Dari Cangkul ke Cuan! Potensi Hidroponik Ubi Jepang di Sukabumi, Disukai Dapur MBG

Sukabumiupdate.com
Minggu 28 Des 2025, 13:12 WIB
Dari Cangkul ke Cuan! Potensi Hidroponik Ubi Jepang di Sukabumi, Disukai Dapur MBG

Panen ubi Jepang hidiroponik di Cisarua Kecamatan Cikole Kota Sukabumi (Sumber: dok mitra tani)

SUKABUMIUPDATE.com - Yayasan Mitra Tani Sukabumi menggelar Workshop dan Pelatihan Budidaya Ubi Jepang Hidroponik Minggu (28/12/2025) di Kebun Hidroponik Cisarua, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya nyata dalam mendorong ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kapasitas petani.

Menurut Saeful Bachri Ketua Yayasan Mitra Tani Sukabumi, workshop ini dihadiri kelompok tani, perwakilan pemerintah daerah kalangan akademisi, serta para pegiat pertanian. Diawali dengan pemaparan teknis budidaya ubi Jepang varietas Beni Azuma yang disampaikan oleh Edi Susanto, sebagai Sekretaris Yayasan Mitra Tani Sukabumi.

Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pengetahuan praktis mulai dari teknik penanaman, perawatan, hingga potensi hasil panen dan peluang pasar ubi Jepang yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selanjutnya, peserta mendapatkan materi inspiratif dari Chairuddin, MM, Dosen Manajemen Universitas Nusaputra dan Pendiri Yayasan Mitra Tani Sukabumi, dengan tema “Dari Cangkul ke Cuan: Revolusi Petani Milenial Mendukung Ketahanan Pangan Kota Sukabumi.”

Baca Juga: WNA Afganistan, Wisatawan Terseret Ombak di Karanghawu Sukabumi Berstatus Imigran UNHCR

Dalam paparannya, Chairuddin menekankan pentingnya transformasi petani menjadi pelaku agribisnis modern yang mampu mengelola usaha tani secara profesional, produktif, dan berorientasi pasar.

Kegiatan ini juga dihadiri Dikna Yalendra, ST,MP, selaku Kasi Sarana dan Prasarana TPHP Dinas DKP3 Kota Sukabumi. Ia menyampaikan sosialisasi mengenai Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) sebagai upaya menjaga keberlanjutan lahan pertanian produktif di Kota Sukabumi.

Saeful Bachri yang juga menjadi Ketua ASPARTAN (Asosiasi Pasar Tani) Kota Sukabumi. Dalam sesi penutup, menyampaikan materi tentang teknik bercocok tanam hidroponik sebagai solusi pertanian modern yang efisien dan cocok diterapkan di wilayah perkotaan dengan keterbatasan lahan.

Baca Juga: Buruh Tolak UMP 2026, Perkarakan Keputusan Gubernur Jakarta dan Jawa Barat ke PTUN

“Melalui kegiatan ini, Yayasan Mitra Tani Sukabumi berharap dapat mendorong sinergi antara petani, akademisi, dan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan petani di Kota Sukabumi,” ungkapnya.

Workshop dan Pelatihan Budidaya Ubi Jepang Hidroponik Minggu (28/12/2025) di Kebun Hidroponik Cisarua, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi.Workshop dan Pelatihan Budidaya Ubi Jepang Hidroponik Minggu (28/12/2025) di Kebun Hidroponik Cisarua, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi.

Potensi dan Manfaat Ubi Jepang

Menurut data Yayasan Mitra Tani Sukabumi, saat ini panen ubi jepang di Kota Sukabumi sudah diserap oleh pasar, khususnya dapur MBG (Makan Bergizi Gratis). Kebutuhan satu dapur MBG mencapai 250 kg per 2 minggu.

“Kita kirim mentahan untuk kemudian disebar ke ibu hamil, ibu menyusui dan keluarga balita,” pungkas Saeful Bachri.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Sukabumi untuk Liburan Tahun Baru

Ubi Jepang atau Satsumaimo adalah jenis ubi jalar manis dengan kulit ungu dan daging kuning/ungu, kaya vitamin (C, B), mineral (kalium, magnesium), serat, dan antioksidan (anthocyanin).

Produk pertanian ini menawarkan manfaat kesehatan seperti memperkuat sistem imun, menyehatkan pencernaan, menjaga jantung, mengendalikan gula darah, dan mendukung manajemen berat badan karena rendah kalori, menjadikannya tambahan nutrisi lezat untuk diet sehat.

Ubi Jepang memiliki rasa manis alami dan tekstur pulen saat dimasak, sering kali dengan kulit ungu dan daging berwarna kuning atau ungu. Ada berbagai jenis, termasuk yang berwarna ungu (beni-azuma) yang kaya akan antioksidan anthocyanin.

Baca Juga: Waspada Siklon GRANT & Bibit 96S, BMKG: Potensi Gelombang Laut 1.25 hingga 4 Meter

Ubi jepang biasanya dikonsumsi dengan cara dipanggang (baked), dijadikan tempura, direbus atau dihaluskan, dicampur dalam nasi (Gohan) atau dimasak dalam hidangan rebusan (Nimono), dibuat Hoshi-imo (ubi kering manis) atau Imo-kenpi (renyah).

 

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini