SUKABUMIUPDATE.com - Ancaman gelombang baru Covid-19 mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi untuk kembali siaga. Mengikuti arahan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kota Sukabumi mulai memperkuat strategi pencegahan dan penanganan. Langkah ini menyusul peningkatan kasus virus di sejumlah negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura, yang didominasi varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, dan NB.1.8.
Kemenkes merilis Surat Edaran Nomor SR.03.01/C/1422/2025 pada 23 Mei 2025, yang menjadi dasar instruksi ini. Dalam edaran tersebut, seluruh daerah diminta untuk kembali menggalakkan sosialisasi protokol kesehatan, meningkatkan deteksi dini di fasilitas kesehatan, dan melakukan pemetaan risiko untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Kepala Dinkes Kota Sukabumi Dr. Reni R. Muthmainnah, M.Kes. menyatakan pihaknya, terutama bersama Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), telah menyiapkan langkah strategis. “Sistem yang selama ini berjalan akan lebih diperkuat, khususnya aspek edukasi kepada masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta kewaspadaan di seluruh fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit,” kata dia kepada sukabumiupdate.com, Kamis (19/6/2025).
Reni menjelaskan langkah-langkah edukatif dan preventif tersebut bertujuan mencegah terjadinya lonjakan kasus yang dapat membebani fasilitas kesehatan. Meski begitu, hingga saat ini Dinkes belum mencatat penemuan kasus Covid-19 baru di Kota Sukabumi. “Kami juga mengintensifkan deteksi dini untuk memastikan varian baru dapat teridentifikasi lebih awal dan mencegah penularan lebih luas,” ujarnya.
Baca Juga: Deteksi Dini Penyakit, Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Cek Kesehatan Gratis via Aplikasi SatuSehat
Belajar dari Pandemi Sebelumnya
Pengalaman Kota Sukabumi menghadapi pandemi sejak 2020 menjadi pelajaran berharga dalam menyusun strategi kekinian. Kasus pertama Covid-19 di Kota Sukabumi diumumkan pada 1 April 2020 di Balai Kota Sukabumi. Momen tersebut menjadi catatan sejarah bagi kota ini, karena pandemi langsung memukul berbagai sektor kehidupan.
Sejak ditemukan, kasus terus meningkat dan pemerintah daerah melakukan pemodelan strategi penanganan dan pengendalian terbaik seiring dengan berkembangnya virus mematikan itu. Dalam catatan sukabumiupdate.com, kota yang memiliki tujuh kecamatan ini pernah mengalami penurunan kasus Covid-19 dan masuk ke zona hijau pada Mei dan Juni 2020. Bahkan ketika itu Kota Sukabumi dijadikan model untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau secara langsung persiapannya.
Masuknya Kota Sukabumi ke zona hijau disebabkan adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tingkat Jawa Barat, sehingga saat itu positivity rate Kota Sukabumi berada di angka 1-2 persen. Positivity rate sendiri adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.
Kini, dengan hadirnya varian baru, ancaman Covid-19 kembali nyata. Varian-varian ini memiliki potensi penularan tinggi sehingga memaksa semua pihak untuk tidak lengah. Kemenkes meminta seluruh daerah, termasuk Kota Sukabumi, untuk memastikan fasilitas kesehatan tetap waspada. “Fokus kami adalah menjaga agar masyarakat kembali sadar akan pentingnya protokol kesehatan seperti mencuci tangan," kata Reni.
Dinkes juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam meminimalkan dampak Covid-19. Masyarakat diimbau menjaga pola hidup bersih dan melaporkan gejala kesehatan mencurigakan. “Kolaborasi antara pemerintah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci utama agar kita bisa melewati tantangan ini,” ujarnya. (ADV)