SUKABUMIUPDATE.com - Sihir dikenal sebagai praktik ilmu hitam yang bertujuan mencelakai orang lain dengan bantuan setan. Dalam praktiknya, sihir sering dikaitkan dengan dukun, paranormal, atau cenayang. Motif di balik perbuatan ini pun beragam, mulai dari dendam pribadi, iri dan dengki, keinginan merusak hubungan, adu kesaktian, hingga persaingan yang tidak sehat.
Dalam Islam, sihir jelas termasuk perbuatan tercela dan dilarang karena membawa mudharat besar, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
Perlu dipahami bahwa praktik sihir bukanlah fenomena baru. Sejarah mencatat bahwa sihir dan santet telah dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri pernah menjadi sasaran sihir. Peristiwa ini dilakukan oleh seorang Yahudi bernama Labid bin A’sam yang dilandasi oleh rasa hasad terhadap Rasulullah.
Baca Juga: Kebakaran Hebat Melanda Pasar Induk Kramat Jati, Puluhan Kios Terancam dan 19 Damkar Dikerahkan
Dalam salah satu hadis shahih dijelaskan peristiwa tersebut secara rinci. Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengalami kondisi di mana beliau merasa seolah melakukan sesuatu, padahal sebenarnya tidak. Hingga pada suatu hari, Allah memberikan petunjuk mengenai sebab penyakit beliau dan jalan kesembuhannya melalui perantaraan malaikat.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: سُحِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَانَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا يَفْعَلُهُ حَتَّى كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ دَعَا وَدَعَا ثُمَّ قَالَ: أَشَعَرْتِ أَنَّ اللَّهَ أَفْتَانِي فِيمَا فِيهِ شِفَائِي؟ أَتَانِي رَجُلانِ فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِلآخَرِ: مَا وَجَعُ الرَّجُلِ؟ قَالَ مَطْبُوبٌ ؟ قَالَ : وَمَنْ طَبَّهُ ؟ قَالَ: لَبِيدُ بْنُ الأَعْصَمِ. قَالَ : فِيمَا ذَا؟ قَالَ: فِي مُشُطٍ وَمُشَاقَةٍ وَجُفِّ طَلْعَةٍ ذَكَرٍ. قَالَ فَأَيْنَ هُوَ؟ قَالَ: فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ. فَخَرَجَ إِلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ لِعَائِشَةَ حِينَ رَجَعَ: نَخْلُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ. فَقُلْتُ: اسْتَخْرَجْتَهُ ؟ فَقَالَ: لاَ، أَمَّا أَنَا فَقَدْ شَفَانِي اللَّهُ وَخَشِيتُ أَنْ يُثِيرَ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ شَرًّا ثُمَّ دُفِنَتْ الْبِئْرُ. رواه البخاري ومسلم
Para ulama kemudian memberikan penjelasan penting agar umat tidak salah memahami peristiwa ini. Qadi Iyad menegaskan bahwa sihir tersebut hanya berdampak pada fisik Rasulullah SAW, bukan pada akal, wahyu, maupun keyakinan beliau.
قَالَ عِيَاض : فَظَهَرَ بِهَذَا أَنَّ السِّحْر إِنَّمَا تَسَلَّطَ عَلَى جَسَده وَظَوَاهِر جَوَارِحه لَا عَلَى تَمْيِيزه وَمُعْتَقَده
Dalam Tafsir Munir karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili serta Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam As-Suyuthi, dijelaskan bahwa peristiwa ini menjadi sebab turunnya dua surah perlindungan, yaitu Al-Falaq dan An-Nas, yang dikenal sebagai al-Mu’awwidzatain. Aisyah radhiyallahu ‘anha juga menegaskan keutamaan dua surah ini sebagai pelindung dari gangguan sihir dan kejahatan makhluk.
Baca Juga: Tragedi Berdarah di Pantai Bondi: Penembakan Saat Perayaan Hanukkah Tewaskan 15 Orang
Disebutkan bahwa setiap ayat yang dibaca Rasulullah SAW melepaskan satu ikatan sihir, hingga seluruhnya terlepas seiring selesainya 11 ayat dari Al-Falaq dan An-Nas. Dengan izin Allah, Rasulullah pun sembuh sepenuhnya.
Keutamaan dua surah ini kembali ditegaskan dalam hadits Sunan An-Nasa’i:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ يَا ابْنَ عَابِسٍ أَلَا أَدُلُّكَ أَوْ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ مَا يَتَعَوَّذُ بِهِ الْمُتَعَوِّذُونَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ هَاتَيْنِ السُّورَتَيْنِ
Selain itu, dalam Shahih Bukhari dijelaskan kebiasaan Rasulullah SAW membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sebelum tidur sebagai bentuk perlindungan diri.
Dari seluruh penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa membaca surah Al-Falaq dan An-Nas merupakan benteng spiritual yang sangat kuat dari gangguan sihir, santet, jin, maupun kejahatan manusia. Di sisi lain, umat Islam juga diajarkan untuk menjaga akhlak, berhati-hati dalam ucapan, serta tidak menyakiti orang lain, karena kebencian dan hasad sering kali menjadi pintu awal munculnya niat jahat, termasuk sihir.
Sumber: NU Online





