Balita di Ciemas Sukabumi Berjuang Lawan Penyakit Hirschsprung, Butuh Dukungan Warga

Sukabumiupdate.com
Selasa 26 Agu 2025, 14:52 WIB
Balita di Ciemas Sukabumi Berjuang Lawan Penyakit Hirschsprung, Butuh Dukungan Warga

Azka Apriliansyah (3 tahun) berada di rumahnya di Kampung Cimapag RT 01/02 Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Karang Taruna Kecamatan Ciemas

SUKABUMIUPDATE.com - Azka Apriliansyah (3 tahun), balita asal Kampung Cimapag RT 01/02 Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, harus menjalani kontrol medis akibat penyakit hirschsprung yang dideritanya sejak lahir.

Azka adalah anak kedua dari pasangan suami istri Samsudin (41tahun) dan Ngatini (30 tahun). Ayahnya bekerja sebagai buruh lepas sekaligus petani, sedangkan sang ibu mengurus rumah tangga. Dengan ekonomi terbatas, keluarga ini harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus biaya pendampingan selama pengobatan.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Ciemas sekaligus pendamping desa, M Padilah Wardan, mengatakan pihaknya bersama pemerintah desa, tim Puskesmas Ciemas, dan perwakilan kecamatan, sudah berkoordinasi untuk mendampingi keberangkatan Azka.

“InsyaAllah hari Senin yang akan datang Azka dibawa ke RSUD Palabuhanratu dengan bantuan pihak desa dan puskesmas. Kami dari Karang Taruna Kecamatan juga sedang menjalin kerja sama dengan salah satu yayasan di Bandung untuk mempersiapkan campaign dan pendampingan, jika nantinya harus dirujuk ke Bandung,” ungkap Padilah kepada sukabumiupdate.com, Selasa (26/8/2025).

Baca Juga: Perut Membesar Akibat Hirschsprung, Bocah 7 Tahun di Palabuhanratu Perlu Pengobatan Segera

Menurutnya, Azka pernah menjalani operasi saat berusia lima bulan. Namun, sesuai prosedur medis, penderita hirschsprung tetap harus melakukan kontrol dan perawatan lanjutan hingga usia 3 hingga 5 tahun sebelum dilakukan operasi berikutnya.

“Saat ini Azka harus dibantu dengan workout melalui anus dua kali sehari. BPJS Kesehatan keluarga sudah aktif, jadi untuk biaya medis di rumah sakit relatif aman. Kendala yang paling berat adalah soal biaya operasional dan kebutuhan keluarga selama masa perawatan,” jelas Padilah.

Hadir saat kunjungan itu dari perwakilan kecamatan, TKSK, PKH, dan kepala desa beserta perangkatnya. Mereka sepakat membantu agar keluarga Azka bisa mengakses program sosial seperti BPNT maupun PKH. “Semoga perjuangan ini mendapat perhatian dari banyak pihak. Kami berharap ada uluran tangan dan doa dari masyarakat luas agar Azka bisa segera sehat kembali,” kata dia.

Mengutip penjelasan di www.alodokter.com, penyakit hirschsprung adalah gangguan pada usus besar yang menyebabkan feses atau tinja terjebak di dalam usus. Penyakit bawaan lahir yang tergolong langka ini bisa mengakibatkan bayi tidak dapat buang air besar sejak dilahirkan.

Saraf di usus besar berfungsi untuk mengontrol pergerakan usus. Pada kondisi normal, pergerakan usus besar inilah yang mendorong feses keluar. Namun pada penyakit hirschsprung, saraf di usus besar tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, feses menumpuk di dalam usus besar.

Berita Terkait
Berita Terkini