Teknologi SIKUSIRBIRU UMMI–UNU Cirebon Bantu Nelayan Tegalbuleud Budidaya Sidat dan Lobster di Darat

Sukabumiupdate.com
Senin 22 Des 2025, 14:19 WIB
Teknologi SIKUSIRBIRU UMMI–UNU Cirebon Bantu Nelayan Tegalbuleud Budidaya Sidat dan Lobster di Darat

Tim Dosen dari UMMI yang bekerja sama dengan UNU Cirebon menyelesaikan kegiatan PMM tahun 2025 dengan menghadirkan teknologi SIKUSIRBIRU 2024 kepada Nelayan Tegalbuleud Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com – Tim Dosen dari Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon (UNU Cirebon) dan didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Republik Indonesia (DPPM Diktisaintek RI), berhasil menyelesaikan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) tahun 2025 yang berbasis teknologi di Desa Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, selama 3 bulan, dari 10 September hingga 12 Desember 2025.

Program yang diketuai oleh Dr. Arif Supendi, S.Pi., M.Si. ini fokus pada pemberdayaan nelayan melalui budidaya glass eel sidat dan benur bening lobster menggunakan inovasi bernama Teknologi SIKUSIRBIRU 2024 (SIstem aKUakultur reSIRkulasi BIokinetik Rekayasa tahUn 2024).

Mengatasi Tingginya Angka Kematian Benih Sensitif

Meskipun Kabupaten Sukabumi dikenal sebagai wilayah tangkapan benih sidat (glass eel) dan benur bening lobster yang melimpah—dengan tangkapan benur lobster mencapai 35% dari total tangkapan se-Indonesia pada tahun 2020—para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sami Mulya dan Koperasi KUB Produsen Lobster Sejahtera Indonesia menghadapi kendala besar.

Permasalahan utama adalah ketidaksesuaian antara ketersediaan benih di alam dengan permintaan pasar, serta tingginya angka kematian (mortalitas) benih (glass eel mencapai 70-80% hingga ukuran elver). Budidaya di laut pun sulit dilakukan karena kondisi ombak Sukabumi yang besar dan sifat kanibal pada lobster.

Budidaya glass eel sidat dengan teknologi SIKUSIRBIRU 2024.

Budidaya Glass Eel Sidat dan Benur Lobster nelayan Tegalbuleud Sukabumi melalui teknologi SIKUSIRBIRU 2024.Budidaya Glass Eel Sidat dan Benur Lobster nelayan Tegalbuleud Sukabumi melalui teknologi SIKUSIRBIRU 2024.

Baca Juga: Wisuda Gelombang I 2025/2026: UMMI Cetak Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas

SIKUSIRBIRU 2024: Solusi Budidaya Resirkulasi Otomatis

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim PkM menerapkan dan mentransfer teknologi tepat guna hasil riset dosen, yaitu Sistem Resirkulasi Akuakultur (RAS) terpadu yang disebut SIKUSIRBIRU 2024. Teknologi ini memungkinkan budidaya intensif di darat dengan menghemat volume air hingga 90% dibandingkan sistem tradisional.

Keunggulan SIKUSIRBIRU 2024 terletak pada sistem filtrasinya yang lengkap dan terotomasi:

  • Menggabungkan Filter Fisik (Rotary Drum Filter/RDF) untuk memisahkan partikel padatan.
  • Dilengkapi Biofilter Biologi (Biofilter Caldness) yang krusial untuk menetralkan senyawa beracun seperti amoniak dan nitrit, sehingga kualitas air tetap stabil.
  • Memiliki sistem sensor otomatis yang memicu kerja sistem ketika parameter air mencapai batas tertentu, menjamin lingkungan optimal bagi pertumbuhan benih sensitif.

Dampak Signifikan: Peningkatan Kelangsungan Hidup Benih

Hasil uji coba awal menunjukkan dampak yang sangat menjanjikan. Penerapan SIKUSIRBIRU 2024 berhasil menjaga stabilitas kualitas air dan suhu secara konsisten. Data awal mencatat adanya peningkatan signifikan pada tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate/SR) benih dibandingkan metode budidaya konvensional, membuktikan bahwa teknologi ini efektif mengatasi masalah utama mortalitas tinggi.

Partisipasi aktif dari anggota KUB Sami Mulya dan Koperasi KUB sangat tinggi dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai dari pelatihan teknis, penyediaan lokasi, hingga proses instalasi. Keberhasilan PMM ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan keterampilan teknis masyarakat tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal pengentasan kemiskinan dan menciptakan pekerjaan yang layak. (*)

Berita Terkait
Berita Terkini