SUKABUMIUPDATE.com - Bau badan sering dianggap hal biasa dan langsung dikaitkan dengan keringat. Padahal, faktanya keringat sendiri sebenarnya tidak berbau. Menurut Harvard Health, aroma tidak sedap baru muncul ketika bakteri kulit memecah keringat, terutama jenis keringat dari kelenjar apokrin yang banyak terdapat di ketiak dan area lipatan tubuh. Menariknya, ada banyak faktor lain yang bisa memicu bau badan selain keringat, dan sering kali hal-hal ini jarang kita sadari.
1. Peran Bakteri Kulit
Bakteri memiliki peran utama dalam menghasilkan bau badan. Jenis bakteri seperti Corynebacterium atau Staphylococcus hidup di area lembap. Mereka memecah komponen keringat menjadi zat kimia yang menimbulkan bau tajam, misalnya asam lemak dan thioalcohols. Inilah alasan mengapa ketiak sering menjadi sumber bau badan, meski kita sudah mandi.
2. Asupan Makanan yang Mempengaruhi Aroma Tubuh
Apa yang kita makan ternyata bisa ikut menentukan bau tubuh. Bawang putih, bawang bombay, kubis, serta daging merah dikenal meninggalkan aroma khas yang dikeluarkan melalui pori-pori. Rempah-rempah seperti kari dan jinten juga bisa membuat tubuh lebih beraroma menyengat. Selain itu, pada kondisi medis langka yang disebut trimethylaminuria atau sindrom bau ikan, tubuh tidak mampu memecah senyawa tertentu dari makanan laut atau telur, sehingga menghasilkan bau amis yang kuat.
Baca Juga: 10 Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan, Mengatasi Jerawat Hingga Bau Badan
3. Perubahan Hormon dan Stres
Bau badan juga bisa dipicu oleh perubahan hormonal. Saat pubertas, kelenjar apokrin mulai aktif sehingga aroma tubuh menjadi lebih tajam. Begitu juga saat menstruasi, kehamilan, atau menopause, tubuh menghasilkan keringat dengan komposisi berbeda. Stres pun punya peran penting. Saat cemas atau tegang, tubuh mengeluarkan keringat khusus dari kelenjar apokrin yang aromanya jauh lebih kuat dibandingkan keringat biasa akibat panas.
4. Kondisi Medis yang Mempengaruhi Bau Tubuh
Selain faktor eksternal, kondisi medis tertentu juga bisa menjadi penyebab. Diabetes misalnya, sering dikaitkan dengan bau napas atau keringat yang manis seperti buah akibat produksi keton berlebih. Gangguan hati atau ginjal dapat membuat tubuh mengeluarkan bau yang tidak biasa, karena organ-organ ini tidak bisa lagi menyaring racun dengan optimal. Jadi, bila terjadi perubahan bau tubuh yang signifikan dan tidak biasa, sebaiknya segera konsultasi dengan tenaga medis.
5. Faktor Genetik
Gen juga turut berperan dalam menentukan seberapa kuat bau badan seseorang. Gen ABCC11 berhubungan dengan jenis serumen (earwax) sekaligus bau ketiak. Orang dengan gen tertentu cenderung memiliki bau badan lebih kuat, sementara sebagian lainnya hampir tidak berbau sama sekali. Faktor genetik ini menjelaskan mengapa ada orang yang tampaknya jarang bermasalah dengan bau badan meski kerap berkeringat.
Baca Juga: 7 Makanan yang Bisa Mempengaruhi Bau Badan Seseorang, Rempah Hingga Bawang
6. Kebersihan dan Gaya Hidup
Kebersihan diri tentu tidak kalah penting. Jarang mandi, memakai pakaian lembab, atau membiarkan rambut ketiak terlalu panjang bisa membuat bakteri lebih mudah berkembang biak. Kebiasaan sehari-hari seperti merokok atau mengonsumsi alkohol juga bisa meninggalkan aroma tubuh yang khas dan kurang sedap. Dengan kata lain, gaya hidup sangat mempengaruhi seberapa kuat bau badan seseorang.
Bau badan memang hal alami yang hampir semua orang pernah alami. Namun, penting dipahami bahwa penyebabnya tidak sesederhana karena keringat. Mulai dari peran bakteri, asupan makanan, perubahan hormon, kondisi medis, faktor genetik, hingga kebersihan tubuh semuanya bisa menjadi pemicu.
Dengan mengenali penyebab-penyebab ini, kita bisa lebih mudah mencari solusi yang tepat entah itu dengan menjaga pola makan, merawat kebersihan tubuh, mengelola stres, hingga memeriksakan diri bila ada perubahan bau tubuh yang tidak wajar. Dengan langkah yang tepat, kita bisa tetap percaya diri dan bebas dari bau badan yang mengganggu
Baca Juga: 10 Cara Alami untuk Menghilangkan Bau Badan yang Membandel
Sumber: Harvard Health