SUKABUMIUPDATE.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), mengambil langkah taktis dalam menangani warga terdampak banjir bandang luapan Sungai Cidadap di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Melalui akun media sosial resminya, Rabu (31/12/2025), KDM mengumumkan penyaluran bantuan tunai sebesar Rp10 juta untuk setiap Kepala Keluarga (KK).
Bantuan ini diberikan kepada 28 KK di Desa Cidadap yang rumahnya hanyut maupun tidak lagi layak huni akibat terdampak banjir.
“Uang ini agar digunakan untuk mencari kontrakan baru selama masih terdapat ancaman banjir. Selanjutnya kami akan merelokasi warga tersebut sehingga tidak mengalami banjir berulang,” tegas Dedi Mulyadi dalam unggahannya.
KDM juga mengingatkan masyarakat untuk menjadikan bencana ini sebagai momentum refleksi lingkungan. Ia meminta warga berhenti membuang sampah sembarangan dan tidak merusak alam, karena bencana bisa terjadi sewaktu-waktu akibat kerusakan ekosistem.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Terbitkan Larangan Penanaman Sawit di Jawa Barat, Ini Alasannya
Sebelumnya, hasil verifikasi lapangan Pemprov Jabar menunjukkan kondisi warga terdampak cukup memprihatinkan. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat, Ade Afriandi, menyebutkan, di Desa Cidadap terdapat 15 rumah hanyut dan 7 rumah lainnya tidak bisa dihuni karena terancam banjir susulan.
Ade menambahkan, sebagian warga terdampak terpaksa menyewa rumah secara mandiri dalam waktu cukup lama.
“Hasil obrolan kami dengan masyarakat, ada yang sudah hampir setahun mengontrak rumah dengan biaya sendiri. Data bencana sebelumnya sebenarnya sudah dilaporkan,” jelasnya.
Baca Juga: Hasil Temuan Pemprov Jabar di Lokasi Banjir Luapan Sungai Cidadap Sukabumi
Selain itu, Pemprov Jabar juga mencatat adanya pergeseran alur Sungai Cidadap hingga 40 meter, yang menyebabkan sejumlah rumah yang sebelumnya aman kini masuk ke zona sungai dan tidak memungkinkan untuk dihuni.
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan, pendekatan penanganan warga terdampak tidak lagi menggunakan tenda darurat. Pemprov Jabar memilih opsi relokasi bagi rumah yang berada di zona merah rawan bencana susulan.
"Rumah-rumah yang memiliki potensi untuk terjadi lagi banjir dan longsor, kami memilih relokasi atau memindahkan ke tempat yang aman, membangun kampung yang baru," ujar Dedi Mulyadi di akun media sosialnya yang diunggah pada Jumat (19/12/2025).
Langkah ini menunjukkan komitmen Pemprov Jabar untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga terdampak banjir di Simpenan, serta mendorong masyarakat tetap waspada dan menjaga lingkungan agar risiko bencana serupa dapat diminimalkan.





