SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kota Sukabumi melalui Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) Kota Sukabumi menggelar Rapat Koordinasi Tingkat Kecamatan Tahun 2025, Senin (01/12/2025), berlokasi di Ruang OpRoom Setda Kota Sukabumi.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, dan dihadiri perwakilan TP.3S Provinsi Jawa Barat, Ketua TP PKK Kota Sukabumi, ketua Bidang 1 TP PKK Kota Sukabumi, Kepala DP2KBP3A, Bappeda, Dinas Kesehatan, Bagian Pemerintahan, para camat serta lurah se-Kota Sukabumi.
Rakor ini digelar sebagai upaya memperkuat sinkronisasi lintas sektor dalam menurunkan prevalensi stunting secara terukur dan berkelanjutan.
Baca Juga: Asal-Usul Kalender Masehi, Museum Berjalan Mitologi Kuno Romawi Sepanjang Masa
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menyampaikan apresiasi atas capaian Kota Sukabumi yang berhasil menekan prevalensi stunting dari 26,9% pada 2023 menjadi 19,7% pada 2024, berdasarkan data SSGI.
Capaian ini mengantarkan Kota Sukabumi meraih Penghargaan Kinerja Terbaik 1 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tingkat Jawa Barat 2024, serta Insentif Fiskal sebesar Rp 5,5 miliar dari Kementerian Keuangan RI.
Meski demikian, beliau menegaskan bahwa capaian tersebut tidak boleh membuat Kota Sukabumi berpuas diri, sebab target RPJMD 2025–2029 telah menetapkan penurunan prevalensi stunting secara bertahap hingga mencapai 13,36% pada 2029.
Baca Juga: Atlet Pencak Silat Nusa Putra Ukir Prestasi Gemilang di Pusaka Pakuan Championship 2025
Target tersebut, menurutnya, bukan sekadar angka, tetapi komitmen moral dan kebijakan untuk memastikan generasi masa depan Kota Sukabumi tumbuh sehat dan berkualitas.
Untuk mendukung percepatan penurunan stunting, Wakil Wali Kota menyampaikan tiga arahan utama. Pertama, memperkuat koordinasi lintas sektor agar setiap OPD tidak bekerja secara parsial.
Kedua, memastikan intervensi tepat sasaran, mencakup ibu hamil, ibu menyusui, balita 0–59 bulan, remaja putri, calon pengantin, serta keluarga berisiko stunting.
Baca Juga: Krisis Lingkungan! KDM Sebut 80 Persen Hutan di Jabar Telah Rusak
Ketiga, membangun budaya data yang tertib dan akurat sebagai dasar pengambilan keputusan. Beliau menekankan bahwa seluruh perangkat daerah harus menguatkan ritme kerja serta memastikan setiap program benar-benar berdampak pada masyarakat.
“Setiap anak di Kota Sukabumi berhak tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Rakor ini adalah ruang untuk mempertegas komitmen kita,” tegasnya.
Dalam wawancara, Wakil Wali Kota mengungkapkan bahwa sejumlah apresiasi yang diterima Kota Sukabumi menjadi bukti nyata keberhasilan kolaborasi antar sektor dalam menurunkan stunting.
Baca Juga: Kaleidoskop Tawuran di Sukabumi 2025: Lapdek, Perang Sarung hingga Ribut di Otista
Ia juga menyampaikan bahwa intervensi gizi seperti penyediaan telur bagi ibu hamil KEK, tablet tambah darah untuk remaja putri, serta pendampingan calon pengantin terus dioptimalkan melalui kolaborasi berbagai pihak.
Selain itu, ia mengapresiasi gerakan masyarakat seperti “Sate Sapi Satu Telur Satu Pegawai” yang digagas relawan Cikole, dan membuka peluang agar inisiatif serupa direplikasi di seluruh kecamatan.
“Jika kita mampu menurunkan angka stunting lebih signifikan, bukan tidak mungkin insentif fiskal Kota Sukabumi akan meningkat di tahun berikutnya,” ujarnya.
Baca Juga: Desember Ber-nya Apa? Berhadiah Geminid Asteroid yang Berkilauan di Ujung Tahun 2025
Melalui Rapat Koordinasi TP3S ini, Pemerintah Kota Sukabumi menegaskan komitmen untuk memperkuat aksi konvergensi, memastikan intervensi tepat sasaran, dan terus memperkuat sinergi lintas sektor demi mewujudkan Kota Sukabumi yang Inovatif, Mandiri, Agamis, Nasionalis Kota Sukabumi Bercahaya. (adv)
Sumber: Dokpim Kota Sukabumi




