SUKABUMIUPDATE.com - Kesibukan sehari-hari seringkali membuat kita lupa atau menunda waktu makan. Meski terdengar sepele, kebiasaan telat makan dapat berdampak serius pada kesehatan tubuh. Bukan hanya membuat perut terasa lapar, tetapi juga bisa memicu gangguan lambung, menurunkan energi, hingga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes. Karena itu, menjaga pola makan teratur sangat penting untuk mendukung metabolisme dan menjaga fungsi organ tubuh.
Mengapa Tidak Boleh Telat Makan?
Selain mengkonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga, memiliki jadwal makan yang teratur juga termasuk bagian penting dari gaya hidup sehat. Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa Anda sebaiknya tidak menunda waktu makan.
1. Menjaga Siklus Tubuh Tetap Seimbang
Tubuh memiliki ritme alami yang bekerja sesuai jadwal. Saat pola makan, tidur, dan olahraga dijalani secara teratur, maka tubuh lebih mudah menyesuaikan diri. Sebaliknya, telat makan membuat tubuh “kebingungan” sehingga fungsinya terganggu.
2. Membantu Metabolisme Berjalan Optimal
Metabolisme bertugas mengubah makanan menjadi energi. Bila waktu makan teratur, proses pembakaran kalori menjadi lebih efisien sehingga membantu menjaga berat badan ideal. Sebaliknya, telat makan justru dapat memperlambat metabolisme dan membuat tubuh lebih mudah menimbun lemak.
Baca Juga: 5 Efek Buruk Kurang Tidur bagi Kesehatan Kulit Wajah yang Jarang Disadari
3. Mendukung Proses Detoksifikasi
Selain mencerna makanan, tubuh juga melakukan detoksifikasi untuk membuang racun. Proses ini terutama berlangsung saat tidur malam. Jika sering makan terlalu malam, sistem pencernaan tidak sempat beristirahat, sehingga proses pembuangan racun bisa terganggu.
Waktu Makan yang Disarankan
Agar tubuh tetap sehat, cobalah mengatur jadwal makan berikut:
- Sarapan: 1 jam setelah bangun tidur, sekitar pukul 7–8 pagi.
- Makan siang: 4–5 jam setelah sarapan, sekitar pukul 11–12 siang.
- Makan malam: sebaiknya pukul 6 sore atau maksimal 3 jam sebelum tidur.
- Camilan sehat: bisa ditambahkan 3 jam setelah sarapan dan 3 jam setelah makan siang.
Risiko Kesehatan Akibat Telat Makan
Kebiasaan menunda makan yang terjadi berulang kali dapat mempengaruhi kondisi tubuh, bahkan berujung pada gangguan kesehatan. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Masalah Lambung
Saat lambung kosong terlalu lama, asam lambung akan meningkat dan mengiritasi dinding lambung. Akibatnya bisa muncul gejala maag seperti mual, nyeri ulu hati, perut perih, hingga muntah.
2. Sulit Konsentrasi
Otak memerlukan energi dari glukosa. Bila tubuh kekurangan asupan, konsentrasi menurun dan aktivitas terganggu. Dalam kondisi parah, telat makan bisa memicu pusing hingga sakit kepala.
Baca Juga: 5 Efek Buruk Kurang Tidur bagi Kesehatan Kulit Wajah yang Jarang Disadari
3. Mudah Lelah dan Lemas
Tanpa makanan, tubuh kekurangan sumber energi. Akibatnya seseorang bisa merasa cepat lelah, lemas, bahkan berisiko pingsan. Sistem imun pun melemah sehingga tubuh lebih rentan sakit.
4. Risiko Diabetes Meningkat
Telat makan dapat membuat kadar gula darah turun drastis. Kondisi ini memicu tubuh memproduksi hormon kortisol (hormon stres) untuk menstabilkan gula darah. Jika berlangsung terus-menerus, kadar kortisol yang tinggi justru bisa meningkatkan risiko diabetes, stres, dan gangguan kecemasan.
Cara Mengatasi Kebiasaan Telat Makan
Mengetahui bahaya telat makan seharusnya membuat kita lebih peduli pada pola makan sehari-hari. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan:
- Siapkan camilan sehat kaya protein dan serat, seperti buah, kacang, atau yoghurt untuk menahan lapar lebih lama.
- Atur jadwal makan dengan porsi lebih kecil namun lebih sering.
- Hindari makanan pedas dan berminyak berlebihan karena dapat memperparah masalah lambung.
- Biasakan sarapan sebagai sumber energi awal sebelum beraktivitas.
- Jika gejala maag muncul akibat telat makan, konsumsi obat maag sesuai anjuran dokter.
Baca Juga: Ingin Awet Muda? Konsumsi 10 Makanan Sehat yang Membantu Cegah Penuaan Dini
Dengan menjaga jadwal makan yang teratur, Anda tidak hanya membantu metabolisme tubuh tetap lancar, tetapi juga melindungi diri dari risiko penyakit.
Sumber: eatingwell