Slamet Desak Pemerintah Benahi Tata Kelola Hutan Setelah Banjir Bandang Sumatera

Sukabumiupdate.com
Selasa 02 Des 2025, 12:17 WIB
Slamet Desak Pemerintah Benahi Tata Kelola Hutan Setelah Banjir Bandang Sumatera

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS drh Slamet. | Foto: Fraksi PKS

SUKABUMIUPDATE.com - Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dua hari lalu mendapat sorotan dari Anggota Komisi IV DPR RI drh Slamet. Ia menilai bencana tersebut tidak hanya dipicu oleh cuaca ekstrem, tetapi juga lemahnya tata kelola hutan dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan.

Dalam pernyataannya pada 30 November 2025, Slamet menyampaikan keprihatinan mendalam atas korban jiwa dan kerusakan yang terjadi. Ia menilai pemerintah perlu segera melakukan pembenahan struktural dalam pengelolaan kawasan hutan dan perkebunan.

“Hujan ekstrem memang menjadi pemicu, namun akar masalahnya adalah kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas tutupan hutan. Pemerintah harus serius memperbaiki tata kelola hutan dan memastikan setiap aktivitas perkebunan mengikuti prinsip keberlanjutan,” kata dia

Menurut legislator asal Sukabumi ini, banyak kawasan hulu di Sumatera yang telah mengalami degradasi akibat pembukaan hutan, ekspansi perkebunan, dan alih fungsi lahan tanpa kajian risiko bencana. Akibatnya, kemampuan ekosistem menyerap air hujan melemah dan membuat aliran air langsung menerjang permukiman.

Baca Juga: Perkuat Persatuan, Slamet Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Cisaat Sukabumi

Slamet menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap izin usaha perkebunan, khususnya di daerah yang berdekatan dengan kawasan lindung maupun lereng rawan longsor. Ia juga meminta pemerintah memperkuat restorasi daerah aliran sungai (DAS) dan rehabilitasi hutan dengan spesies lokal.

“Daerah hulu adalah benteng ekologis. Tanpa perlindungan yang kuat, masyarakat di hilir akan selalu menjadi korban. Pemerintah pusat dan daerah harus mempercepat pemulihan kawasan yang rusak dan mengembalikan fungsi ekologis hutan,” ujarnya.

Selain aspek ekologis, Slamet mengingatkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, dalam memulihkan dan menjaga ekosistem Sumatera. Ia mendorong penerapan standar keberlanjutan dalam perkebunan sawit, kopi, kakao, dan penguatan peran masyarakat lokal dalam pengawasan lingkungan. Ia menegaskan kejadian ini harus menjadi momentum untuk membangun tata kelola hutan yang lebih responsif terhadap risiko bencana.

“Banjir bandang ini adalah peringatan keras. Pemerintah harus memperketat pengawasan, memperbaiki tata ruang berbasis risiko, dan memastikan kegiatan usaha tidak merusak daya dukung lingkungan. Kita tidak boleh terus mengulang kesalahan yang sama,” tegas dia. (ADV)

Berita Terkait
Berita Terkini