SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, menyoroti menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cidolog pada 12 Agustus 2025. Masyarakat menilai makanan yang diberikan tidak sepadan dengan anggaran yang ditetapkan pemerintah.
Menu itu diberikan kepada pelajar SD, SMP, dan SMA/sederajat yang sedang berkegiatan pramuka di Kampung Sawah Lega, Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog. Rinciannya adalah dua buah jeruk, satu butir telur rebus, satu minuman sereal instan merek Energen seberat 34 gram, dan satu bungkus kacang dengan berat 23 gram.
Tokoh masyarakat Cidolog, Jhon Winara, mengungkapkan warga menduga nilai menu tersebut berada di bawah standar anggaran yang berlaku.
“Kalau kita hitung, menu yang dibagikan kemarin paling tinggi hanya Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu per porsi. Padahal sesuai keterangan ahli gizi SPPG Cidolog pada 7 Agustus 2025, anggaran untuk siswa SD kelas IV hingga SLTA adalah Rp 10 ribu, sedangkan PAUD hingga SD kelas III Rp 8 ribu,” kata dia kepada sukabumiupdate.com, Rabu (13/8/2025).
Jhon meminta transparansi penggunaan anggaran agar program MBG benar-benar bermanfaat bagi anak-anak atau pelajar.
Baca Juga: Penyalur MBG Buka Suara soal Dugaan Keracunan Puluhan Pelajar Cidolog Sukabumi
Dikonfirmasi, Kepala SPPG Cidolog Juan Setiawan membenarkan menu MBG yang dibagikan bernilai di bawah Rp 10 ribu dan Rp 8 ribu per porsi. Alasannya adalah kondisi harga pasar dan kebutuhan serta sudah berdasar perhitungan ahli Gizi. Adapun sisa dana yang tidak digunakan tetap berada di virtual account untuk dilaporkan sebagai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA).
Sementara alasan makanan yang diberikan tidak dalam bentuk siap santap, kata Juan, adalah hanya bersifat sementara karena menyesuaikan dengan kegiatan pramuka.
“Menu yang kami kirim selama kegiatan pramuka ini memang sifatnya keringan (sementara). Anggaran pembelanjaan yang kami kirim tetap sesuai ketentuan, sampai 14 Agustus 2025. Menu yang diberikan sesuai kebutuhan gizi dan pembelian sesuai kebutuhan. Ketika ada dana sisa, tidak dapat digunakan, tetap berada di VA (virtual account)," kata dia.
"Ketika setelah dihitung kebutuhan, ternyata pembiayaan kurang daripada targetan Rp 8 ribu dan Rp 10 ribu, maka dana tersebut tidak digunakan, tetap ada di virtual account untuk dilaporkan kembali sebagai SiLPA," tandasnya.