SDN Simpang Rusak-Murid Belajar Berdempetan, DPRD Beri Catatan untuk Pendidikan Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Jumat 18 Jul 2025, 14:28 WIB
SDN Simpang Rusak-Murid Belajar Berdempetan, DPRD Beri Catatan untuk Pendidikan Sukabumi

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Rika Yulistina. | Foto: DPRD Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Rika Yulistina menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi bangunan SDN Simpang, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Akibat dua ruang kelas yang rusak berat, para siswa terpaksa belajar berdempetan di ruang guru yang sempit berukuran 2,5x6 meter.

"Ini tamparan keras bagi dunia pendidikan di Kabupaten Sukabumi. Di tengah semangat peningkatan mutu pendidikan, anak-anak kita malah belajar berimpitan di ruang guru. Itu bukan hal yang bisa dimaklumi, apalagi kerusakan ini sudah dibiarkan lebih dari lima tahun," kata dia pada Jumat (18/7/2025).

Rika menilai Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi telah lalai dan harus segera bertanggung jawab atas keterlambatan penanganan ruang kelas yang rusak. Ia menegaskan DPRD akan mendorong agar perbaikannya masuk prioritas APBD Perubahan 2025 atau APBD murni 2026.

"Saya akan koordinasi dengan Komisi IV dan segera memanggil dinas terkait. Kita ingin ada langkah nyata, bukan sekadar janji," ujarnya.

Baca Juga: Sedihnya Ajaran Baru! Kelas Ambruk, Murid SDN Simpang Sukabumi Belajar Berdempetan di Ruang Guru

Rika juga mengingatkan agar Pemerintah Kabupaten Sukabumi tidak abai terhadap hak dasar para pelajar untuk mendapatkan pendidikan layak. "Jangan sampai anak-anak ini kehilangan semangat belajar hanya karena pemerintah abai. Kita semua bertanggung jawab," katanya.

Sebelumnya, Kepala SDN Simpang Mahmud Yunus mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi bangunan sekolah yang mengalami rusak dan tidak layak pakai.

"Sudah lama rusak, saya tidak tahu pasti penyebabnya, tapi kondisinya sangat memprihatinkan. Kami sangat berharap pemerintah segera memperbaiki agar anak-anak bisa belajar dengan aman dan nyaman. Ada dua ruang kelas yang ambruk," ungkapnya pada Rabu (16/7/2025).

Mahmud mengatakan sejak ia menjabat dua tahun lalu, bangunan sekolah tersebut sudah dalam kondisi ambruk bahkan terbengkalai. Menurutnya, tak ada ruang kelas yang cukup untuk menampung seluruh siswa sehingga ruang guru terpaksa dialihfungsikan menjadi ruang belajar.

"Anak-anak belajar berdempetan, satu bangku tiga orang. Jarak antara bangku dengan papan tulis juga terlalu dekat, guru tidak bisa duduk. Kami sangat terpaksa, tapi ini satu-satunya cara agar semua siswa bisa tetap belajar dan masuk pagi," jelas Mahmud. (ADV)

Berita Terkait
Berita Terkini