Otih ODGJ Asal Nagrak Jalani Rehabilitasi, Dua Anaknya Butuh Dukungan untuk Pendidikan

Sukabumiupdate.com
Senin 29 Sep 2025, 23:41 WIB
Otih ODGJ Asal Nagrak Jalani Rehabilitasi, Dua Anaknya Butuh Dukungan untuk Pendidikan

Otih (kedua dari kiri), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Desa Darmareja, Nagrak, Kabupaten Sukabumi saat jalani rehabilitas | Foto : Dok. Warga

SUKABUMIUPDATE.com - Otih, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Desa Darmareja , Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, yang sempat menukar anaknya dengan gitar, kini sudah mendapatkan penanganan. Otih dijemput dari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi pada 19 September 2025 dan langsung dibawa ke Sentra Phalamartha untuk menjalani rehabilitasi.

Operator Sistem Gender dan Anak (Opsiga) Komisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Sukabumi, Arum, menuturkan, penjemputan dilakukan bersama Kepala Desa. Langkah ini diambil agar Otih tidak kembali ke rumah sebelum mendapatkan pemulihan yang lebih terarah.

“Dari Marzoeki Mahdi kita langsung bawa Otih ke Sentra Phalamartha untuk rehabilitasi. Alhamdulillah Bapak Kades ikut mendampingi, karena khawatir kalau dibawa pulang bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Arum kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/9/2025).

Sementara itu, dua anak Otih kini berada dalam pengasuhan sang kakek. Arum menyebut salah satu anak sempat mengalami sakit panas, namun sudah mendapat perawatan dari bidan desa.

Baca Juga: Tinggal di Rumah Tak Layak, Keluarga Kapen di Nyalindung Sukabumi Butuh Uluran Tangan

“Yang sakit itu anaknya yang masih kecil, yang kemarin ditukar gitar. Alhamdulillah sekarang panasnya sudah turun,” tuturnya.

Meski demikian, kondisi anak-anak Otih masih menyisakan pekerjaan rumah. Anak sulungnya, yang menurut catatan adminduk berusia 9 tahun, ternyata sudah 12 tahun berdasarkan keterangan keluarga. Hingga kini, anak tersebut belum pernah bersekolah.

“Itu masih jadi PR kami bagaimana caranya anak Otih bisa mendapatkan hak pendidikannya. Harapan kami seandainya bisa dititipkan di pesantren, Insya Allah akan kita usahakan. Tapi kita juga masih mencari pesantren yang mau menerima anak yatim ini tanpa biaya,” terang Arum.

Lebih jauh, ia mengungkapkan pola asuh anak selama ini banyak dipengaruhi keterbatasan kakeknya yang sudah lanjut usia. Kondisi itu membuat anak lebih sering mengikuti aktivitas kakeknya di sawah dibanding menempuh pendidikan formal.

“Kalau soal psikologis anak, sejauh ini baik-baik saja. Hanya memang kurang perhatian dari orang tua, karena Otih mengalami gangguan jiwa dan kakeknya pun sudah sepuh,” ucap Arum.

Baca Juga: Spotify Hapus 75 Juta Trek Spam AI, Kebijakan Baru Diperketat!

Arum menuturkan, dalam waktu dekat akan dilakukan gotong royong membersihkan rumah Otih. Kegiatan ini juga akan dibantu oleh pihak Sentra Phalamartha.

“Untuk Otih sendiri, bagi kami sekarang sudah aman karena sudah menjalani rehabilitasi,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini