SUKABUMIUPDATE.com - Peluncuran fitur AI Overviews oleh Google tidak hanya sekadar inovasi antarmuka, tetapi telah menjadi peristiwa yang mengubah landscape trafik web secara signifikan.
Data dan riset terbaru dari beberapa firma analisis ternama mengonfirmasi kekhawatiran terburuk para publisher dan content creator: penurunan drastis klik organik dari mesin pencari Google.
Studi yang dilakukan oleh Semrush, sebuah platform software SEO terkemuka, menganalisis puluhan ribu kata kunci dan situs web sebelum dan setelah peluncuran luas AI Overviews.
Baca Juga: Google Luncurkan AI Mode: Mesin Pencari Kini Bisa Diajak Ngobrol Layaknya Chat
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk kueri-kueri yang memicu munculnya jawaban AI di puncak hasil pencarian (SERP), terjadi penurunan rasio klik-tayang (CTR) yang sangat signifikan.
Temuan Kunci dari Data:
1.Penurunan hingga 40% untuk Kueri "Informasional": Jenis pertanyaan yang langsung dijawab oleh AI Overviews mengalami dampak terparah. Kueri seperti "cara mengatasi panu", "pengertian inflasi", atau "resep martabak manis" menunjukkan penurunan klik ke website publisher hingga 25-40%.
Mengapa? Pengguna puas dengan jawaban singkat yang disajikan Google dan merasa tidak perlu mengklik lagi.
Baca Juga: Dari Teori ke Praktek: Cara Mengintegrasikan AI ke Dalam Workflow Sehari-hari
2.Dampak Minimal pada Kueri "Transaksional" dan "Komersial": Pencarian seperti "beli laptop gaming terbaru", "harga paket wisata Bali", atau "booking hotel di Bandung" relatif tidak terpengaruh.
AI Overviews seringkali tidak muncul untuk kueri ini, atau jika muncul, pengguna tetap perlu mengunjungi situs untuk melakukan transaksi.
3.Efek "Peta Pengetahuan" yang Diperkuat: Kueri yang sudah sebelumnya didominasi oleh Featured Snippets (cuplikan unggulan) atau Knowledge Panels (panel pengetahuan) mengalami penurunan tambahan sebesar 10-15%.
AI Overviews dianggap sebagai "Featured Snippet on steroids" yang semakin mengurangi kebutuhan klik.
"Data ini mengonfirmasi apa yang telah kami khawatirkan sejak awal," ujar Budi Santoso, seorang digital strategist dari sebuah media online.
"AI Overviews pada dasarnya memprivatisasi informasi yang selama ini dikurasi dan dibuat oleh publisher. Kami menghasilkan konten, tetapi Google yang memetik manfaat engagement-nya dengan menjebak pengguna di ekosistem mereka."
Banyak publisher yang mulai merasa bahwa model bisnis yang mengandalkan trafik organik dari Google semakin tidak sustainable. "Ini adalah pukulan telak, terutama untuk media-media kecil yang sangat bergantung pada SEO," tambahnya.
Strategi Adaptasi yang Mulai Bermunculan
Di tengah ancaman ini, publisher dan content creator tidak tinggal diam. Beberapa strategi adaptasi mulai diterapkan:
1.Pergeseran ke Konten yang Lebih Mendalam dan Unik: Fokus pada konten yang tidak bisa disintesis secara mudah oleh AI, seperti laporan investigasi, opini ahli, wawancara eksklusif, atau pengalaman hands-on yang detail.
2.Memprioritaskan EEAT (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness): Google sendiri menekankan pentingnya EEAT. Publisher yang menunjukkan keahlian dan kewenangan nyata di topiknya diharapkan tetap diperhitungkan, bahkan oleh AI.
3.Diversifikasi Sumber Traffic: Meningkatkan ketergantungan pada newsletter, media sosial, direct traffic, dan podcast untuk mengurangi dampak dari fluktuasi algoritma Google.
4.Membuat Konten yang "AI-Proof": Beberapa publisher sengaja membuat konten yang lebih panjang, dengan analisis data eksklusif, dan banyak gambar/grafik/infografis original yang tidak bisa dirangkum hanya dengan teks.
Data penurunan 40% ini mungkin hanya awal. Seiring dengan semakin meluasnya rollout AI Overviews ke lebih banyak pengguna dan bahasa, dampaknya diprediksi akan semakin terasa.
Langkah Google ini memicu pertanyaan besar tentang masa depan web terbuka. Apakah model di mana publisher mendapat imbalan berupa trafik untuk konten mereka akan bertahan? Ataukah kita menuju ke arah di mana semua interaksi terjadi di dalam "walled garden" milik raksasa tech seperti Google?
Satu hal yang pasti, perlombaan adaptasi antara mesin pencari dan pencipta konten telah memasuki babak yang sama sekali baru dan penuh ketidakpastian.
Sumber: Berbagai Sumber
Penulis: Danang Hamid