Kopi Aing, Racikan Khas dari Sejarah Panjang Perkebunan Kopi di Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Senin 06 Okt 2025, 14:15 WIB
Kopi Aing, Racikan Khas dari Sejarah Panjang Perkebunan Kopi di Sukabumi

Khoerul Anwar, warga Kecamatan Caringin yang akrab disapa Away, merupakan alumni pelatihan barista dari program Kopi Baper (Sumber: dok diarpus)

SUKABUMIUPDATE.com - Ada yang unik di Sukabumi Expo 2025, dimana stand Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) Kabupaten Sukabumi ramai dipadati pengunjung bukan hanya karena buku atau literasi, tapi karena aroma kopi yang menggoda. Ya, di sini ada Kopi Aing, racikan khas yang menjadi daya tarik tersendiri di tengah hiruk pikuk perayaan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155 tahun ini.

Diarpus menghadirkan dua varian unggulan, Kopi Arabika Gunung Wayang Kalapanunggal dan Kopi Robusta Sinagar Nagrak Utara, yang disajikan dengan latar sejarah panjang tentang perkopian di Sukabumi. Tak banyak yang tahu, pada masa VOC, wilayah Sukabumi merupakan daerah pengembangan kopi yang kemudian menjadi salah satu cikal bakal lahirnya Kabupaten Sukabumi 155 tahun silam.

Baca Juga: Eskalasi Global Pasca Insiden Armada Sumud Flotilla, Fokus Spanyol dan Deportasi

Lewat pendekatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), Diarpus tak hanya berbicara soal membaca, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui keterampilan. Salah satu program andalannya, Kopi Baper (Kolaborasi Pintar Melalui Perpustakaan), menjadi wadah pembinaan bagi para pelaku UMKM, termasuk para pengolah kopi lokal.

Salah satu bukti nyatanya terlihat di stand ini. Khoerul Anwar, warga Kecamatan Caringin yang akrab disapa Away, merupakan alumni pelatihan barista dari program Kopi Baper. Kini, ia dipercaya menjadi barista di stand Diarpus pada Sukabumi Expo 2025. Sehari-hari, Away bertugas di Ngejat Café, ruang baca terbuka yang berada di Perpustakaan Daerah Cisaat dan menjadi tempat berkumpulnya pemustaka.

Baca Juga: Diarpus Kabupaten Sukabumi Dukung Workshop Strategi Pengembangan TBM Macatongsir

“Dulu saya belajar meracik kopi di pelatihan Kopi Baper. Sekarang bisa praktek langsung dan menyajikan kopi khas Sukabumi untuk masyarakat di acara sebesar ini,” ungkap Away dengan senyum bangga.

Dalam gelaran Sukabumi Expo, Diarpus hanya menyajikan tiga menu utama: Kopi Aing (Lemon Rock), Kopi Pa Suhe perpaduan susu dan jahe serta Javanese Ice. Pada hari pertama, kopi dibagikan gratis kepada pengunjung dengan target 100 cangkir. Hari kedua, ketiga varian kopi dijual seharga Rp5.000 per cangkir, dan 34 cangkir langsung ludes terjual. Hingga hari ini, stand Diarpus masih terus dipadati antrean pengunjung yang penasaran mencicipi cita rasa kopi lokal.

Baca Juga: Bicara Pemekaran Kabupaten Sukabumi, Tokoh Pajampangan: Jangan Dijadikan Komoditas Politik

Diarpus berencana melangkah lebih jauh dengan menggandeng Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi untuk menyelenggarakan Festival Kopi Sukabumi. Langkah ini diharapkan menjadi momentum untuk mengangkat citra para petani dan pelaku UMKM kopi, sekaligus memperkuat kolaborasi antara literasi dan ekonomi kreatif.

Dengan racikan aroma kopi dan semangat literasi, Diarpus Kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa membaca tak hanya bisa menghangatkan pikiran, tapi juga bisa menyalakan semangat pemberdayaan dari secangkir kopi. (adv)

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini