SUKABUMIUPDATE.com – Bupati Sukabumi, Asep Japar, mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyerahkan 1.120 sertifikat hak milik (SHM) kepada warga transmigrasi lokal asal Kabupaten Sukabumi. Acara berlangsung di Gedung Makarti Muktitama, Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Penyerahan sertifikat ini sekaligus menjadi bagian dari peluncuran program Trans Tuntas oleh Kementerian Transmigrasi. Berdasarkan data, SHM tersebut dibagikan kepada 642 kepala keluarga (KK) yang tersebar di berbagai titik permukiman transmigrasi lokal di Kabupaten Sukabumi.
Bupati Asep Japar menyampaikan, terdapat lima unit permukiman transmigrasi (UPT) di Kabupaten Sukabumi yang tersebar di sejumlah kecamatan. Ia berharap dengan kepemilikan sertipikat lahan usaha dan perkarangan, warga transmigrasi lokal dapat lebih sejahtera dan memiliki kepastian hukum atas lahan yang mereka tempati.
“Harapan kami, warga transmigrasi lokal ini dapat meningkat kesejahteraan keluarganya dengan adanya pemenuhan hak, salah satunya melalui penyerahan sertifikat ini,” ujar Bupati dalam keterangannya kepada media.
Baca Juga: Bupati Asep Japar Turun Langsung Bersih-bersih Sungai Ciraden Cisaat Sukabumi
Atas penyerahan sertifikat ini, Bupati Asjap mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, khususnya kepada Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Transmigrasi, dan Kementerian ATR/BPN yang telah mendukung program tersebut.
Sementara itu, Menko AHY menyampaikan rasa syukurnya atas pelaksanaan penyerahan sertifikat tersebut. Menurutnya, program ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam memberikan kepastian hukum atas tanah dan mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Semoga semua ini membawa kebaikan dan keberkahan untuk semuanya,” ucap AHY.
Ia menambahkan, program Trans Tuntas menjadi langkah strategis dalam menata arah baru transmigrasi ke depan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Melalui pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan, tidak ada daerah yang tertinggal. Inilah paradigma baru transmigrasi,” pungkasnya.