SUKABUMIUPDATE.com - Banyak orang menganggap cukup dengan rutin memotong kuku untuk menjaga kebersihannya. Padahal, kesehatan kuku tidak hanya soal penampilan, tetapi juga bisa menjadi cermin kondisi kesehatan tubuh. Perubahan warna, bentuk, atau tekstur kuku kadang memberi sinyal adanya penyakit tertentu yang tidak boleh diabaikan.

Seiring bertambahnya usia, wajar jika kuku menjadi lebih rapuh atau lemah. Namun, ada beberapa perubahan yang tidak normal dan bisa mengindikasikan penyakit serius. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai gangguan pada kuku serta tanda-tanda penyakit yang bisa terlihat darinya.

Penyakit yang Sering Menyerang Kuku

Beberapa masalah kesehatan memang langsung menyerang kuku. Dua yang paling umum adalah:

1. Cantengan

Dalam istilah medis disebut ingrown toenail, kondisi ini terjadi ketika tepi kuku tumbuh ke dalam kulit di sekitarnya. Cantengan sering dialami pada jempol kaki dan bisa menyebabkan nyeri, bengkak, hingga infeksi jika tidak ditangani dengan baik.

Baca Juga: Kenali 7 Penyebab Bercak Putih pada Kuku dan Cara Ampuh Menghilangkannya

2. Onikomikosis

Ini adalah infeksi jamur pada kuku. Tandanya kuku berubah warna menjadi lebih gelap, rapuh, bahkan berbau tidak sedap. Jika tidak segera diobati, jamur bisa menyebar ke kuku lain atau jaringan sekitarnya.

Penyakit yang Bisa Terdeteksi dari Perubahan Kuku

Selain penyakit langsung pada kuku, ada sejumlah masalah kesehatan yang dapat diketahui lewat perubahan bentuk atau warna kuku. Berikut beberapa di antaranya:

1. Sindrom Kuku Kuning

Kuku terlihat lebih tebal, berwarna kekuningan, dan pertumbuhannya sangat lambat. Kondisi ini sering berkaitan dengan adanya cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura) atau gangguan pernapasan lainnya. Kadang kuku juga mudah terlepas dari jari.

2. Clubbing Fingers

Dikenal juga sebagai jari tabuh, ditandai dengan kuku yang mengeras, membulat, dan menonjol di sekitar jari. Penyebab utamanya adalah kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada paru-paru, jantung, atau hati.

3. Garis Mees

Jika kuku memiliki garis putih horizontal yang melintang, bisa jadi itu adalah tanda keracunan arsenik. Kondisi ini jarang terjadi, tapi patut diwaspadai karena berkaitan dengan paparan zat berbahaya.

4. Kuku Sendok (Koilonikia)

Pada kondisi ini, kuku melengkung keluar sehingga bentuknya mirip sendok. Koilonikia bisa menjadi gejala penyakit serius seperti anemia, lupus, atau hipotiroidisme.

5. Leukonikia

Biasanya ditandai dengan munculnya titik atau garis putih pada kuku. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan sering disebabkan benturan kecil pada kuku. Meski begitu, tetap perlu diperhatikan agar tidak berlanjut menjadi masalah lain.

Baca Juga: Sinusitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

6. Pitting Nails

Kuku terlihat berlekuk-lekuk kecil. Kondisi ini sering dialami oleh penderita psoriasis, yaitu penyakit kulit kronis yang menyebabkan kulit kering, bersisik, dan gatal.

7. Kuku Terry

Pada kasus ini, sebagian besar kuku tampak memutih dengan ujung berwarna gelap. Meskipun bisa disebabkan oleh penuaan, kuku Terry juga dapat menjadi tanda adanya penyakit hati atau jantung.

Cara Menjaga Kesehatan Kuku

Menjaga kuku tetap sehat bukan hal sulit. Beberapa langkah sederhana berikut bisa membantu:

• Gunakan gunting kuku yang bersih dan tajam, jangan menarik kuku dengan tangan.
• Potong kuku secara rutin, terutama setelah mandi ketika kuku lebih lunak.
• Hindari memanjangkan kuku berlebihan, karena bisa jadi tempat berkumpulnya kuman.
• Gunakan lotion agar kuku tetap lembab dan tidak mudah rapuh.
• Rutin mencuci kaki dan mengeringkannya dengan benar.
• Selalu gunakan alas kaki yang bersih dan ganti secara berkala.

Kuku bukan hanya bagian kecil dari tubuh yang berfungsi untuk melindungi ujung jari, tetapi juga bisa memberi petunjuk tentang kesehatan Anda. Perubahan warna, bentuk, atau tekstur kuku bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan, mulai dari infeksi ringan hingga penyakit serius seperti gangguan paru, jantung, atau hati.

Jika Anda mendapati kuku berubah secara tidak biasa, segera periksakan diri ke dokter. Dengan deteksi dini, pengobatan bisa lebih cepat dilakukan dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.

Sumber: Mayo Clinic