Membaca Kembali Kisah Cibadak Sukabumi yang Hancur oleh Bom Pesawat Inggris

Rabu 11 Januari 2023, 10:21 WIB
Pesawat Mosquito Inggris saat melakukan persiapan untuk menjatuhkan bom di Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Crown via Yayasan Dapuran Kipahare

Pesawat Mosquito Inggris saat melakukan persiapan untuk menjatuhkan bom di Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Crown via Yayasan Dapuran Kipahare

SUKABUMIUPDATE.com - Selain kendaraan tradisional nayor yang sudah diulas beberapa waktu lalu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, juga menyimpan catatan menarik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Tugu di depan gedung SDN III Cibadak menjadi saksi bisu peristiwa jatuhnya bom oleh Inggris.

Awal 2021, sukabumiupdate.com sudah pernah memuat tulisan sejarah perjuangan di Cibadak. Namun tak ada salahnya kembali membaca cerita perlawanan itu.

Kekalahan Inggris dalam Perang Konvoi I yang berlangsung pada 9 Desember 1945 atau lebih dikenal Perang Bojongkokosan, memicu amarah yang luar biasa. Pimpinan sekutu di Batavia sangat geram dan merasa terhina. Apalagi mereka merupakan pemenang Perang Dunia II, namun dipecundangi gerombolan dari Sukabumi.

Baca Juga: Membongkar Sejarah Nayor di Cibadak, Topik Skripsi Mahasiswa Asal Sukabumi

Pengeboman Cibadak oleh Inggris

Setelah mengalami kekalahan dalam Perang Konvoi I, komandan pasukan Inggris di Jakarta Philip Christison memerintahkan angkatan udaranya (Royal Air Force atau RAF) untuk melakukan serangan balasan. Tak menunggu lama, tentara Inggris langsung mencari titik sumber serangan terhadap mereka. Bukan hanya tenaga telik sandi yang disebar, namun dalam upayanya mendapatkan informasi tersebut juga mereka mengerahkan sejumlah pesawat pengintai.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan alasan Cibadak menjadi target penyerangan adalah karena Inggris mengira pejuang Sukabumi bersembunyi di wilayah ini. Selain itu, alasan lainnya adalah intelijen militer Inggris yang juga menyimpulkan bahwa pusat pertahanan para pejuang Indonesia adalah Cibadak karena lokasi tersebut terletak di antara Bojongkokosan dan Cikukulu (dua tempat di mana tentara Inggris menderita korban yang cukup banyak).

"Mereka langsung memerintahkan untuk meratakan Cibadak dengan tanah. Asumsinya Cibadak adalah tempat berkumpul para pejuang yang menyerang di Bojongkokosan," kata Irman yang juga penulis buku Soekaboemi the Untold Story.

Padahal Komandan Resimen 13 TKR atau Tentara Keamanan Rakyat yang membawahi Sukabumi dan Cianjur saat itu, Letnan Kolonel (Purn) Eddie Soekardi mengungkapkan bahwa pasukannya tidak pernah membangun basis perjuangan di Cibadak. "Mereka kecele, kita tidak pernah berbasis di sana," ungkapnya dilansir dari Historia.

Maka sehari setelah mendapat hantaman di Bojongkokosan dan Cikukulu, pada 10 Desember 1945, dari pangkalan udara Kemayoran, Jakarta, bergeraklah kurang lebih satu skuadron tempur RAF dengan 13 pesawat.

Mereka terdiri dari empat Mosquito (sejenis pesawat pemburu dan pembom buatan Inggris) yang membawa hulu ledak di setiap delapan bomnya dan enam Thunderbolt (pesawat pembom yang memuat 500 pound bom, bom terberat yang pernah dijatuhkan saat itu di Pulau Jawa), termasuk ada pula pesawat jenis Beaufighter.

Sebelum mulai menjatuhkan bom, kata Irman, tahap pertama yang dilakukan RAF adalah menyebarkan terlebih dahulu ribuan pamflet ke daratan Cibadak. Mereka meminta para pejuang Indonesia menyerah dan penduduk sipil menyingkir meninggalkan rumah. Namun karena tak ada respon, dari pihak TKR dan kelompok lasykar, maka beberapa jam kemudian mereka langsung melakukan pemboman secara membabi buta.

"Para pilot diinstruksikan untuk menghapus Cibadak dari peta," kata Irman. "Para pilot melihat di sepanjang jalan banyak truk dan tank bergeletakan di jalanan bekas perang yang berlangsung sehari sebelumnya. Pesawat mereka juga sempat terkena badai hujan sebelum tiba di Cibadak," imbuh dia.

Baca Juga: Angan Bung Karno di Sukabumi: Sulap Palabuhanratu Jadi Las Vegas Indonesia

Irman mengungkapkan serangan udara itu disebut dalam buku The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division karya Kolonel A.J.F. Doulton sebagai The Heaviest Airstrike in 'Java War' atau serangan udara terhebat dalam 'Perang Jawa'.

Serangan ini dimulai dari setelah Jembatan Pamuruyan, pertokoan, pertigaan Cibadak, Kebon Randu, dan sekitar Sekarwangi.

Kala itu sebagian besar penduduk Cibadak telah mengungsi dan hanya menyisakan beberapa kelompok pejuang yang bersembunyi di sejumlah tempat, antara lain di bawah jembatan kereta api Pamuruyan, jembatan Leuwi Goong, dan Jembatan Cikolawing. Sementara beberapa penduduk yang enggan mengungsi masih menempati rumah-rumah mereka di wilayah itu.

"Bom-bom mulai dijatuhkan dan senjata mulai dimuntahkan ke hampir seluruh penjuru Cibadak. Hal itu mengakibatkan kebakaran hebat terjadi di sana-sini dan bangunan hancur sebagai akibatnya. Di stasiun kereta api, seorang petugas sinyal juga menjadi korban tembakan pesawat Mosquito," ujar Irman.

Cibadak dibuat tidak berdaya. Hampir sebagian besar wilayahnya menjadi lautan api lengkap dengan asap tebal. Kondisi kota menjadi porak-poranda. Puluhan mayat bergelimpangan di jalan-jalan dan sebagian dari mereka merupakan pejuang Indonesia atau penduduk sipil yang tidak sempat menyingkir ke tempat aman saat serangan udara Inggris dimulai siang itu.

Baca Juga: Setahun Dibuka, Wajah Baru Lapang Merdeka Sukabumi dan Kisah Berdirinya Hotel Victoria

Perlawanan Terhadap Inggris

Irman mengatakan pada awalnya tidak ada perlawanan apa pun terhadap serangan udara Inggris tersebut. Cibadak seolah menjadi sandsack alias karung pasir yang terus dihujani pukulan. Tetapi, beberapa pesawat tempur Inggris mulai ditembaki mesin dengan kaliber berat dari bawah.

Di tengah pemboman itu, ada suatu kisah heroik. Salah seorang pejuang muda dari Nagrak sekaligus anggota TKR bernama Ojong Bantamer nekat memanjat pohon kelapa sambil membawa senjata ringan dan menembaki pesawat Inggris dari atas pohon. Dia berteriak dengan lantang menantang pasukan tempur tersebut.

"Bantamer sang pemberani itu tetap selamat sesudah peristiwa tersebut. Namun kemudian dia dikisahkan gugur saat mencegat konvoi di dekat talang Degung ketika Agresi Militer Belanda I tahun 1947," kata Irman.

Penembakan yang dilakukan Bantamer ketika penyerbuan Cibadak ternyata menimbulkan kerusakan serius pada pesawat Thunderbolt yang memaksanya kembali ke Kemayoran setelah menjatuhkan beberapa bom beratnya.

Hancurnya Cibadak di Tangan Inggris

Salah satu tempat yang menjadi saksi bisu pemboman tersebut adalah tugu di depan gedung SDN III Cibadak. Konon katanya, tugu itu merupakan bom yang tidak meledak. Selain itu, ada juga tiga makam dengan tulisan Ujang, Karim, dan Majen. Mereka diduga sebagai korban yang meninggal akibat terkena bom pesawat RAF.

Satu jam setelah serangan udara Inggris, Cibadak hancur dan rata dengan tanah. Berita pemboman Cibadak sampai hingga ke Batavia dan membuat situasi memanas. Ribuan pejuang Indonesia berkumpul di beberapa tempat di Batavia dan marah atas peristiwa tersebut. Suasana mendadak genting. Bahkan Jenderal Philip Christison pun dibuat sangat khawatir dan segera menemui Sutan Syahrir untuk berunding.

"Tak hanya menimbulkan kegentingan di Batavia, pemboman Cibadak juga ternyata mendapat kecaman dari dunia internasional, termasuk dari Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru," ujar Irman.

Parlemen Inggris disebut hingga melakukan rapat mendadak dan memutuskan untuk mempercepat keterlibatan negaranya di Hindia Belanda.

Letkol Eddie Soekardi bersaksi bahwa saat ia bermaksud melakukan pemakaman resmi dan berangkat ke Cibadak bersama Ahmad Kosasih dan Tomet Mansyur melalui Cikembar menggunakan mobil, sebelum memasuki Cibadak, mereka melihat pesawat-pesawat turun rendah dan membombardir Cibadak. Mobil mereka akhirnya berhenti dan bersembunyi di perkebunan.

Serangan udara RAF selesai sekira pukul 16.00 WIB dan Eddie Soekardi segera memeriksa kondisi kota Cibadak yang porak-poranda. Dia melanjutkan mengunjungi korban Bojongkokosan yang ditambah dengan korban pemboman sekaligus bertemu Dr Hasan Sadikin. Sedikitnya ada 40 anak buah Eddie, rata-rata berusia 19-22 tahun yang terbujur kaku, gugur dalam pertempuran tersebut. Letkol Eddie mengenangnya sambil berlinang air mata.

Secara keseluruhan, dalam rangkaian pertempuran Bojongkokosan (Perang Konvoi I), pihak sekutu mengalami cukup banyak kerugian, antara lain sembilan truk dan dua mobil Jeep jatuh ke tangan TKR.

Namun kerugian di pihak Indonesia juga cukup besar. TKR kehilangan 60 prajurit di samping korban dari pihak Barisan Pejuang Rakyat yang jauh lebih banyak lagi. Demikian pula dari penduduk Cibadak yang menjadi korban pemboman dan tembakan mitraliur (sejenis senapan serbu) dari pesawat udara.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Life26 April 2024, 00:02 WIB

5 Manfaat Penerapan Pola Asuh Paralel Pada Anak, Salah Satunya Kurangi Masalah Emosional

Keberhasilan mengasuh anak secara paralel tergantung pada menjaga interaksi dengan mantan Anda seminimal mungkin. Karena pola asuh ini memiliki manfaat baik untuk anak.
Ilustrasi manfaat penerapan pola asuh paralel / Sumber Foto: Freepik/@tirachardz
Sukabumi25 April 2024, 23:51 WIB

Tersambar Petir, Rumah di Nagrak Sukabumi Hangus Terbakar

Berikut kronologi kebakaran rumah di Nagrak Sukabumi. Peristiwa terjadi setelah petir menyambar rumah tersebut.
Kondisi kebakaran rumah di Nagrak Sukabumi akibat tersambar petir. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi25 April 2024, 23:23 WIB

Hujan Deras, Banjir Rendam Jalan Raya dan Belasan Rumah di Cidahu Sukabumi

Dipicu hujan deras, jalan raya dan belasan rumah terendam banjir di Pasirdoton Cidahu Sukabumi.
Kondisi jalan raya Cidahu Sukabumi dan rumah warga yang terendam banjir. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih25 April 2024, 22:18 WIB

PKB Gagas Poros Ketiga, Siapkan Figur untuk Lawan Asjap dan Iyos di Pilkada Sukabumi

ewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Sukabumi saat ini tengah membuka penjaringan bakal calon bupati / wakil bupati Sukabumi yang akan diusung dalam Pilkada 2024.
Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) | Foto : Ist
Bola25 April 2024, 21:54 WIB

Kalahkan Borneo FC 2-1, Persib Segel Runner-up Regular Series Liga 1 2023/2024

Dua gol Persib Bandung atas Borneo FC disumbangkan David da Silva menit 20 dan Ciro Alves (70).
Para pemain Persib merayakan gol ke gawang Borneo FC pada pertandingan pekan ke-33 Liga 1 2023/2024 di Stadion Si Jalak Harupat, (Sumber : PERSIB.co.id)
Sukabumi Memilih25 April 2024, 21:39 WIB

Tiga Partai Bahas Draft Koalisi, Sepakat Usung Asep Japar di Pilkada Sukabumi?

Menjelang perhelatan Pilkada Sukabumi 2024, sejumlah elit partai tengah sibuk melakukan komunikasi dengan sesama partai untuk membangun koalisi.
Pertemuan Golkar PPP dan Gerindra membahas draf koalisi | Foto : Ist
Sukabumi25 April 2024, 21:19 WIB

Pemkot Sukabumi Beri Hadiah Untuk SKPD dengan Pendaftaran Pekerja Rentan Terbanyak

SKPD yang menerima hadiah dianggap telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendorong pendaftaran pekerja rentan ke dalam program jaminan sosial.
Pemberian hadiah bagi SKPD Pemkot Sukabumi dengan Pendaftaran Pekerja Rentan Terbanyak. (Sumber : Istimewa)
Bola25 April 2024, 21:00 WIB

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024, Klik Disini!

Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Piala Asia 2024 antara Timnas Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 berikut kami sediakan layanan live streamingnya.
Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Piala Asia 2024 antara Timnas Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@jagad_stadium/Ist).
Life25 April 2024, 20:59 WIB

Dapat Tekanan dari Orang Tua Lain, Berikut 4 Penyebab Penerapan Pola Asuh Helikopter

Pola asuh helikopter berarti orang tua sepenuhnya menyetir anak mereka agar menjadi orang yang mereka inginkan karena beberapa penyebab.
Ilustrasi penyebab penerapan pola asuh helikopter. | Sumber Foto: Freepik/@freepik
DPRD Kab. Sukabumi25 April 2024, 20:29 WIB

DPRD Sukabumi Apresiasi Capaian Otonomi Daerah dan Harapan untuk Kemajuan Lebih Mandiri

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi, Usep Wawan, menyampaikan apresiasi atas capaian otonomi daerah yang mandiri
Usep Wawan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi