Dari Pop ke Punk Rock! Plastic Hearts Jadi Era Kebangkitan Otentik Miley Cyrus

Sukabumiupdate.com
Selasa 11 Nov 2025, 15:15 WIB
Dari Pop ke Punk Rock! Plastic Hearts Jadi Era Kebangkitan Otentik Miley Cyrus

Saat Miley Cyrus tampil dalam festival besar, acara penghargaan terkini, energi yang ia bawa gaya rambut mullet, pakaian kulit, dan vokalnya yang kuat merujuk pada fondasi rock solid yang ia bangun.(Sumber: @Miley Cyrus)

SUKABUMIUPDATE.COM - Saat kalender global mulai memasuki kuartal terakhir tahun 2025, suasana refleksi terasa kental di dunia musik. Ini adalah momen yang tepat untuk menilai warisan karya-karya yang dirilis beberapa tahun lalu, melihat bagaimana sebuah album bertahan dari ujian waktu dan terus memengaruhi lanskap musik saat ini. Di tengah hiruk pikuk rilis baru yang mengejar daftar akhir tahun, kita kembali menoleh pada sebuah proyek yang berhasil mendefinisikan kembali identitas seorang superstar global Plastic Hearts dari Miley Cyrus. Album yang dirilis lima tahun  yang lalu ini, awalnya dianggap sebagai kejutan comeback, kini terbukti menjadi masterpiece glam rock yang kokoh.

Seiring kita mendekati garis finish 2025, daya tarik dari transformasi Miley Cyrus dari idola pop menjadi rock queen yang otentik tetap relevan. Plastic Hearts bukan sekadar sebuah album, melainkan sebuah pernyataan berani yang membebaskan suara vokalnya yang serak dan memposisikannya setara dengan ikon-ikon rock yang ia hormati. Dengan sound yang beresonansi kuat dengan nuansa new wave dan glam rock dekade '80-an, era ini membuktikan bahwa otentisitas artistik dan keberanian untuk berubah adalah formula abadi, jauh melampaui tren sesaat yang dominan di akhir tahun 2025 ini.

Cyrus telah menjalani begitu banyak inkarnasi public dari idola remaja Hannah Montana hingga provokator pop Bangerz, hingga eksperimen country-pop yang lebih tenang. Namun, pada tahun 2020, dengan merilis album studio ketujuhnya, Plastic Hearts, ia tidak hanya berganti genre; ia menemukan rumah musikal yang paling otentik dan bertenaga. Album ini bukan sekadar koleksi lagu; ini adalah deklarasi diri, sebuah penghormatan kepada para legenda, dan sebuah masterpiece glam rock modern.

Lirik dan Terjemahan Lagu Used To Be Young - Miley Cyrus, Kisahkan Masa Lalu.Transformasi sonik Miley didukung oleh estetika visual yang sempurna.

Baca Juga: West Java Festival 2025 Suguhkan Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Sunda

Kunci utama di balik kesuksesan Plastic Hearts adalah pengakuan yang telah lama ditunggu-tunggu oleh publik terhadap kekuatan vokal Miley Cyrus. Selama bertahun-tahun, suara alaminya yang serak (raspy) dan guttural sering tersembunyi di balik produksi pop yang halus.

Era Plastic Hearts membebaskan suara ini. Dengan mengambil inspirasi dari rock 'n' roll era '80-an terutama glam rock (Def Leppard, Mötley Crüe) dan new wave (Blondie, The Cars) produksi musiknya menjadi lebih mentah (raw), memberi ruang bagi Miley untuk menyanyi dengan belting penuh tenaga dan growl yang emosional. Penampilan cover "Heart of Glass" dan "Zombie" yang viral sebelum album rilis menjadi pembuka tirai yang sempurna, menunjukkan bahwa ia bukan hanya bisa menyanyikan rock, tetapi menjadi rock.

Lagu-lagu seperti "Midnight Sky" dan title track "Plastic Hearts" secara cerdas memadukan synthesizer new wave yang catchy dengan riff gitar keras, menciptakan keseimbangan antara melodi pop modern yang familier dengan struktur lagu rock yang abadi.

Baca Juga: Banjir Sungai Ciletuh Kepung Mandrajaya Sukabumi, Akses Anak Bersekolah Terputus

Salah satu langkah paling cerdas di album ini adalah kolaborasi dengan ikon-ikon rock sejati: Billy Idol ("Night Crawling") dan Joan Jett ("Bad Karma"). Kolaborasi ini lebih dari sekadar gimmick; itu adalah stempel pengakuan dari para veteran rock bahwa transisi Miley sah.

  • Billy Idol membawa nuansa punk yang gelap dan sinis, melengkapi dinamika vokal Miley yang badass.
  • Joan Jett, sebagai rock 'n' roll queen yang tak terbantahkan, memperkuat pesan pemberdayaan dan anti-kemapanan yang selalu ada dalam karya Miley.

Selain itu, kolaborasi dengan bintang pop kontemporer Dua Lipa dalam "Prisoner" berhasil menarik audiens pop, sekaligus membuktikan bahwa rock/new wave masih relevan dan dapat mendominasi chart modern.

Calvin Harris akhirnya angkat bicara untuk meluruskan rumor perseteruannya dengan Miley CyrusCalvin Harris  pernah berseteru dengan Miley Cyrus perkara musik

Tema Sentral Menghargai Kepalsuan  

Judul Plastic Hearts sendiri merangkum tema sentral album ini. Ini adalah tentang menerima luka, kepalsuan, dan perubahan. Album ini lahir di tengah masa turbulensi pribadi Miley perceraiannya dengan Liam Hemsworth dan kehancuran rumahnya akibat kebakaran hutan.

  • Lirik-liriknya berbicara tentang patah hati ("Slide Away" terasa lebih gelap), pemulihan diri ("Midnight Sky"), dan ketahanan (resilience).
  • "Plastic Hearts" merujuk pada ide bahwa "hati plastik" mungkin palsu, tetapi ketahanannya (tidak mudah pecah seperti kaca atau rapuh seperti emosi) adalah bentuk kekuatan baru.
  • Album ini mengubah rasa sakit menjadi estetika yang glam dan memberdayakan, sebuah filosofi yang sama dengan yang pernah diusung oleh David Bowie dan musisi glam rock lainnya.

Baca Juga: Sukabumi Memerah, BMKG Tetapkan Status Awas Cuaca Ekstrem Hingga Pekan Depan

Transformasi sonik Miley didukung oleh estetika visual yang sempurna. Gaya rambut mullet pirang ala '80-an menjadi ciri khas barunya, dipadukan dengan busana vintage rock, leather, dan bodysuit Mugler.

  • Image ini memberikan kohesi pada keseluruhan proyek. Musiknya terdengar rock 'n' roll, dan penampilannya pun mencerminkan hal itu.
  • Miley bukan hanya menyanyikan peran itu; dia memerankan ikon rock yang dia kagumi, menghadirkan kembali pesona dan energi era musik yang sering dianggap mati.

Plastic Hearts mungkin bukan penjualan terbesar dalam diskografi Miley, tetapi ini bisa dibilang albumnya yang paling kritis dan paling diterima secara universal oleh kritikus dan penggemar yang menghargai musikalitas.

Album ini memposisikan Miley Cyrus bukan sebagai produk industri pop, melainkan sebagai seniman rock yang sah dengan kedalaman vokal dan visi artistik yang jelas. Ini adalah kisah sukses tentang seorang bintang yang akhirnya merasa nyaman di kulitnya sendiri, berteriak di atas panggung dengan mikrofon di tangannya, membuang semua filter pop, dan membiarkan dunia mendengarkan suara yang selalu ada di dalam dirinya. Miley Cyrus telah membuktikan bahwa di tengah zaman pop yang didominasi oleh produksi yang polished, energi mentah dari plastic heart yang kokoh adalah yang paling berharga.

Baca Juga: Lionel Messi Insyaratkan Kembali Memperkuat Barcelona

Hingga menjelang akhir tahun 2025 ini, warisan Plastic Hearts tidak hanya terhenti pada catatan rekor atau tangga lagu. Album ini menjadi cetak biru bagi banyak artis pop kontemporer yang kini berani mengeksplorasi estetika dan sound rock yang lebih keras.

Di tengah dominasi genre yang terus berubah, Plastic Hearts tetap menjadi titik referensi yang konstan, menunjukkan bahwa keberanian dalam berekspresi secara otentik adalah kunci untuk relevansi jangka panjang. Saat Miley Cyrus tampil dalam festival-festival besar maupun acara penghargaan terkini, energi yang ia bawa gaya rambut mullet, pakaian kulit, dan vokalnya yang kuat selalu merujuk kembali pada fondasi rock solid yang ia bangun pada era ini.

Pada akhir tahun 2025 ini, kita bisa melihat Plastic Hearts bukan sebagai akhir dari sebuah perjalanan, melainkan sebagai sebuah kelahiran kembali yang sukses. Album ini mengajarkan bahwa seni sejati datang dari penerimaan diri dan penyaluran emosi yang jujur, bahkan jika itu harus terasa sedikit 'palsu' (seperti hati plastik) namun kokoh.

Miley Cyrus berhasil mengubah turbulensi pribadinya menjadi anthem rock yang universal, meninggalkan warisan musik yang terus bergema di setiap riff gitar dan belting vokalnya yang kuat, mengukuhkannya sebagai ikon rock yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi menciptakan ulang aturannya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini