SUKABUMIUPDATE.com – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, kondisi jalan di Tanjakan Baeud, tepatnya di Kampung Baeud, Desa/Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, membuat warga khawatir. Pasalnya, ruas jalan tersebut mengalami retakan besar hingga amblas yang dinilai berpotensi memicu kecelakaan lalu lintas, terutama pada malam hari.
Seorang warga setempat, Eli Nurhadi yang akrab disapa Bah Keling, mengungkapkan bahwa kerusakan jalan sudah mulai terlihat sejak sekitar satu minggu terakhir. Retakan awalnya kecil dan terjadi secara bertahap, namun kondisinya semakin parah dalam beberapa hari terakhir.
“Kalau retak itu sekitar satu minggu lalu, awalnya dikit-dikit. Tapi yang parah itu kemarin. Memang kemarin sempat ada pengerjaan dari pihak PU, tapi saya juga enggak tahu apakah itu berkelanjutan sampai benar-benar diperbaiki atau tidak, karena kami tidak ada komunikasi,” ujar Abah Keling, Sabtu (20/12/2025).
Menurutnya, jika kondisi tersebut tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan akan menimbulkan banyak kecelakaan, khususnya saat arus lalu lintas meningkat pada momen libur Nataru. Minimnya penerangan jalan umum (PJU) di lokasi semakin memperbesar risiko bagi pengendara.
“Yang jelas kalau nggak ada antisipasi sampai Natal dan Tahun Baru, ini rawan kecelakaan. Malam hari gelap, enggak ada PJU, banyak pengendara terutama motor yang kaget. Kemarin juga sempat ada yang terpeleset, alhamdulillah tidak sampai kecelakaan,” jelasnya.
Baca Juga: Dugaan Penculikan-Penganiayaan PNS Sukabumi Memanas, Kuasa Hukum Ungkap Kronologi Pemukulan
Abah Keling menyampaikan bahwa retakan jalan tersebut bahkan sudah menembus dari satu sisi ke sisi lainnya. Jika dilihat dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu, retakan tampak jelas hingga ke kanan, sementara di ujung lainnya kondisi tanah sudah mengalami penurunan.
“Kalau dari arah Sukabumi ke Palabuhanratu, retaknya tembus ke kanan. Di ujung juga sebelah kanan, sementara kalau ke Sukabumi sebelah kiri sudah turun. Ini satu jalur rawan banget,” katanya.
Ia juga menyoroti tingginya aktivitas kendaraan berat yang melintas setiap hari di jalur tersebut. Dalam pengamatannya, terdapat sekitar 10 hingga 15 truk bermuatan berat dengan tonase mencapai 35 hingga 40 ton yang melintasi tanjakan itu setiap harinya.
“Setiap hari truk lalu lalang, tonasenya besar. Belum lagi angkutan limbah PLTU. Saya juga khawatir, karena di bagian atas jalan juga sudah mulai terlihat retak,” pungkasnya.


