SUKABUMIUPDATE.com – Di tengah kesibukannya sebagai pekerja pabrik farmasi, Ana Moelyana, warga Kampung Sukamantri, Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, memanfaatkan waktu luangnya untuk menekuni hobi menggambar wajah. Kegiatan yang telah ditekuninya sejak kecil ini kini berkembang menjadi sumber penghasilan tambahan.
Kepada sukabumiupdate.com, pria berusia 34 tahun tersebut menuturkan bahwa kegiatan melukis ini berawal dari keisengan di sela-sela pekerjaannya di sebuah perusahaan farmasi.
“Awalnya iseng cari-cari buat jajan sambil kerja, karena gaji belum cukup, saya coba cari sampingan. Kebetulan bisa lah buat melukis-lukis,” ujarnya, Selasa (22/07/2025).
Ana sudah akrab dengan pensil dan kertas sejak kecil, belajar secara otodidak tanpa pelatihan atau kursus formal. Sejak 2010, ia mulai menerima pesanan dari teman-teman dekat, sebelum akhirnya menekuni aktivitas ini secara lebih serius.
“Lama-kelamaan dijadikan sampingan dan sekarang jadi salah satu mata pencaharian,” ucapnya.
Mayoritas gambar yang dibuat Ana bergaya realis dengan objek wajah manusia. Namun begitu, ia juga menerima pesanan pemandangan kota.
Baca Juga: 265 Pelanggar Sepekan! Emak-emak Sukabumi Kalah oleh Karyawan Urusan Langgar Lalu Lintas
Untuk teknik, Ana menggunakan berbagai media seperti pensil warna, pensil arang, krayon, cat akrilik, bahkan kopi. Lama pengerjaan tergantung pada ukuran dan kompleksitas gambar.
“Kalau ukuran kecil sehari juga bisa beres, yang sedang dua sampai tiga hari, dan ukuran besar bisa sampai seminggu,” jelasnya.
Ukuran gambar terbesar yang pernah dikerjakannya mencapai 1 meter x 1 meter, sementara yang terkecil sekitar 30 x 20 sentimeter.
Menurut Ana, tantangan terbesar biasanya muncul saat harus menggambar dari foto yang tidak jelas atau ketika pakaian dalam foto memiliki motif rumit. “Itu agak sulit, apalagi kalau posenya kurang tegas,” ungkapnya.
Pemasaran dilakukan secara mandiri lewat media sosial pribadi, seperti Facebook dan Instagram, serta melalui pesan WhatsApp dari pelanggan yang sudah mengenalnya. Pelanggannya tidak hanya berasal dari wilayah Sukabumi, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Yogyakarta, Semarang, Jabodetabek, Papua, Manado, Kalimantan, dan Bali. Beberapa karyanya bahkan telah dikirim ke luar negeri, termasuk Malaysia, Chicago (Amerika Serikat), dan Stockholm (Swedia).
“Biasanya yang dipesan buat ulang tahun, kado. Pernikahan atau wisuda juga ada, tapi lebih sering buat hadiah,” ujarnya.
Baca Juga: Cerita Seniman Simpenan Sukabumi, Baca Syahadat Sebelum Melukis Nyi Roro Kidul
Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp100 ribu untuk ukuran kecil, hingga lebih dari Rp1 juta untuk ukuran besar. Ana juga menerima permintaan khusus dari pelanggan, baik dalam hal desain, latar belakang, maupun kostum yang ingin diubah. “Bajunya juga bisa diganti kalau mau,” katanya.
Meski begitu, kata Ana, permintaan revisi dari pelanggan kerap terjadi. “Kadang posenya kurang sangar, ya ditambahin lagi,” kata Ana sambil tertawa.
Ke depan, Ana berharap bisa menggelar pameran seni di Sukabumi. “Kalau di luar kota banyak, tapi di Sukabumi masih jarang. Saya ingin karya seperti ini lebih dikenal warga Sukabumi,” ucapnya.
Ia juga bercita-cita menjadikan kegiatan menggambar ini sebagai penghasilan utama. “Sudah lelah jadi buruh pabrik,” tuturnya.