SUKABUMIUPDATE.com - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah menuju kemandirian Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui pelaksanaan Program Hutan Tanaman Energi (HTE) di wilayah kerja Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lengkong.
Asisten Perhutani (Asper)/Kepala BKPH Lengkong, Budi Hermawan, menyampaikan bahwa program Hutan Tanaman Energi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan sumber energi yang ramah lingkungan serta berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon dan penanganan pemanasan global.
“Program Hutan Tanaman Energi ini bukan hanya menciptakan sumber energi biomassa, tetapi juga berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mempercepat tutupan lahan, dan mengurangi risiko bencana alam seperti erosi, longsor, serta banjir,” ungkap Budi Hermawan kepada Sukabumiupdate.com, Senin (20/10/2025).
Baca Juga: Tiga Wajah Sukabumi: Hutan, Pengetahuan, dan Ekonomi yang Tumbuh dari Tanah Sendiri
Budi menjelaskan, kegiatan HTE di wilayah BKPH Lengkong mencakup total luas lahan sekitar 4.351 hektare yang tersebar di empat Resort Pemangkuan Hutan (RPH), yaitu RPH Hanjuang Barat, Hanjuang Selatan, Hanjuang Tengah, dan Hanjuang Timur.
Pelaksanaan penanaman dilakukan secara bertahap selama tiga tahun, mulai tahun 2019 hingga 2021, dengan pola tanam sistem cluster. Dari total luasan, 70 persen ditanami tanaman biomassa, sedangkan 30 persen diperuntukkan bagi tanaman pertanian masyarakat melalui sistem Agroforestri.
“Sistem ini dirancang agar kegiatan tanaman biomassa berhasil optimal, tetapi masyarakat tetap bisa beraktivitas dan mendapatkan manfaat ekonomi dari lahan melalui pertanian tumpang sari,” tambahnya.
Tanaman biomassa yang digunakan di antaranya Kaliandra dan Gamal, yang dikenal sebagai jenis tanaman semak cepat tumbuh dan memiliki kemampuan regenerasi alami. Setelah pemanenan dengan pemotongan sekitar 30 cm di atas permukaan tanah, tunas baru akan tumbuh kembali dalam waktu enam bulan.
Selain ramah lingkungan, kedua jenis tanaman ini juga berfungsi meningkatkan kesuburan tanah karena memiliki akar rhizobium dan jamur mikoriza yang dapat menekan pertumbuhan gulma serta memperbaiki struktur tanah.
Baca Juga: Pelaku Pembacokan Siswa di Cibadak Sukabumi Diduga Masih Pelajar, Ini Ciri-cirinya
“Dengan percepatan tutupan lahan dari tanaman biomassa, wilayah yang sebelumnya tergolong tanah kosong kini tertutup vegetasi produktif. Dampaknya sangat positif terhadap konservasi tanah dan air,” jelas Budi.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa kegiatan pemanenan tanaman biomassa dilakukan berdasarkan Rencana Teknik Tahunan (RTT) yang telah ditetapkan dan berpedoman pada Surat Perintah Pelaksanaan Kerja (SPPK) dari Administratur/KPH Sukabumi. Pelaksanaan kegiatan juga mengacu pada Petunjuk Kerja (PK) resmi perusahaan.
Terkait rencana pemanenan tahun 2025, Budi mengatakan bahwa kegiatan tersebut masih menunggu penyelesaian pembangunan pabrik biomassa di Kampung Kebon Kacang Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, yang saat ini berada dalam tahap pra commissioning.
Baca Juga: Siswa SMK di Sukabumi Jadi Korban Pembacokan di Tengah Kemacetan Cibadak
“Pabrik biomassa masih dalam tanggung jawab kontraktor dan belum diserahkan kepada pihak Perhutani. Namun, tidak lama lagi akan dilakukan tahapan commissioning, yaitu pemeriksaan, pengujian, dan verifikasi sistem untuk memastikan seluruh peralatan siap beroperasi sesuai spesifikasi,” pungkasnya.
Dengan berjalannya program Hutan Tanaman Energi ini, Perhutani KPH Sukabumi berharap dapat berkontribusi nyata dalam penyediaan energi ramah lingkungan sekaligus menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan.
Di sisi lain, pihaknya menyebut program tersebut terhitung dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal mulai dari proses pembibitan hingga proses akhir pengolahan tanaman biomassa tersebut.
“Bisa menyerap tenaga kerja lokal dari mulai pembibitan, penanaman, pemeliharaan hingga produksi baik di hulu hingga hilir dari hutan ke pabrik pengolahan. pabrik sendiri memiliki kapasitas produksi hingga 60 ribu ton dalam satu tahun,” pungkasnya.