SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah akun media sosial di Instagram mengunggah postingan dengan narasi bahwa BGN membenarkan baki MBG mengandung lemak babi, sontak hal ini menuai reaksi dari berbagai warganet.
Akun Instagram @insta_kendal merilis unggahan pada 19 September 2025, yang menarasikan bahwa Hasil uji laboratorium di China mengonfirmasi lemak babi atau lard digunakan dalam produksi baki makan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam unggahannya tertulis caption:
“Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan lemak babi memang menjadi bahan baku dalam proses pembuatan baki makan MBG. Namun ia menegaskan, lard hanya dipakai pada mesin saat proses pencetakan, bukan pada produknya,” tulisnya.
Baca Juga: Perssi Kota Sukabumi Lolos ke Babak 12 Besar, Captain Bani: Berkat Kekompakan Tim!
Unggahan tersebut juga menimbulkan beragam reaksi publik. Banyak dari warganet yang percaya dengan postingan itu seperti komentar “Wah jadi haram dong”, dan “Siapa yg akan tanggung jawab di akhirat nanti. Kalau benar menggunakan minyak babi. Wahai para pejabat,”. ujar warganet.
Lalu apakah postingan tersebut benar adanya?
CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Sukabumiupdate.com melakukan penelusuran dan menemukan bahwa informasi tersebut tidak benar (hoaks). Pencarian dengan kata kunci “Baki MBG dari Lemak Babi” di Google banyak media-media kredibel kompak menayangkan jika itu adalah hoaks dan tidak benar.
Kemudian penelusuran ke artikel dari Tempo.co yang membantah klaim tersebut dengan artikel yang berjudul “Keliru: BGN Akui Ompreng MBG Mengandung Minyak Babi” yang tayang pada Kamis, 25 September 2025.
Dikutip dari Tempo.co, pada 23 September 2025, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan, melakukan kunjungan ke salah satu pabrik produksi ompreng yang berlokasi di kawasan Jababeka, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa proses pembuatan ompreng di fasilitas tersebut tidak melibatkan penggunaan minyak babi. “Ternyata ketika mencetak food tray di sini menggunakan plastik, sama sekali tidak memakai minyak. Jadi 100 persen halal. Artinya, food tray ini sudah layak,” kata Dadan hari itu.
Pernyataan tersebut sejalan dengan informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa sebagian besar ompreng MBG diproduksi secara lokal. Dadan kembali menegaskan bahwa tidak ada ompreng MBG yang mengandung minyak babi, sebagaimana diberitakan oleh Tempo.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa ompreng yang dibuat di dalam negeri dipastikan bebas dari kandungan minyak babi. Sementara itu, produk ompreng yang diimpor dari Tiongkok telah memperoleh sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Dengan demikian, narasi unggahan yang menyatakan “BGN benarkan baki program MBG mengandung lemak babi” sebagai informasi yang tidak akurat dan menyesatkan.
Berikut adalah Narasi lengkap dari postingan Instagram:
“Nomor serine tandai lur! Hasil uji laboratorium di China mengonfirmasi lemak babi atau lard digunakan dalam produksi baki makan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Wafa Riansah, Sekretaris PW Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jakarta sekaligus salah satu pemasok program, mengirim sampel bahan itu ke Shanghai Weipu Testing Technology Group.
Wafa pertama kali menemukan adanya penggunaan lemak babi saat berkunjung ke pabrik baki makan di China.
Setelah membawa sampel ke Indonesia, ia mencoba mengujinya di PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo), perusahaan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.
Namun, Sucofindo tidak bisa melakukan pengujian karena keterbatasan metode.
Wafa kemudian mengirim sampel ke laboratorium Weipu di China.
Hasil uji itu lalu keluar dengan nomor SHA03-25091211-FX-01CnEnR1.
Weipu menganalisis sampel dengan tiga metode, yaitu fourier transform infrared spectrometer (FTIR), gas chromatography mass spectrometry (GC-MS), dan nuclear magnetic resonance spectrometer (NMR).
"Lard olahan terdiri atas lemak utama, yakni trigliserida," demikian kesimpulan laporan tersebut.
Lembar Data Keselamatan Material (MSDS) mencatat komponen utama sampel adalah minyak dasar olahan, ester sintetis, parafin terklorinasi, lemak babi olahan, zat anti karat, dan pelumas.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan lemak babi memang menjadi bahan baku dalam proses pembuatan baki makan MBG.
Namun ia menegaskan, lard hanya dipakai pada mesin saat proses pencetakan, bukan pada produknya.
"Baki makan itu campuran kromium dan nikel," kata Dadan, akhir Agustus lalu.
"Lemak babi digunakan pada mesin saat stamping, bukan pada baki makanannya."
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, membenarkan lembaganya telah melakukan uji sampel baki makan MBG.
Namun ia memilih bungkam, dengan alasan BPOM tidak bisa langsung mengumumkan hasilnya kepada publik
Sumber: Turnbackhoaks





