Polisi Periksa 12 Saksi, Dugaan Bullying Dibalik Kematian Siswi MTs di Cikembar Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Senin 03 Nov 2025, 13:21 WIB
Polisi Periksa 12 Saksi, Dugaan Bullying Dibalik Kematian Siswi MTs di Cikembar Sukabumi

Ilustrasi dugaan bulling (Sumber: co pilot)

SUKABUMIUPDATE.com - Penyelidikan pihak kepolisian masih mendalami penyelidikan kasus dugaan bullying dibalik kematian AK (14) siswi MTsN 3 Cikembar Kabupaten Sukabumi. Hingga saat ini sudah 12 orang saksi dimintai keterangan oleh unit PPA (Perlindungan Perempuan Anak) Satreskrim Polres Sukabumi, baik siswa guru hingga keluarga korban.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono kepada sukabumiupdate.com menegaskan bahwa perkembangan perkara sedang berjalan proses penyelidikan. Hingga saat ini sudah 12 saksi yang dimintai keterangan.

“12 saksi ini terdiri dari siswa dan guru 8 orang, dan saksi dari pihak pelapor 4 orang,” ungkap Hartono, melalui keterangan tertulis, Senin (3/11/2025).

Kasat Reskrim Polres Sukabumi menegaskan para siswa dan guru yang dimintai keterangan, adalah rekan sekolah korban yang nama-namanya tercantum dalam surat wasiat tersebut.

Baca Juga: Respon Aduan SDN Pakuhaji Yang Nyaris Roboh, Disdik Sukabumi: Turunkan Tim Tinjau Lokasi

“Untuk surat wasiat yang menjadi barang bukti perkara kita juga akan melakukan pemeriksaan dengan melibatkan ahli. Kita butuh pembuktian keaslian dari surat tersebut, agar kasus ini terang dan jelas. Sejauh ini kita menduga surat itu ditulis korban sebelum kejadian,” sambung Hartono.

Selain surat wasiat, barang bukti yang diamankan oleh penyidik PPA Polres Sukabumi adalah Handphone milik korban dan serpihan kursi yang diduga digunakan korban untuk mengakhiri hidup.

“Sarung dan kursi dibakar oleh keluarga korban setelah kejadian. Mereka punya pandangan bahwa kedua barang tersebut kurang baik jika dibiarkan. Ya sudah kita amankan sisa serpihan kursi yang tidak terbakar sebagai barang bukti tambahan dalam penyelidikan kasus ini,” pungkasnya.

Baca Juga: 5 Poin Sikap AMSI terkait Gugatan Menteri Pertanian terhadap Tempo

Surat Tulisan Tangan Memunculkan Dugaan Bullying

Siswi MTsN 3 Cikembar Sukabumi berinisial AK (14 tahun), ditemukan meninggal dunia di rumahnya di wilayah Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Selasa malam (28/10/2025). Korban ditemukan tergabung kain sarung di kusen pintu kamar.

Keluarga menolak otopsi dan memilih memakamkan korban pada pada Rabu 29 Oktober 2025. Kematian AK memicu perhatian publik, karena ditemukan dua lembar berisi tulisan tangan yang diduga dibuat oleh korban sebelum peristiwa tragis itu terjadi.

Hari itu juga, keluarga korban resmi melaporkan dugaan bullying ke pihak kepolisian Polres Sukabumi. Dalam surat itu, korban mengungkapkan keinginannya untuk pindah sekolah karena merasa tidak nyaman di lingkungan belajar. Surat tersebut kemudian viral dan memunculkan dugaan adanya tindakan perundungan di sekolah.

Baca Juga: Warga Cisolok Sukabumi Masih Berjuang Bersihkan Lumpur: Minta Status Tanggap Darurat Diperpanjang

Berikut petikan isi surat tersebut.

Mah, kalau misalnya Eneng punya salah sama Mamah, maaf ya. Eneng nggak bermaksud nyakitin hati Mamah. Itu tuh waktu Eneng lagi emosi, lagi marah. Pak, maaf juga kalau Eneng ada salah sama Bapak. Maaf teh (menyebutkan nama) Eneng minta maaf kalau selama ini suka tidak sopan, culudur (tidak sopan), suka marah-marah. Itu semua Eneng lakukan waktu sedang emosi, maaf ya.

Dan teruntuk guru di sekolah, A (nama korban) minta maaf kalau punya salah sama Ibu-bapak semuanya. Dan untuk teman-teman sekelas, emm… A cuma bisa memaafkan buat yang tidak suka nyindir-nyindir A, kayak (menyebutkan empat nama teman sekelas). Yang selebihnya, kalau mau dimaafkan, datang saja ke rumah langsung bicara sama mamah A.

A bukan tidak mau memaafkan kalian atau A bukan dendam, tapi A sudah berusaha memaafkan kalian-kalian yang sering bikin hati A sakit, entah lewat perkataan, perilaku, tapi tidak perkataan mah sering oleh A didapatkan dari si (menyebutkan nama), tidak tahu salah A apa, tapi A merasa (menyebutkan nama) suka sundar sindir ke A, kayak kejadian yang (menyebutkan nama) bilang, “Paeh we, paeh lah” (“mati aja, mati lah”), itu bikin A benar-benar sakit hati.

(Menyebutkan nama), kamu tahu enggak sih waktu kemarin kamu ngadu domba aku, dari situ aku di bikin hancur sehancur-hancurnya. Padahal aku udah nganggep kamu kayak kakak sendiri.

Ini Eneng enggak ngarang atau apa-apa, Eneng cuma pengen nyampein pendapat hati eneng yang udah banyak terluka. Bukan baper bukan apa, tapi Eneng sudah dibuat sakit ku perkataan teman-teman di kelas. Oleh perkataannya, sikap, Eneng sudah capek, Eneng cuman pengen ketenangan. Sebenarnya Eneng pengen pindah sekolah, tapi mamah dan bapak enggak punya uang. Eneng jadi tidak mau sekolah, karena suasana kelas yang seakan nyuruh eneng untuk pergi

Eneng sayang Mamah, Bapak. I love you

Sebenernya masih banyak cerita teh, tapi segini aja we babay

Keluhan Korban Ingin Pindah Sekolah

Sebelum peristiwa tragis ini terjadi, korban memang sudah tak betah melanjutkan pendidikannya di sekolah tersebut. Ibu korban yang menerima keluhan pada awal Oktober 2025 menyampaikan apa yang dirasakan anaknya ke pihak sekolah.

Baca Juga: Monyet Ekor Panjang Turun ke Jalan, Jadi Daya Tarik di Geopark Ciletuh Sukabumi

Pihak MTsN 3 Cikembar dan Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi membenarkan ada aduan tersebut. Sekolah menindak lanjutinnya dengan menyelesaikan permasalahan korban dan kakak kelasnya.

Catatan redaksi: Berita ini ditulis dengan tujuan memberikan informasi kepada publik. Redaksi tidak bermaksud mengglorifikasi atau mendorong tindakan mengakhiri hidup dalam bentuk apa pun. Jika Anda atau orang yang Anda kenal memiliki kecenderungan mengakhiri hidup atau masalah kesehatan mental segera cari bantuan dari tenaga profesional, keluarga, atau layanan yang disediakan pemerintah.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini