Cegah DBD, Dinkes Sukabumi Fogging dan Edukasi Warga di Cibadak

Sukabumiupdate.com
Selasa 24 Jun 2025, 21:09 WIB
Cegah DBD, Dinkes Sukabumi Fogging dan Edukasi Warga di Cibadak

Dinkes Kabupaten Sukabumi melakukan fogging di Cibadak upaya antisipasi peningkatan Demam Berdarah Dengue (DBD) | Foto : Puskesmas Cibadak

SUKABUMIUDATE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi melalui UPTD Puskesmas Sekarwangi melakukan upaya penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kampung Pangasahan, Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin, 23 Juni 2025, setelah ditemukannya peningkatan kasus di wilayah tersebut.

Perawat Puskesmas Sekarwangi, Hendra Firmansyah, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari rumah sakit mengenai pasien yang positif DBD. Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan lapangan.

“Saya mendapatkan informasi kemarin, ada surat dari rumah sakit bahwa ada pasien yang terjangkit DBD dan ingin diperiksa. Waktu hari Sabtu kemarin kami croscek dulu, khawatir penyebarannya hanya satu orang, ternyata lebih dari lima pasien,” ujar Hendra.

Ia menyebut, rentang waktu antara pasien pertama dan terakhir cukup dekat, sekitar dua minggu. Saat melakukan pengecekan di lingkungan tempat tinggal pasien, ditemukan banyak potensi tempat berkembang biaknya nyamuk, termasuk botol dan ember kecil yang berisi air tergenang.

Baca Juga: Soroti Isu Pengangguran dan Calo Kerja, Sekda Jabar Dorong Pemanfaatan Loker Digital

“Pas dilihat lingkungannya memang agak banyak sampah. Di ember-ember kecil, botol-botol, ditemukan jentik nyamuk. Maka kami lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terlebih dahulu sebelum dilakukan fogging,” ungkapnya.

Upaya fogging baru bisa dilakukan setelah adanya edukasi kepada warga dan kerja sama dengan pihak RT dan RW. Menurut Hendra, edukasi sangat penting agar fogging tidak sia-sia jika masyarakat masih membuang sampah sembarangan.

Namun, kendala tetap ada. Salah satunya adalah penolakan dari sebagian warga terhadap fogging karena khawatir terhadap dampaknya pada hewan peliharaan.

“Ada beberapa rumah yang menolak difoging. Mereka khawatir dengan hewan peliharaan, padahal sudah kami jelaskan bahwa fogging ini aman. Tapi kalau memang menolak, kami juga tidak bisa memaksa,” katanya.

Hendra berharap, kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan bisa meningkat, terutama di titik-titik rawan seperti drainase, tebing, dan sekitar sungai.

“Harapan dari Puskesmas, masyarakat bisa mulai dari diri sendiri. Jangan cuek, karena kalau buang sampah sembarangan ke sungai atau solokan, apalagi di daerah sawit yang airnya menumpuk, itu bisa jadi sarang nyamuk,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini