BPBD Catat 81 Bencana di Sukabumi pada Mei 2025, Terbanyak Akibat Angin Kencang

Sukabumiupdate.com
Selasa 03 Jun 2025, 19:14 WIB
Kondisi rumpun bambu yang rungkad diterjang angin kencang di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Selasa (6/5/2025). (Sumber : P2BK Sukabumi)

Kondisi rumpun bambu yang rungkad diterjang angin kencang di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Selasa (6/5/2025). (Sumber : P2BK Sukabumi)

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat lonjakan signifikan kejadian bencana alam sepanjang bulan Mei 2025. Dalam kurun waktu satu bulan, sebanyak 81 bencana melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Agung Koswara Adiwiguna, jenis bencana yang paling dominan adalah angin kencang dengan total 52 kejadian, disusul oleh 25 kejadian tanah longsor dan 3 kejadian banjir.,

"Selama bulan Mei 2025, kami mencatat sebanyak 81 kejadian bencana di Kabupaten Sukabumi yang tersebar di 26 kecamatan," kata Agung dalam keterangannya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (3/6/2025).

Adapun rentetan bencana tersebut berdampak langsung pada 434 kepala keluarga atau 911 jiwa. Dari jumlah tersebut, empat kepala keluarga (14 jiwa) terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara 14 kepala keluarga (44 jiwa) berada dalam kondisi terancam.

"Alhamdulillah tidak ada korban meninggal dunia atau luka-luka dalam peristiwa-peristiwa ini. Tapi kewaspadaan tetap kami tingkatkan mengingat sebagian wilayah masih berpotensi mengalami bencana lanjutan," ujarnya.

Baca Juga: BPBD dan Dinsos Sukabumi Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Puting Beling di Cicurug

Kata Agung, dampak paling nyata dari bencana tersebut terlihat pada kerusakan infrastruktur pemukiman. Tercatat 445 rumah warga rusak, dengan rincian 310 rumah rusak ringan, 112 rusak sedang, dan 23 rusak berat. Selain itu, sejumlah fasilitas umum ikut terdampak, yakni meliputi dua saluran air, dua tempat ibadah, tiga sarana pendidikan, tiga sarana kesehatan, tembok penahan tanah (TPT) dan sepuluh titik akses jalan.

Agung mengungkapkan bahwa wilayah utara Kabupaten Sukabumi menjadi kawasan dengan intensitas bencana tertinggi. Berdasarkan peta sebaran BPBD, Kecamatan Cicurug, Parungkuda, dan Cibadak termasuk daerah dengan frekuensi bencana tertinggi, ditandai dengan zona merah yang menunjukkan lebih dari 10 kejadian dalam sebulan.

Selanjutnya Agung mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, terutama menghadapi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang dan longsor yang rentan terjadi di masa pancaroba. "Edukasi kepada masyarakat menjadi kunci penting. Kami juga terus memperkuat sistem peringatan dini dan koordinasi lintas sektor untuk mempercepat respons penanganan," tandasnya. (Adv)

Berita Terkait
Berita Terkini