KDM ke Lokasi Insiden Cidahu Sukabumi, Rumah Retret Pelajar Kristen Dirusak Massa

Sukabumiupdate.com
Senin 30 Jun 2025, 14:00 WIB
KDM ke Lokasi Insiden Cidahu Sukabumi, Rumah Retret Pelajar Kristen Dirusak Massa

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi kunjungi rumah singgah di Cidahu Sukabumi yang dirusak massa karena gelar retret pelajar kristen (Sumber: su/ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi rumah singgah di Tangkil Cidahu Kabupaten Sukabumi, Senin (30/6/2025). Pria yang akrab disapa KDM ini datang bersama pengurus rumah yang viral, karena dirusak massa saat menggelar retret pelajar kristen pada Jumat, 27 Juni 2025.

Kedatangan KDM ini langsung menyedot perhatian warga sekitar. Reporter Ibnu Sanubari yang sempat live di media sosial sempat dilarang oleh pria yang datang bersama Dedi Mulyadi.

Kedatangan KDM ke Cidahu ini merespon insiden pembubaran retret pelajar kristen di rumah singgah atau villa. Sebelumnya lewat akun medsosnya, KDM menegaskan akan menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga: SPMB 2025: Hanya Tersisa 157 Lulusan SMP, Sekolah Swasta di Kota Sukabumi Berjuang Cari Murid Baru

Dalam konten itu, KDM bersama pria yang disebut sebagai penanggung jawab bangun yang digunakan sebagai lokasi retret pelajar kristen di Tangkil Cidahu. Pria yang bersama KDM dalam konten tersebut, menegaskan bahwa bangunan itu adalah rumah pribadi, yang memang sering digunakan oleh anak-anak kurang mampu untuk berbagai kegiatan, khususnya pembinaan mental dan karakter.

“Rumah pribadi yang diperuntukan bagi saudara-sarudara kita yang kurang beruntung, pembinaan mental. retret klo bahasa keren sekarang. Kalau yang kaya tidak disitu,” jelas pria tersebut menjawab pertanyaan KDM dalam akun medsosnya.

Forkopimda Sukabumi Bahas Insiden Cidahu

Baca Juga: Mau Masuk Sekolah Kedinasan IPDN? Simak Persyaratan dan Administrasi yang Diperlukan

Saat KDM berkunjung ke lokasi rumah tersebut, Forkopimda dan MUI Kabupaten Sukabumi tengah menggelar musyawarah di Polres Sukabumi, Senin (30/6/2025) untuk mencari langkah penyelesaian.

Sebelumnya, pasca viral para tokoh agama di Sukabumi menjelaskan kejadian itu adalah puncak kemarahan warga sekitar yang sebelumnya sudah memberikan peringatan kepada pemilik bangunan, soal penolakan terhadap kegiatan keagamaan di lokasi tersebut. Forum pimpinan kecamatan Cidahu bersama tokoh agama, warga dan pemuda juga sudah melakukan pertemuan, yang intinya menyatakan bahwa kerusakan fasilitas akan diperbaiki.

Tim Kementerian HAM Dikirim ke Sukabumi

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memerintahkan stafnya meninjau lokasi insiden pembubaran retret pelajar Kristen di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Pigai juga mengatakan akan lebih duky memastikan laporan peristiwa ini.

Baca Juga: Sopir Tewas di Tempat! Truk Bermuatan Kayu Jati Masuk Jurang di Tegalbuleud Sukabumi

“Tanpa laporan kami juga jalan,” kata Pigai melalui pesan pendek, dikutip dari Tempo pada Senin (30/6/2025). “Saya perintahkan staf cek di sana. Jadi kami akan beri update.”

Diketahui, pembubaran retret pelajar Kristen ini terjadi di Kampung Tangkil RT 04/01 Desa Tangkil. Pembubaran terjadi seiring dengan terjadinya dugaan perusakan bangunan yang sebelumnya disebut rumah singgah oleh sejumlah warga pada Jumat (27/6/2025). Rekaman aksi ini viral di media sosial.

Adapun latar belakangnya, masyarakat memprotes penggunaan rumah itu yang disebut dijadikan tempat ibadah, padahal tidak memiliki izin untuk aktivitas tersebut. Pemilik rumah dikabarkan sudah diingatkan sejak April 2025, namun kegiatan ibadah tetap berulang hingga puncaknya pada Jumat siang.

Baca Juga: 30 Contoh Soal Tes Terstandar SPMB Jabar Tahap 2: Literasi, Numerik dan Jawabannya!

Informasi terbaru dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), kejadian ini adalah pembubaran kegiatan retret pelajar Kristen. GAMKI menyebut aktivitas itu dibubarkan oleh sekelompok warga dengan alasan perizinan. Bahkan, diduga terjadi perusakan dan intimidasi.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sukabumi Tri Romadhono menyatakan bahwa pihaknya sejak awal telah berkoordinasi dengan Forkopimcam Cidahu dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam menangani persoalan tersebut.

“Insiden ini terjadi karena reaksi spontan warga atas rumah tinggal yang digunakan sebagai tempat ibadah tanpa izin resmi. Ini bukan gereja, dan bukan pula tempat ibadah resmi. Ini rumah tinggal yang dipakai untuk kegiatan keagamaan secara tidak semestinya,” ujar dia.

Baca Juga: BMKG Sebut Aktivitas Sesar Lembang Picu Gempa Dangkal M2,7 di Cimahi

Dari hasil pengecekan di lokasi, kerusakan yang terjadi tidak signifikan. Namun sebagai langkah penyelesaian, warga telah menyatakan kesediaannya mengganti kerugian dan membuat surat pernyataan bersama untuk menjaga kondusifitas wilayah.

“Ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang. Warga Cidahu juga telah sepakat untuk menjaga suasana damai dan rukun,” ujar Tri.

Ia menegaskan pentingnya deteksi dini terhadap potensi konflik sosial serta peran aktif dari RT, RW, dan pemerintah desa dalam pendataan aktivitas warga yang tidak biasa. “Jika ada kegiatan keagamaan, harus melalui mekanisme izin yang benar. FKUB mewakili seluruh agama yang ada untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan,” katanya.

Baca Juga: Viral Anggota DPRD Banten Titip Siswa di SPMB, Ini Kata Ombudsman dan Wamen Dikdas

Tri juga meluruskan informasi yang beredar di luar bahwa telah terjadi perusakan gereja. “Itu tidak benar. Yang terjadi bukan perusakan gereja, melainkan rumah tinggal yang difungsikan tidak sesuai. Ini perlu diklasifikasi agar tidak menimbulkan salah paham lebih luas,” kata dia.

Diketahui, rumah ini milik warga bernama Maria Veronica Nina yang berdomisili di DKI Jakarta, namun dikelola oleh adiknya, Wedi bersama Jongky dan istri. Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengelola rumah belum memberikan keterangan langsung kepada media.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini