SUKABUMIUPDATE.com - Hujan deras yang mengguyur sejak 11 hingga 12 Agustus 2025 membuat Sungai Ciparanje meluap. Air kemudian menggenangi lahan pertanian dan akses jalan di Desa Buniasih dan Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Tegalbuleud, Noris, menjelaskan Sungai Ciparanje merupakan hulu sungai di kawasan Leuweng Hideung, Desa Buniasih. Aliran sungai ini mendapat pasokan air dari empat anak sungai dan sejumlah sumber air di sekitar hutan.
“Setiap hujan turun dengan intensitas lama, dipastikan air meluap ke lahan pertanian di dua desa. Panjang sungai sekitar 15 kilometer hingga bermuara di Cibuni, melintasi permukiman, jalan desa, dan persawahan," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, luapan air mulai menjadi langganan sejak 2023. Kondisi sungai yang dulunya memiliki lebar 15 hingga 20 meter, kini mengalami penyempitan dan pendangkalan. Bahkan di beberapa titik, lebarnya hanya tersisa 5 hingga 2 meter. Bantaran sungai pun nyaris rata dengan lahan pertanian.
“Dulu ada rawa atau denuh yang berfungsi menampung air, tapi sekarang sudah jadi lahan pertanian. Kondisi ini memperparah risiko banjir,” jelasnya.
Sungai Ciparanje di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. | Foto: P2BK Tegalbuleud
Baca Juga: Isu Tambang Picu Pendangkalan Sungai Ciparanje, Banjir Hantui Warga Tegalbuleud Sukabumi
Sungai Ciparanje menjadi batas wilayah antara Desa Buniasih dengan Desa Tegalbuleud. Menurut Noris, meski warga sudah menganggap banjir sebagai hal biasa, namun jika dibiarkan, dampaknya bisa parah. “Bukan hanya lahan pertanian yang terancam, tapi juga hunian warga dan fasilitas pendidikan seperti SMKN dan SMPN Tegalbuleud,” tegasnya.
Hingga Kamis ini, walaupun hujan telah berhenti dan air mulai surut, sebagian sawah masih tergenang. Akses jalan di Buniasih juga belum sepenuhnya bisa dilalui sehingga warga terpaksa jalan kaki. Sepeda motor dan mobil belum bisa melintas. Masyarakat berharap ada penanganan serius dari pemerintah terhadap kondisi Sungai Ciparanje.
Sebelumnya, Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat banjir merendam area sawah seluas kurang lebih 500 hektare di Desa Buniasih dan Desa Tegalbuleud. Air juga menggenangi sekitar 200 rumah warga di dekat aliran Sungai Ciparanje. Genangan terjadi di halaman dan jalan depan rumah, namun belum masuk ke bagian dalam.
Kepala Desa Tegalbuleud Ramdan Arip Firmansyah mengatakan meluapnya Sungai Ciparanje telah menjadi momok setiap musim hujan. “Sungai ini sudah mengalami pendangkalan, ditambah lagi bekas tambang galian pasir yang menyumbat di beberapa titik aliran. Setiap hujan deras, banjir hampir pasti terjadi,” jelasnya pada 13 Agustus 2025.