SUKABUMIUPDATE.com - Antusias luar biasa tampak pada puncak perayaan Larung Saji Syukuran Nelayan Ujunggenteng ke-59 pada Selasa, 10 Juni 2025. Tak hanya diikuti warga Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, namun juga masyarakat dari luar desa dan berbagai wilayah di Pajampangan. Mereka turut meramaikan tradisi ini.
Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng, Asep Jeka, mengatakan Larung Saji tahun ini terasa istimewa karena kembali dilaksanakan di tengah laut setelah dua tahun vakum akibat cuaca buruk dan kendala teknis. “Bukan hanya tradisi, tapi juga bentuk rasa syukur kami sebagai nelayan atas rezeki dari laut yang Allah SWT limpahkan. Tahun ini alhamdulillah bisa digelar di laut seperti dulu,” ujar dia kepada sukabumiupdate.com.
Tradisi larung dimulai dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama dari MUI Desa Ujunggenteng, sebelum dua jempana dilepaskan ke laut. Masing-masing jempana dihias ornamen lobster dan ikan layur, dua hasil tangkapan laut utama di wilayah ini. Salah satu jempana berisi tumpeng, masakan telur, dan olahan daging ayam. Sementara jempana lainnya memuat buah-buahan, sayuran, dan kue.
Baca Juga: Pesona Larung Saji di Ujunggenteng Sukabumi: Syukuran Nelayan Jadi Magnet Wisata dan Budaya
Jempana-jempana itu diarak dari bibir pantai menuju laut sejauh sekitar 10 kilometer, menggunakan lima perahu diesel (kapal motor) dan puluhan perahu kecil jenis fiber, yang dipadati warga dan wisatawan yang turut meramaikan perayaan. Perahu-perahu tersebut dihias meriah, menambah semarak suasana syukuran.
Setibanya di tengah laut, momen pelarungan jempana pun berlangsung khidmat dan meriah. Dihiasi atraksi para nelayan yang berenang dan berebut memungut uang koin dan kertas yang dilempar dari atas perahu oleh para pemilik kapal maupun warga. “Atraksi ini menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur. Banyak juga warga yang memanfaatkan momen ini untuk merasakan naik perahu dan ikut larut dalam euforia syukuran,” kata Asep.
Larung Saji tidak hanya melestarikan tradisi leluhur, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkuat identitas nelayan Ujunggenteng sebagai penjaga laut dan pewaris kekayaan maritim. Syukuran nelayan ke-59 ini mengakat tema Ngajaga Laut Kidul Ku Budaya.