Embah Emas hingga Mama Naib Sepuh, Jampangkulon Rayakan Kemerdekaan dengan Ziarah Sejarah

Sukabumiupdate.com
Jumat 15 Agu 2025, 15:05 WIB
Embah Emas hingga Mama Naib Sepuh, Jampangkulon Rayakan Kemerdekaan dengan Ziarah Sejarah

Sejumlah pihak saat berziarah ke makam tokoh bersejarah di Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-80, Pemerintah Kecamatan Jampangkulon bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kantor Urusan Agama (KUA) Jampangkulon berziarah ke tiga makam tokoh bersejarah. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (15/8/2025), diikuti tokoh masyarakat, sejarawan, dan anggota Paskibra.

Berdasarkan informasi, ziarah dilakukan ke makam Raden Mas Surawidjangga atau Embah Emas di Kampung Pasirpulus, Kelurahan/Kecamatan Jampangkulon; KH Raden Hulaemi (Wadana pertama Jampangkulon tahun 1948) di Kampung Bojonggenteng, Desa Bojongsari; dan Mama Naib Sepuh atau Rama Panghulu di Kampung Puncakhiris, Desa Tanjung.

Camat Jampangkulon, Dading, mengatakan agenda ini merupakan wujud penghormatan terhadap jasa para pahlawan dan tokoh lokal yang berkontribusi besar bagi bangsa dan daerah. “Tradisi ziarah harus terus dilestarikan. Bukan hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga memperkenalkan kepada generasi muda, khususnya anggota Paskibra, tentang tokoh-tokoh penting yang ada di Jampangkulon,” ujar dia kepada sukabumiupdate.com.

Baca Juga: Penulisan Ulang Sejarah RI, Irman: Momentum Sukabumi Angkat Peran dalam Narasi Nasional

Ketiga makam yang diziarahi merupakan saksi bisu perjalanan sejarah dan peradaban Pajampangan. Berikut catatannya:

- Raden Mas Surawidjangga (Embah Emas), kakak dari Raden Surya Natamanggala atau Eyang Santri Dalem Cigangsa Surade, adalah putra Dalem Jagabaya Galuh (Ciamis) yang menolak tunduk pada kekuasaan penjajah. Gejolak politik saat itu membuatnya minggat, lalu melakukan perjalanan melalui Garut Selatan hingga ke Sungai Cikaso.

Pada akhir 1700-an, Embah Emas hijrah ke Jampangkulon dan membuka permukiman baru di Kampung Panimbaan, sebagai cikal bakal wilayah Jampangkulon. Dikenal rendah hati, ia menjadi guru, tabib, dan pelindung masyarakat hingga akhir hayatnya.

- KH Raden Hulaemi menjabat Wadana pertama Jampangkulon pada 1948. Ia dikenal sebagai tokoh pemerintahan yang berwibawa sekaligus ulama yang membimbing masyarakat pasca-kemerdekaan.

- Mama Naib Sepuh (Rama Panghulu) merupakan tokoh agama yang berperan sebagai naib sejak 1920-an. Memberikan kontribusi besar terhadap pembinaan umat dan perkembangan syiar Islam di Pajampangan.

Masyarakat sekitar hingga kini masih merawat makam-makam tersebut sebagai simbol penghormatan, warisan sejarah, serta nilai spiritual dan budaya yang dijaga turun-temurun. Dading menegaskan, kegiatan ini akan dijadikan agenda rutin setiap tahun. “Kita ingin generasi penerus mengenal sejarahnya sendiri. Dari sini mereka bisa belajar tentang keteladanan, pengorbanan, dan cinta tanah air,” tegasnya.

Ziarah kebangsaan ini menjadi momen refleksi bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini tak lepas dari perjuangan para tokoh terdahulu, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Berita Terkait
Berita Terkini