Soundgarden Resmikan Tempat di Rock and Roll Hall of Fame, Grunge Bergema Lagi!

Sukabumiupdate.com
Minggu 09 Nov 2025, 20:24 WIB
Soundgarden Resmikan Tempat di Rock and Roll Hall of Fame, Grunge Bergema Lagi!

Soundgarden, dengan kehadiran Hiro Yamamoto (bassist pendiri) bersama anggota yang tersisa, Matt Cameron, Kim Thayil, dan Ben Shepherd, resmi dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame, 8 November (Foto: @Only Grunge Page/FB)

SUKABUMIUPDATE.com - Pada Sabtu, 8 November 2025, Soundgarden salah satu pilar utama dari "Seattle Sound" secara resmi dinobatkan ke dalam Rock and Roll Hall of Fame. Acara ini bukan sekadar seremoni penghargaan, melainkan penegasan posisi band ini sebagai kekuatan pengubah permainan dalam sejarah musik rock modern.

Kehadiran anggota pendiri, Hiro Yamamoto, di samping Kim Thayil, Matt Cameron, dan Ben Shepherd, menjadikan malam itu sangat emosional dan bersejarah. Yamamoto, yang menjadi bassist dari tahun 1984 hingga 1989, turut serta dalam pidato penerimaan, menekankan bahwa Soundgarden adalah hasil kolaborasi dan visi yang dibagi sejak awal.

Acara ini juga menjadi penghormatan yang layak bagi mendiang vokalis mereka, Chris Cornell yang dikenal karena jangkauan vokalnya yang sangant mumpuni dan kemampuan menulis lirik yang puitis, Cornell diwakili oleh anak-anaknya. Toni Cornell membawakan "Fell on Black Days," menunjukkan bahwa gema suara grunge masih kuat dan relevan di kancah musik saat ini.

Penampilan panggung yang ditunggu-tunggu menampilkan anggota Soundgarden yang tersisa bersama sejumlah musisi tamu, termasuk Jerry Cantrell (Alice in Chains) dan Mike McCready (Pearl Jam), yang semuanya bersatu untuk merayakan kontribusi unik Soundgarden dalam memadukan heavy metal dengan punk rock yang mentah, menciptakan cetak biru untuk genre grunge yang kemudian menguasai dekade 90-an.

Baca Juga: Terungkap! Tina Ulin Kana Tawakal dalam Spiritualitas Lagu Cing Ciripit

Tribute untuk Chris Cornell: Vokalis legendaris Chris Cornell, yang meninggal dunia pada tahun 2017, dikenang. Putri-putrinya, Lily Cornell dan Toni Cornell, juga hadir, di mana Toni membawakan lagu Tribute untuk Chris Cornell: Vokalis legendaris Chris Cornell, yang meninggal dunia pada tahun 2017, dikenang. Putri-putrinya, Lily Cornell dan Toni Cornell, juga hadir, di mana Toni membawakan lagu "Fell on Black Days" bersama Nancy Wilson dari Heart. (Foto:@Chris Cornell/FB).

Pelantikan ini memperkuat status Soundgarden sebagai band yang musiknya terus ditemukan dan dihidupkan kembali oleh generasi penggemar baru.

Pelantikan Soundgarden pada tahun 2025 ini secara resmi melengkapi tiga dari "Big Four" band Grunge (bersama Nirvana yang dilantik tahun 2014 dan Pearl Jam tahun 2017) yang kini menjadi anggota Rock Hall. Soundgarden diinduksi atas dasar peran perintis mereka; sebagai jembatan antara metal yang berat dan punk yang agresif, mereka menjadi band besar Seattle pertama yang menandatangani kontrak dengan label raksasa, membuka pintu bagi band-band Grunge lainnya ke panggung global. Keunikan mereka terletak pada penggunaan pola waktu yang kompleks dan tuning gitar yang tidak konvensional, menunjukkan kedalaman musikalitas yang melampaui stereotip Grunge.

Alasan kuat dibalik pengakuan Soundgarden meliputi kejeniusan vokal tak tertandingi dari Chris Cornell dan inovasi musik oleh gitaris Kim Thayil. Suara Cornell yang luas dan emosional mendefinisikan musik Soundgarden, sementara Thayil memastikan musik mereka secara teknis menantang dan unik. Album-album seperti Badmotorfinger dan Superunknown diakui sebagai karya monumental yang tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga secara artistik, memenangkan Grammy dan mendefinisikan kancah rock era 90-an.

Baca Juga: Linkin Park Kembali ke Grammy Setelah 15 Tahun, Mengukir Era Baru dengan 'From Zero'

Proyek Sampingan Chris Cornell yang Meluas

Dampak Chris Cornell melampaui Soundgarden, tercermin dalam proyek musik sampingannya yang sukses. Pada tahun 1990, ia membentuk Temple of the Dog sebagai penghormatan kepada sahabatnya, Andrew Wood (Malfunkshun/Mother Love Bone), berkolaborasi dengan calon anggota Pearl Jam (Jeff Ament, Stone Gossard, Mike McCready, dan Matt Cameron). Proyek ini menghasilkan salah satu album Grunge paling emosional. Setelah Soundgarden bubar pertama kali, ia sukses meniti karir solo dan pada tahun 2001, ia mendirikan supergroup Audioslave bersama tiga anggota instrumental dari Rage Against the Machine. Audioslave merilis tiga album multi-platinum, memperluas spektrum musiknya ke hard rock yang lebih funk dan groovy, membuktikan dirinya sebagai salah satu vokalis paling adaptif dan berpengaruh di masanya.

Momen Emosional dan Kontinuitas

Upacara pelantikan, yang baru saja terjadi pada 8 November 2025, menjadi momen emosional dengan reuni Hiro Yamamoto bersama anggota lain, serta penghormatan mendalam kepada Cornell. Kehadiran musisi dari band-band ikonik Seattle lainnya dalam penampilan all-star tidak hanya merayakan Soundgarden tetapi juga semangat komunal dari Seattle Sound. Pelantikan ini menegaskan bahwa pengaruh Soundgarden terhadap musik rock dunia masih sangat terasa dan relevan, menjadikannya tonggak sejarah yang harus dicatat dalam kronik Rock and Roll Hall of Fame.

Soundgarden merilis enam album studio penuh selama karir mereka, di mana karya-karya kunci ini membantu mendefinisikan genre Grunge dan status mereka di Rock Hall. Ultramega OK (1988) dan Louder Than Love (1989) menunjukkan akar sub Pop mereka dan merupakan album awal yang gelap dan berat.

Terobosan komersial datang melalui Badmotorfinger (1991), sebuah album yang menampilkan lagu-lagu dengan pola waktu ganjil (seperti "Outshined"), menetapkan mereka sebagai kekuatan progresif dalam Grunge. Puncak kesuksesan global dicapai dengan Superunknown (1994) yang menampilkan hits global seperti "Black Hole Sun," diikuti oleh Down on the Upside (1996) yang lebih eksperimental sebelum hiatus band.

Grunge "Big Four"

Soundgarden melengkapi tiga band terbesar dari "Big Four" Grunge yang kini masuk ke Rock and Roll Hall of Fame. Mereka berdiri sejajar dengan Nirvana (diinduksi tahun 2014), yang dikenal dengan lirik puitis dan nada pop/punk yang sederhana, serta Pearl Jam (diinduksi tahun 2017), yang menampilkan rock klasik berenergi. Sementara ketiga band ini telah dilantik, salah satu raksasa genre lainnya, Alice in Chains, yang dikenal dengan vokal harmoni gelap dan nuansa doom/metal, saat ini sudah memenuhi syarat namun masih menunggu giliran untuk mendapat pengakuan ini.

Baca Juga: Figur Cinta Laura Dari Bintang Hiburan ke Agen Perubahan

Grunge, atau Seattle Sound, menonjol di antara subgenre Rock lainnya karena sifatnya yang antikomersial dan anti-kemewahan pada saat munculnya. Berbeda dengan glam metal yang mendominasi era 80-an (yang mengedepankan penampilan, rambut panjang, dan produksi bersih), Grunge membawa kembali nuansa DIY (Do It Yourself) dari Punk Rock. Keunikannya adalah gabungan dua elemen yang bertentangan kekuatan sonik heavy metal (riff yang lambat dan berat) dengan emosi dan sikap punk/indie rock.

Hasilnya adalah suara yang berlumpur (muddy), distorsi tebal, dan lirik yang jujur serta membahas isu-isu sosial, alienasi, dan depresi. Keaslian (autentisitas) emosional inilah yang menjadi daya tarik utama dan membuat Grunge menjadi gerakan budaya yang mengubah arah musik Rock global pada dekade 90-an.

Kabar pertama mengenai kehormatan Soundgarden sebagai anggota Rock and Roll Hall of Fame (Class of 2025) sejatinya bukan saat upacara pada 8 November 2025, melainkan berbulan-bulan sebelumnya. Pengumuman resmi mengenai terpilihnya Soundgarden, bersama dengan daftar musisi lain yang akan dilantik, dilakukan oleh pihak Rock & Roll Hall of Fame Foundation pada akhir April 2025.

Pengumuman tersebut biasanya disiarkan melalui acara televisi khusus dan menjadi kabar yang dikonfirmasi oleh media-media musik dan hiburan global. Momen pada 8 November hanyalah acara puncak atau seremoni pelantikan, sementara status mereka sebagai inductee sudah diketahui sejak musim semi.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini