SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cibogo, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, masih bergantung pada jembatan darurat dari bambu untuk keluar masuk kampung mereka. Jembatan sepanjang delapan meter itu sudah berkali-kali diperbaiki secara swadaya oleh warga, namun hanya bertahan sebentar karena material bambu dan kayu cepat rusak.
Sekretaris Desa Bantarkalong, Saepudin, saat dikonfirmasi, mengakui kondisi tersebut. Namun ia menegaskan pembangunan infrastruktur di wilayahnya dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan keterbatasan anggaran dana desa yang harus dibagi ke beberapa dusun.
"Wilayah Kampung Cibogo memang sudah pernah di bangun sebelumnya perkerasan jalan karena memang itu wilayah terpencil. Dana desa setiap tahun dibagi untuk dua dusun. Pada tahun 2022, anggaran pembangunan masuk ke Dusun Cibogo, tapi memang jembatan itu belum terbangun. Jadi bertahap," kata Saepudin kepada sukabumiupdate.com, Kamis (28/8/2025).
Baca Juga: Puluhan Siswa SDN Cipaku Sukabumi Belajar di Lantai Musala Karena Kelas Rusak, Ini Kata Disdik
Menurutnya, Anggaran Dana Desa pada 2023 pembangunan difokuskan ke Dusun Bojonghaur dan Sukamanah. Lalu tahun 2024, giliran Dusun Cibodas dan Sukamanah.
Meski pun Dusun Cibodas mencakup Kampung Cibogo dan Cijangkar, kata Saepudin, anggaran tersebut tidak cukup untuk membangun jembatan karena banyak kebutuhan infrastruktur lain yang lebih mendesak. "Semua dusun punya prioritas pembangunan masing-masing, jadi harus berbagi. Mana yang sudah dan mana yang belum," ujarnya.
Meski begitu, Saepudin menyebutkan bahwa Kampung Cibogo akan kembali masuk dalam agenda pembangunan berikutnya. "Kemungkinan di tahun 2026 pembangunan akan kembali diarahkan ke dusun tersebut. Kami berharap warga bisa bersabar dulu," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Warga Kampung Cibogo, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, secara swadaya bergotong royong memperbaiki jembatan rusak yang menjadi satu-satunya akses keluar masuk kampung.
"Kampung kami terisolir, kami juga setiap hari harus berjuang untuk beraktivitas karena tidak kunjung ada pembangunan dan perhatian dari pemerintah. Jembatan ini sangat penting, tapi sampai sekarang belum juga diperbaiki. Padahal sudah beberapa kali roboh dan membahayakan warga,” kata warga setempat, Andi Reinadi kepada sukabumiupdate.com, Rabu (27/8/2025).
Baca Juga: Menilik Perencanaan Publik dari Balik Meja DPRD
Andi menyebut setidaknya sudah dua kali terjadi musibah warga terjatuh saat melintas akibat kondisi jembatan yang rapuh. "Kesulitannya kalau musim hujan jembatan licin. Sudah dua kali ada warga jatuh. Kami berusaha memperbaiki setahun sekali, tapi tidak cukup. Rasanya kami dianaktirikan, berbeda dengan kampung lain yang lebih dulu mendapat pembangunan," kata dia.
Menurutnya, pemerintah desa maupun kabupaten tak pernah memprioritaskan pembangunan jembatan itu. Padahal jalur tersebut menjadi akses utama warga ke kota, termasuk bagi anak-anak sekolah.
"Harapan terbesar kami, pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten bisa memprioritaskan akses jalan dan jembatan di kampung kami. Karena ini menyangkut keselamatan warga," tegas Andi.