TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
bankbjb

Peran Tokoh Tionghoa Sukabumi di Balik Dukungan Bung Karno Terhadap Palestina

Terdapat peran tokoh Tionghoa Sukabumi di balik narasi kemerdekaan Palestina yang disuarakan Bung Karno.

Senin 27 Mar 2023, 12:55 WIB

Szetu Mei Sen (tengah pakai dasi) dan Bung Karno saat menyambut Presiden RRT Liu Sao Chi di bandara Kemayoran pada 12 April 1963. | Foto: Buku Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa

SUKABUMIUPDATE.com - Isu dukungan Bung Karno terhadap kemerdekaan Palestina kembali mencuat menyusul penolakan sejumlah pihak kepada tim nasional Israel untuk berlaga di ajang Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Salah satu yang melontarkan ini adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Namun siapa sangka, terdapat peran tokoh Tionghoa Sukabumi bernama Szetu Mei Sen di balik narasi kemerdekaan Palestina yang disuarakan Presiden Republik Indonesia yang pertama Ir Soekarno alias Bung Karno saat peristiwa internasional Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 18 hingga 24 April 1955.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan dukungan kemerdekaan Palestina berakar panjang sejak negara ini mengakui kemerdekaan Indonesia. Ini kemudian ditegaskan Bung Karno yang menyatakan dukungannya terhadap Palestina dalam Konferensi Kolombo 1954 atau setahun sebelum Konferensi Asia-Afrika.

Baca Juga: Drawing Batal, Argentina Siap Gantikan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Dalam Konferensi Asia-Afrika, Bung Karno mengobarkan semangat anti-kolonialisme dan imperialisme pada negara-negara Asia Afrika yang mayoritas bekas negara jajahan. Uniknya, tokoh Tionghoa Sukabumi, Szetu Mei Sen, ikut berperan dalam kesuksesan Konferensi Asia-Afrika, termasuk membawa kekuatan besar Cina yang juga mendukung perjuangan palestina.

Szetu Mei Sen yang lahir di Sukabumi pada 1928, memiliki jiwa revolusioner dari keluarganya. Ayahnya adalah seorang kepala sekolah dan ibunya seorang guru. Kedua orang tua Mei Sen menunjukkan jiwa revolusionernya saat Jepang masuk ke Indonesia. Mereka ikut terlibat dalam gerakan melawan Jepang.

"Mei Sen yang masih berusia 14 tahun, bersama kakaknya Pa Sen, turut membantu gerakan tersebut sehingga dijebloskan ke penjara. Karena masih muda, sembilan bulan kemudian mereka dilepaskan, namun orang tuanya masih dipenjara sehingga mereka harus menghidupi tiga adiknya yang masih kecil," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" kepada sukabumiupdate.com, Senin (27/3/2023).

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, kedua orang tuanya dilepaskan sehingga Mei Sen bisa mulai bekerja. Karier awalnya menjadi momen pertama yang mendekatkan dia dengan tokoh nomor satu saat itu yaitu Bung karno. Mei Sen yang bekerja sebagai wartawan "Tian Sheng Ri-bao" mendapat tugas ke Yogyakarta untuk mengikuti sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang dilangsungkan di Kota Malang pada 25 Februari sampai 6 Maret 1947.

Baca Juga: Angan Bung Karno di Sukabumi: Sulap Palabuhanratu Jadi Las Vegas Indonesia

Dalam perjalanan kereta api dari Yogyakarta ke Malang, terjadi pertemuan Mei Sen dengan Bung Karno yang kebetulan satu gerbong. Sejak pertemuan itu, Mei Sen dekat dengan Bung Karno dan turut membantunya dalam beberapa kegiatan kenegaraan terutama mempererat persahabatan rakyat Tiongkok dan rakyat Indonesia.


Halaman :
Berita Terkait
BERITA TERPOPULER
Berita Terkini