SUKABUMIUPDATE.com – Fenomena perburuan emas secara tradisional terjadi di Sungai Cikaso, tepatnya di perbatasan Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, dan Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Sejak pertengahan Juli 2025, puluhan warga disebut rutin mendulang butiran emas di sebuah pulau kecil (nusa) yang membelah aliran sungai tersebut.
Ketua RW Teluk Jati, Desa Sumberjaya, H. Odo, menjelaskan bahwa aktivitas tersebut bermula dari inisiatif sejumlah warga yang mencoba mencari emas menggunakan cara tradisional.
“Awalnya ada yang sekadar mencoba dengan metode deplang, ternyata dapat butiran emas. Sejak itu semakin banyak warga yang ikut mencoba,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (20/9/2025).
Menurutnya, warga mengambil pasir sungai dengan kedalaman sekitar satu meter, kemudian menyaringnya dengan alat sederhana berupa nampan untuk mendapatkan butiran emas.
Selain itu, mereka juga menyemprot gundukan pasir menggunakan mesin selang atau disebut ngaguguntur, lalu pasirnya kembali diolah dengan cara deplang.
“Emas yang didapat tidak menentu. Rata-rata hanya sekitar 150 sampai 200 mili, bahkan kadang tidak dapat sama sekali. Tapi warga tetap semangat karena ini bisa menjadi penghasilan tambahan,” jelas Odo.
Baca Juga: Lapuk, Atap Kantor Guru SDN 1 Bojongjengkol Sukabumi Ambruk
Odo menegaskan bahwa kegiatan ini bukan penambangan besar-besaran dan tidak merusak lingkungan. Justru, kata dia, aktivitas warga sedikit membantu mengurangi pendangkalan sungai akibat endapan banjir.
“Kegiatan ini bukan penambangan pasir besar-besaran, hanya mencari butiran emas. Jadi tidak merusak lingkungan. Malah aliran air yang dangkal sedikit demi sedikit bisa teratasi,” katanya.
Setiap harinya, warga mulai berburu emas sejak pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Setelah selesai, mereka pulang dengan menggunakan perahu.
Meski masih menjadi fenomena lokal, aktivitas berburu emas di Sungai Cikaso ini menarik perhatian banyak pihak, sekaligus menimbulkan harapan baru bagi sebagian warga di sekitar perbatasan Cibitung dan Sumberjaya.