SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah video yang diunggah di media sosial Facebook tengah viral dan menarik perhatian publik. Dalam postingan tersebut, seorang pria meminta bantuan warganet untuk memviralkan kisah istrinya yang diduga menjadi korban ketidakadilan di sebuah pabrik di Kabupaten Sukabumi.
Dalam caption video, ia menuliskan bahwa istrinya harus membayar Rp9 juta demi bisa bekerja. Bahkan, untuk membayar nominal tersebut, keluarganya rela menjual satu-satunya sepeda motor.
Namun, hanya tiga minggu bekerja, istrinya dikeluarkan dari perusahaan. Kondisi itu membuat sang istri disebut mengalami depresi berat. “Bantu viralkan, teman-teman FB. Mohon bantuannya biar ada keadilan untuk istri saya,” tulis keterangan dalam video yang diunggah akun Nana Arizqi.
Baca Juga: Biang Banjir Cicurug Sukabumi Terungkap, Bak Kontrol Pecah dan Sampah Pemicunya
Video viral tersebut juga menampilkan sosok sang istri yang tengah mengusap air matanya seperti tak kuasa harus menerima keadaan. “Bantu viralkan, Istri abdi bebelaan ngajual Ninja (motor) hoyong masuk asup ka GSI, mangkaning masuk na oge te ku duit saalit, nembe ge gawe 3 minggu tos bade di kaluarkeun deui, nyuhunkeun diviralkeunnya, nika keun ayeuna tisaprak uih damel teu tiasa ditanya,” kata akun tersebut dikutip Selasa (09/09/2025).
Suami korban, Rizaldi Arizqi (28 tahun), menceritakan kronologinya. Menurut dia, tiga minggu ke belakang istrinya ingin bekerja di salah satu perusahaan di Sukabumi. Untuk itu, ia rela menjual motor satu-satunya.
“Istri mengisi formulir melalui link, tapi tetap ada biaya administrasi. Setelah mengisi, ada panggilan, di interview, hingga akhirnya masuk kerja,” kata Rizaldi, kepada Sukabumiupdate.com Selasa (09/09/2025).
Baca Juga: Pompa Hidran Curug Bibijilan, Sumber Kehidupan dan Destinasi Wisata Alam Sukabumi
Ia menjelaskan, uang hasil penjualan motor sebesar Rp6,5 juta ternyata masih kurang dari jumlah yang diminta calo, yakni Rp9 juta. Calo kemudian meminta istrinya meminjam uang ke koperasi dengan alasan tidak bisa dicicil.
“Masuk kerja dua hari, di tengah itu diantar sama calo agar istri pinjam uang ke koperasi. Akhirnya istri nurut dengan pinjam Rp5 juta. Per bulannya Rp1.350.000 langsung dipotong koperasi,” lanjutnya.
Namun, baru tiga minggu bekerja, istrinya dipanggil HRD dan diminta menandatangani dokumen pemberhentian kerja. Rizaldi mengaku kaget karena pengorbanan yang sudah dilakukan terasa sia-sia.
“Kemarin saya jemput istri, tapi malamnya dia gak bisa ditanya, bahkan menangis. Akhirnya bercerita kalau Jumat ini selesai bekerja. Katanya sudah dipanggil HRD, sudah tanda tangan. Jadi minggu ini terakhir kerja,” ucapnya.
Hingga kini Rizaldi mengaku belum mengetahui alasan jelas perusahaan memberhentikan istrinya. Kondisi sang istri disebut semakin terpuruk dan sering melamun, bahkan sulit diajak bicara.
“Harapannya, saya sebagai suami sudah bela-belain jual motor supaya istri bisa masuk kerja. Masa mau kerja harus keluar uang dulu, padahal kerja itu kan untuk cari uang. Zaman sekarang jangankan Rp9 juta, Rp100 ribu juga saya harus kerja seharian sebagai pedagang,” ungkap Rizaldi yang sehari-hari berjualan tahu bulat keliling dengan mobil.
Rizaldi berharap ada kejelasan dari perusahaan. Jika memang istrinya benar diberhentikan, ia meminta uang yang sudah dikeluarkan bisa dikembalikan karena merasa sangat dirugikan.
"Kalau bisa dilanjutkan bekerja saya juga gak nyangkut pautin uang, tapi kalau misalkan istri benar diberhentikan saya minta uang kembali, karena nyari uangnya susah. Ada buat makan anak juga udah alhamdulillah," pungkasnya.