulan, warga sudah kesulitan mendapatkan air,” ujar Denda kepada sukabumiupdate.com, Senin (15/12/2025).

Baca Juga: KA Wisata Jaka Lalana Buka Akses Pariwisata, Pakar IPB Ingatkan Ancaman Over Tourism

Menurutnya, kombinasi aktivitas pertambangan, perkebunan sawit, serta kondisi hutan yang mulai berkurang atau 'gundul' di wilayah hulu sungai berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem Geopark Ciletuh. Ia menekankan perlunya upaya penghijauan dan penguatan perlindungan kawasan hulu sungai.

Keluhan serupa juga disampaikan Herdi, warga Desa Cibenda. Ia mengatakan dampak berkurangnya ketersediaan air sudah dirasakan masyarakat, terutama saat musim kemarau.

“Kalau kemarau sudah berjalan sekitar tiga bulan, air sangat sulit didapat, terutama di sekitar kebun sawit,” ujarnya.

Herdi menambahkan, kebun sawit di Desa Sidamulya dan Desa Cibenda berada di kawasan hulu Sungai Ciletuh. Aliran sungai tersebut mengalir hingga ke Desa Mekarsakti dan Mandrajaya, sehingga dampak lingkungan di hulu berpotensi dirasakan masyarakat di wilayah hilir.

Berita Terkait
Berita Terkini