Dugaan Keracunan MBG di MI Al-Ihsan, SPPG Sriwedari Tunggu Hasil Lab Dinkes Kota Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Rabu 19 Nov 2025, 07:00 WIB
Dugaan Keracunan MBG di MI Al-Ihsan, SPPG Sriwedari Tunggu Hasil Lab Dinkes Kota Sukabumi

SPPG Sriwedari, Gunungpuyuh, Kota Sukabumi | Foto : Turangga Anom

SUKABUMIUPDATE.com - Dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa sejumlah siswa MI Al-Ihsan, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, ditanggapi pihak dapur penyedia dan Satgas MBG Kota Sukabumi. Klarifikasi ini menyusul laporan awal bahwa beberapa siswa mengalami gejala mual, muntah, dan lemas usai menyantap menu MBG pada Senin (17/11/2025).

Kepala dapur penyedia SPPG Sriwedari, Syahid Ramadhan, menyampaikan bahwa pihaknya belum mengetahui penyebab pasti keluhan kesehatan para siswa. “Sejauh ini kita belum tahu ya karena sedang dicek lab oleh pihak puskesmas dan dinas kesehatan. Jadi kita menunggu konfirmasi dari dinas dan puskesmas,” kata Syahid kepada sukabumiupdate.com, Rabu (19/11/2025)

Ia juga menjelaskan menu yang disiapkan dapurnya untuk siswa MI Al-Ihsan pada saat kejadian keracunan adalah ayam nugget, tempe goreng, sayur pakcoy dan buah lengkeng. Menurutnya bahwa seluruh proses produksi makanan telah mengikuti SOP yang berlaku.

“Kita pengolahan mengikuti SOP dari jam 12 malam. Di MI itu (Al Ihsan) ada sekitar 199 orang penerima manfaat,” sambungnya. Adapun total penerima manfaat dari SPPG Sriwedari mencapai ribuan orang. “Kalau total itu 3.951.” tukasnya.

Baca Juga: 5 Bulan Hilang Digondol Maling, Motor Warga Baros Kota Sukabumi Berhasil Ditemukan

Syahid pun menegaskan dapurnya menerapkan standar ketat dalam penerimaan bahan pangan. “Jadi kita penerimaan barang tetap kita menjalankan sop jadi ketika barang datang kita cek dan lihat kuantitas dan kualitasnya apakah sesuai dengan pesanan jadi ketika kemarin ayam datang kita cek ternyata dari segi kualitas kuantitas emang aman begitu pun dengan komoditi lain seperti buah sayur dan lainnya,” jelasnya.

Ia juga memastikan bahwa evaluasi internal tetap dilakukan. “Kami menjalankan SOP yang sudah ada. Pasti kita akan evaluasi secara menyeluruh.” Menurutnya, dapurnya masih menunggu dokumen dari instansi terkait. “Kemarin kita terakhir sedang menunggu sertifikat dari dinas kesehatan.”

Sementara itu, Ketua Satgas MBG Kota Sukabumi, Andri Setiawan, membenarkan adanya satu siswa yang dilaporkan mengalami gejala dan ditangani oleh Puskesmas Selabatu. “Pak camat melaporkan bahwa ada salah satu siswa yang diduga (keracunan MBG) yang ditangani UPT Puskesmas Selabatu,” ujar Andri. Ia mengonfirmasi bahwa siswa tersebut telah diperiksa dan diperbolehkan pulang. “Yang didapat tadi hanya satu orang masuk puskesmas diperiksa dan langsung pulang kembali.”

Andri menyebut bahwa siswa yang terdampak merupakan penerima manfaat dari SPPG Sriwedari. Untuk memastikan keamanan distribusi makanan, Satgas bersama Dinas Kesehatan langsung mengecek dapur penyedia. “Jadi di kota sukabumi ada 44 dapur, 39 sudah beroperasi. Di gunungpuyuh ada 5 dapur, 1 Sriwedari 4 di jalan Merbabu. Alhamdulillah sudah ke sana dan memang kita harus periksa secara keseluruhan,” kata Andri.

Baca Juga: Pemprov Jabar Tegaskan Komitmen Hentikan Alih Fungsi Hutan dan Sawah

Ia menambahkan bahwa sertifikasi hingga kelayakan pengolahan makanan terus dipantau. “Karena dari yang tadi itu saya cek sertifikat yang sudah dilakukan dinas kesehatan. Saya cek dari mulai makanan segala macam tapi mungkin itu saya tidak tahu ke sananya mungkin ada hal-hal yang tidak diinginkan saya kan itu masalah teknis saya serahkan kepada,” jelasnya.

Meski investigasi masih berlangsung, Andri memastikan program MBG tetap berjalan di Kota Sukabumi. Evaluasi terhadap seluruh dapur penyedia juga terus dilakukan untuk menjamin keamanan dan kualitas pangan bagi para siswa.

Diberitakan sebelumnya, beberapa siswa mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan lemas setelah menyantap menu MBG pada Senin (17/11/2025), di mana satu siswa bahkan sempat dibawa ke Puskesmas Selabatu sebelum akhirnya diizinkan pulang. Total ada lima siswa yang mengalami gejala serupa, dan sampel makanan telah dikirim ke Labkesda untuk pemeriksaan.

Berita Terkait
Berita Terkini