SUKABUMIUPDATE.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi bagian utara sejak Minggu sore hingga malam hari, 3 Agustus 2025, mengakibatkan sejumlah bencana alam. Dari banjir yang merendam pemukiman warga hingga longsor yang menutup akses jalan, sejumlah kecamatan terdampak cukup parah.
Baca Juga: Rumah di Cisaat Sukabumi Ambruk, P2BK: Warga Mengungsi ke Posyandu
Di antaranya, Kecamatan Cicurug menjadi salah satu wilayah dengan dampak cukup luas, meliputi banjir di beberapa desa dan kelurahan serta kejadian tanah longsor.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cicurug, M. Abdul Rizki, mencatat delapan desa dan kelurahan terdampak langsung. Di Kelurahan Cicurug, banjir terjadi di tiga titik, yaitu Kampung Kebon Cau RT 02/02 dengan 30 rumah terendam air setinggi 1 meter, Kampung Babakan Kembang atau Cibeber Hilir dengan 5 rumah terdampak banjir setinggi 80 cm, serta Kampung Lebaksari dengan 3 rumah terendam air setinggi 60 cm.
Baca Juga: Hidup Terasa Kosong? Ini 5 Prinsip untuk Menemukan Tujuan Hidup menurut Psikologi
Di Desa Bangbayang, banjir melanda Kampung Cicatih, menyebabkan 7 rumah terdampak dan satu sepeda motor hanyut terbawa arus. Sedangkan di Desa Mekarsari, terjadi longsor di kawasan Perumahan Bukit Citra Asri (BCA), dengan tinggi tebing longsor mencapai 10 meter dan lebar 15 meter, yang menutup akses menuju Kampung Cicewol dan kawasan perumahan.
Masih di Mekarsari, banjir juga terjadi di Kampung Nyangkoek RW 06 (3 rumah terdampak, ketinggian air 1 meter), Kampung Ciutara RW 01 (10 rumah, 1 meter), serta longsor di jalan lingkungan Kampung Papisangan Lio RT 03/05.
Sementara itu, longsor dilaporkan terjadi di Kampung Penceling, Desa Kutajaya, dan Kampung Cibaregbeg, Desa Caringin, yang mengancam dua rumah warga. Di Desa Pasawahan, banjir melanda Kampung Baru RW 06 dan merendam 30 rumah warga. Sedangkan di Desa Tenjoayu, Kampung Cibeber terendam banjir setinggi 1 meter dan berdampak pada 15 rumah.
Baca Juga: Hilang Di Pantai Minajaya Sukabumi, Mulyono Ditemukan di Muara Cipamarangan
Camat Cicurug, Judi Budimansyah, menuturkan wilayahnya mengalami dampak cukup signifikan, terutama di Kelurahan Cicurug dan Desa Mekarsari.
“Di Kecamatan Cicurug ada delapan desa yang terdampak. Yang paling parah itu di Kampung Kebon Cau, Kelurahan Cicurug, dan longsor di Perumahan Bukit Citra Asri, Desa Mekarsari. Keduanya menjadi perhatian karena satu menutup jalan utama perumahan, satu lagi karena meluapnya air ke rumah-rumah warga,” jelas Judi.
Pihak kecamatan, kata dia, telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi untuk permintaan alat berat guna menangani material longsor yang menutup akses jalan. Namun, ia mengakui, saat ini alat berat masih terfokus di wilayah Jampang yang juga terdampak bencana.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Barat 4 Agustus 2025, Sukabumi Potensi Berawan hingga Hujan
Judi menuturkan, penyebab banjir di wilayah Kelurahan Cicurug tak lepas dari masalah drainase yang tak berfungsi. "Jalur arteri khususnya di Kampung Kebon Cau, saluran drainasenya memang tidak bekerja sebagaimana mestinya, bahkan sebagian tertutup dan dangkal. Air akhirnya melimpas ke rumah-rumah warga yang berada di belakang jalur tersebut,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, limpasan air juga masuk melalui kawasan Rumah Sakit Bhakti Medicare, yang menunjukkan adanya penyempitan saluran. Pihak kecamatan akan mengusulkan perbaikan sistem drainase ke Kementerian PU melalui jalur resmi.
Sementara itu, Lurah Cicurug, Saep Purnama, mengungkapkan bahwa luapan air di Kampung Kebon Cau cukup mengkhawatirkan. Dengan curah hujan tinggi selama 2–3 jam, sistem aliran sungai dan selokan tidak mampu menahan debit air.
Baca Juga: Hidup Terasa Kosong? Ini 5 Prinsip untuk Menemukan Tujuan Hidup menurut Psikologi
“Dari 30 kepala keluarga yang terdampak, ada 7 KK dengan total 16 jiwa yang kami imbau untuk sementara mengungsi ke dua rumah tetangga, karena sampai pukul 21.00 WIB hujan masih turun dan air sempat mencapai sepinggang orang dewasa,” terang Saep.
Saat ini, pihak kelurahan dan kecamatan tengah melakukan pendataan lanjutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan darurat serta rencana perbaikan infrastruktur.