SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini viral seorang Guru Cirebon yang dipecat usai melontarkan kata 'Maneh' kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Seperti diketahui, 'Maneh' adalah kata ganti orang dalam Bahasa Sunda.
Namun dalam Bahasa Sunda istilah undak usuk basa atau tatakrama basa sebetulnya sudah tidak asing lagi. Ya, undak usuk basa kadang diartikan sebagai tingkatan bahasa sebagai bentuk sopan santun tatkala berkomunikasi, seperti melansir wargamasyarakat.org.
Ada dua jenis undak usuk basa yang dikenal dalam Bahasa Sunda, yaitu ragam lemes dan loma. Bahasa Sunda untuk berbicara kepada orang yang lebih tua atau dihormati ialah Bahasa Sunda lemes. Sementara, Bahasa Sunda loma adalah Bahasa Sunda akrab dan biasanya digunakan untuk berbicara pada orang yang lebih muda atau teman sebaya.
Baca Juga: Dekat dengan Nyi Roro Kidul, Palabuhanratu Sukabumi Jadi Tempat Menyeramkan Di Dunia
Ragam Bahasa Sunda Loma menurut laman wiktionary.org, dicirikan dengan penggunaan leksikon-leksikon yang termasuk ke dalam kosakata loma. Sementara ragam Bahasa Sunda lemes atau hormat dicirikan dengan penggunaan leksikon-leksikon yang termasuk ke dalam kosakata lemes.
Berkaitan dengan penggunaan Bahasa Sunda lemes dan loma, informasi dikutip dari adjar.grid.id. Berikut kata ganti orang dalam Bahasa Sunda, termasuk 'Maneh' kata yang diucapkan Muhammad Sabil Fadhilah kepada Kang Emil!
Kata ganti Orang dalam Bahasa Sunda lemes, loma dan kasar
Sebelumnya harus diketahui, kata ganti orang ini juga biasa disebut dengan pronomina persona. Kata ganti tersebut adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Kata ganti orang bisa bersifat tunggal maupun jamak, contoh Kata ganti orang tunggal adalah saya, kamu, dan dia. Sedangkan Kata ganti orang jamak misalnya kalian dan mereka.
Kata Ganti Orang dalam Bahasa Sunda
1. Kata ganti Saya
Bahasa Sunda lemes: Abdi, simkuring
Bahasa Sunda loma: Urang