SUKABUMIUPDATE.com - Istilah "tone deaf" belakangan viral digunakan netizen untuk menyindir sikap tidak peka seseorang atau kelompok terhadap situasi sosial dan perasaan publik. Sebenarnya, istilah ini berakar dari dunia musik, yang menggambarkan ketidakmampuan mengenali atau membedakan nada. Kini, maknanya meluas menjadi metafora untuk ketidakmampuan "membaca suasana" dan empati dalam konteks sosial.
Pernahkah Updaters mendengar seseorang menyanyi dengan nada sumbang hingga membuat Anda geleng-geleng kepala, seperti yang terjadi pada seorang artis yang videonya juga cukup viral? Atau, melihat seseorang disebut tone deaf karena unggahan media sosialnya dianggap tidak peka? Istilah ini memang memiliki dua makna yang berbeda. Mari kita bedah tuntas apa itu tone deaf, mulai dari akar musikalnya hingga bagaimana istilah ini digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Memahami Tone Deaf dalam Musik
Secara harfiah, tone deafness atau dalam istilah medis disebut amusia adalah kondisi neurologis langka di mana seseorang tidak mampu membedakan tinggi-rendahnya nada (pitch) dalam musik. Bayangkan musik sebagai sebuah bahasa.
Orang yang benar-benar tone deaf tidak bisa mendengar 'perbedaan kata' dalam bahasa tersebut. Mereka mungkin hanya mendengar serangkaian suara tanpa bisa mengenali melodi atau lagu yang familiar. Kondisi bawaan ini dialami oleh sekitar 4% populasi secara global. Karena bersifat neurologis, amusia tidak bisa disembuhkan hanya dengan latihan.
Baca Juga: Kenapa Musik di Masa Remaja Selalu Bikin Rindu? Begini Penjelasan Ilmiahnya!
Tanda-Tanda "Tone Deaf" Sejati dalam Musik
Bagaimana cara membedakan orang yang benar-benar amusia dengan yang hanya kurang latihan menyanyi? Ciri-cirinya cukup spesifik:
- Tidak Bisa Membedakan Dua Nada yang Berbeda: Bagi mereka, nada C dan G mungkin terdengar sama, bahkan ketika dimainkan secara berurutan.
- Tidak Dapat Mengenali Lagu Sederhana: Lagu-lagu seperti "Selamat Ulang Tahun" atau "Balonku" bisa terdengar seperti suara tanpa pola yang berarti.
- Menyanyi di Luar Nada (Fals): Ini adalah tanda yang paling jelas, dan anehnya, mereka sering kali tidak menyadarinya.
- Sulit Mengikuti Irama (Rhythm): Mereka kesulitan bertepuk tangan mengikuti ketukan drum yang konsisten.
Penting: Mayoritas orang yang menyanyi fals bukanlah penderita amusia. Mereka hanya kurang melatih koordinasi antara telinga (yang mendengar nada) dan pita suara (yang menghasilkan nada). Dengan latihan vokal yang tepat, kemampuan menyanyi mereka bisa membaik secara signifikan
Pergeseran Makna: Dari Studio Rekaman ke Media Sosial
Lalu, bagaimana istilah musik ini bisa meluas ke dunia sosial? Istilah ini digunakan sebagai metafora yang kuat. Layaknya seseorang yang tidak bisa mendengar 'nada' dalam musik, seseorang yang "tone deaf secara sosial" dianggap tidak bisa mendengar atau merasakan 'nada' atau 'suasana' dalam sebuah situasi sosial. Mereka gagal menangkap 'vibes' atau 'mood' orang lain di sekitarnya, sehingga tindakan atau perkataannya terasa sangat tidak sesuai, tidak empatik, dan bahkan menyinggung.
Contoh "Tone Deaf" dalam Kehidupan Sehari-hari
Agar lebih jelas, berikut beberapa contoh yang sering kita temui:
- Dalam Kehidupan Nyata: Tertawa terbahak-bahak saat semua orang di sekitar sedang berduka di acara pemakaman. Atau, contoh lain adalah berjoget-joget merayakan dirinya sendiri saat menyaksikan orang lain kesusahan.
- Di Media Sosial: Mengunggah foto liburan mewah sambil mengeluh tentang stress memilih mobil, padahal banyak pengikutnya sedang menghadapi kesulitan finansial atau bencana alam.
- Dalam Percakapan: Membanggakan nilai ujian yang sempurna kepada teman yang baru saja gagal ujian dan sedang merasa sedih.
Baca Juga: Musisi Pemberontak: Dari Iwan Fals sampai .Feast, Kritik Sosial yang Menggugah
Intinya adalah ketidaksesuaian antara apa yang diucapkan atau dilakukan dengan konteks dan perasaan orang-orang di sekelilingnya.
Apakah Anda Benar-Benar Tone Deaf?
Sebelum Anda khawatir, coba tes sederhana ini:
- Tes Lagu Sederhana: Coba nyanyikan lagu "Indonesia Raya" atau "Balonku" dari awal sampai akhir. Tanyakan pada orang di sebelah Anda, "Apakah mereka bisa mengenali lagu yang Anda nyanyikan?" Jika jawabannya iya, Anda hampir pasti tidak tone deaf.
- Tes Online: Cari kata kunci "tone deaf test online" atau "amusia test" di internet. Tes interaktif ini akan meminta Anda membedakan dua nada yang dimainkan, untuk mengukur kemampuan pendengaran musikal Anda.
Memahami Nada dalam Musik dan Kehidupan
Jadi, tone deaf memiliki dua lapisan makna:
- Secara Musikal: Sebuah kondisi neurologis langka yang membuat penderitanya tidak mampu membedakan nada.
- Secara Sosial: Sebuah sikap ketidakpekaan dan kurangnya empati karena tidak mampu "membaca suasana" dan menangkap perasaan orang lain.
Dengan memahami kedua makna ini, kita tidak hanya menjadi lebih melek musik, tapi juga terlatih untuk menjadi pribadi yang lebih peka dan berempati dalam pergaulan sosial, baik secara langsung maupun di dunia digital.
Sumber: Merriam-Webster/Cambridge Dictionary