SUKABUMIUPDATE.com - Sebagian dari 50 kepala keluarga terdampak bencana banjir bandang, yang menerjang pemukiman di Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, masih mengungsi. Warga khawatir dengan ancaman banjir luapan sungai Cibeureum jika hujan deras kembali melanda kawasan tersebut.
Banjir luapan sungai Cibeureum yang terjadi Senin 28 Juli 2025 sekitar pukul 16.00 WIB, merendam dan merusakan sedikitnya pemukiman yang dihuni oleh 30 kepala keluarga. Saat kejadian mereka bahkan harus dievakuasi karena ketinggian banjir sudah lebih dari 1 meter.
Kepala Desa Rambay, Yanto, menjelaskan beberapa rumah mengalami kerusakan, peralatan rumah tangga dan pertanian warga juga hanyut terbawa banjir. Selain merendam pemukiman, luapan sungai juga merusak jembatan gantung yang menjadi satu-satunya akses penghubung antar kampung.
Baca Juga: Kacamata Ilmu Administrasi Publik: Kebijakan Penambahan Rombel Ala KDM Rampas Hak Guru dan Siswa
Jembatan tersebut putus diterjang banjir Sungai Cibeureum, sekitar 50 KK di Kampung Cibeureum RT 01 terisolir. "Jembatan gantung yang menghubungkan kampung terputus. Sekitar 50 KK, 100 jiwa lebih di sana sekarang terisolasi, dan kami dari pemerintah desa berusaha mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman," jelas Yanto kepada sukabumiupdate.com, Rabu (30/7/2025).
Kondisi ini menyulitkan pergerakan warga dari lokasi pengungsian ke rumah mereka yang terdampak banjir. Warga terpaksa melintasi sungai dengan bantuan tali yang dibentangkan.
"Kondisi warga sangat memprihatinkan. Banyak dari mereka menyelamatkan diri tanpa sempat membawa pakaian maupun logistik. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi makanan, pakaian, obat-obatan, alat mandi, dan logistik lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Potret Makan Bergizi Gratis di Pelosok Sukabumi, Naik Perahu Arungi Sungai Cikaso
Pemerintah desa saat ini tengah berkoordinasi dengan kecamatan dan BPBD Kabupaten Sukabumi untuk penanganan warga terdampak bencana. "Kami baru saja bangkit dari musibah sebelumnya, dan sekarang warga kami kembali dihantam bencana," tutup Yanto.
