SUKABUMIUPDATE.com - Dugaan keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di MI Al Ihsan, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi pada Senin 17 November 2025 kemarin diketahui melibatkan satu orang guru dan empat siswa yang mengalami gejala serupa.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) MBG Kota Sukabumi, Andri Setiawan mengatakan pihaknya mengetahui hal tersebut dari laporan Camat Cikole dan langsung menuju ke lokasi untuk melihat kondisi para siswa dan guru yang diduga mengalami gejala keracunan tersebut.
“Ada empat siswa dan satu orang guru, semuanya mengalami gejala yang hampir mirip, mual dan pusing, tapi yang ditangani oleh puskesmas hanya satu orang siswa dan langsung diperbolehkan pulang setelah ditangani dan keadaannya mulai membaik,” ujar Andri dalam keterangan tertulisnya kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (18/11/2025).
Baca Juga: Stop Konsumsi Minuman Kemasan Secara Berlebih! Ini 8 Bahaya yang Jarang Orang Tahu
Di sisi lain, kata Andri, berdasarkan hasil penelusurannya, sajian menu MBG itu dikirim dari salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di wilayah Sriwidari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
“Pengiriman pertama MBG jam 8.30 Wib, jumlah 110 pack dengan menu ayam, nasi putih, sayur pakcoy, tempe goreng, buah lengkeng dan saus tomat. 110 pack ini di bagikan ke kelas 1,2,3,4,5 dan langsung di makan di sekolah dan ada juga yg di bekal ke rumah. Pengiriman ke 2 jam 10.30, 40 pack” jelas dia.
Adapun kejadian pertama dugaan keracunan terjadi sekitar pukul 10:30 wib, setelah satu orang siswa dilaporkan mengalami muntah di toilet sekolah dan langsung dilarikan ke Puskesmas Selabatu, Cikole.
Baca Juga: Diduga Keracunan MBG, Sejumlah Siswa MI Al Ihsan Kota Sukabumi Dilarikan ke Puskesmas
Terkait hal itu, sebagai langkah antisipasi, Satgas MBG mengaku telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa di Labkesda Kota Sukabumi serta akan dilakukan investigasi lebih lanjut.
“Sampel makanan sudah diambil dan dikirim untuk diperiksa di labkesda kota sukabumi (estimasi hasil pemeriksaan kurang lebih 1 minggu). Selanjutnya akan dilakukan investigasi (penyelidikan epidemiologi) apakah ada tambahan keluhan dari 5 orang di atas untuk mengetahui penyebab dari gangguan pencernaannya,” pungkasnya.
