SUKABUMIUPDATE.com - Raut wajah Ida Faridah (48), terlihat sumeringah. Tanpa rasa berat, tangan kanan ibu rumah tangga warga Kampung Ciaul Kaler, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi itu, membawa dua karung beras seberat sepuluh kilogram atau masing-masing seberat lima kilogram. Sedangkan tangan kirinya membawa dua kantong plastik gula pasir seberat dua kilogram.
Perempuan berkerudung itu merupakan satu dari 2.153 keluarga penerima manfaat di Kecamatan Cikole yang terdata mendapatkan bantuan pangan nontunai. Selasa (28/2) pagi, di Gedung Juang 45, Bulog Sub Divre Cianjur salah satu bank pemerintah Cabang Sukabumi dan Pemkot Sukabumi menyalurkan bantuan program inisiasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu kepada keluarga penerima manfaat.
"Alhamdulillah sangat senang sekali adanya bantuan ini," kata Ida sambil memasukkan dua karung beras dan dua kantong gula pasir ke dalam kantong kresek plastik berwarna hitam.
Sebelum mendapatkan bantuan, Ida terlebih dulu diberi identitas penerima dalam bentuk Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dengan kombinasi warna merah dan putih. Di dalam kartu itu terdapat voucher saldo sebesar Rp110 ribu dengan estimasi harga beras Rp8.500/kg dan harga gula pasir Rp12.500/kg. "Saya belikan semuanya untuk beras dan gula pasir. Terima kasih untuk pemerintah yang sudah memberikan bantuan ini," tambah Ida.
Kegembiraan pun terpancar dari wajah Ira. Perempuan beranak dua itu mengaku terbantu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dengan adanya bantuan itu. "Alhamdulillah bisa terbantu," terang ibu rumah tangga warga berusia 28 tahun warga Kampung Babakan Jampang, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole itu.
Ia menghabiskan saldo uang yang tersimpan pada kartu keluarga sehat itu untuk membeli sepuluh kilogram beras dan dua kilogram gula pasir. Ia memperkirakan persediaan beras dan gula itu akan cukup untuk dua pekan. "Mungkin untuk dua mingu cukup," tukasnya.
BACA JUGA:
Warga Kota Sukabumi Belanja Raskin Rp4,3 Miliar
Program Bantuan Pangan Nontunai di Kota Sukabumi Molor
Program Bantuan Pangan Nontunai ke Kota Sukabumi Mungkin Telat
Pada penyaluran untuk 2.153 keluarga penerima manfaat di Kecamatan Cikole, Bulog Sub Divre Cianjur menyiapkan 21.530 kg beras kualitas medium dan 4.300 kg gula pasir. Sebelumnya, program bantuan pangan nontunai itu disalurkan untuk 87 keluarga penerima manfaat di Kecamatan Gunungparang.
"Selasa, penyalurannya untuk keluarga penerima manfaat di Kecamatan Cikole. Nanti akan menyusul di Kecamatan Gunungpuyuh, Warudoyong, Citamiang, dan Cibeureum," terang Kepala Seksi Komersil Bulog Sub Divre Cianjur, Nanang Setiawan, di sela penyaluran bantuan pangan nontunai, kemarin.
Semestinya penyaluran dilakukan di setiap elektronik Warung Gotong-royong (e-Warong) dibantu agen di setiap wilayah. Namun, lanjut Nanang, karena keberadaan e-Warong belum mencukupi dan siap, maka sementara dipusatkan di satu titik.
Di Kota Sukabumi rencananya akan dibentuk sebanyak 14 unit e-Warong dan 122 agen penyalur dan Rumah Pangan Kita (RPK). "Tapi dari tujuh kecamatan baru terdapat satu e-Warong. Makanya, sementara ini penyaluran dipusatkan di satu titik dulu karena kita terbatas personel. Ini untuk mempermudah teknis penyaluran saja," sebutnya.
Sekretaris Dinas Sosial Kota Sukabumi, Hudi K Wahyu, menyebut jumlah masyarakat yang mendapatkan bantuan program bantuan pangan nontunai di Kota Sukabumi sebanyak 14.375 keluarga penerima manfaat. Jika berhitung estimasi satu e-Warong harus mencakup sekitar 1.000 keluarga penerima manfaat, maka jumlah yang mesti ada sebanyak 14 unit.
"Yang baru di-launching itu baru satu e-Warong di Kecamatan Warudoyong. Sisanya sebanyak 13 e-Warong lagi menunggu informasi selanjutnya dari Kementerian Sosial. Penetapan jumlah e-Warong itu sendiri dari Kemensos. Proposalnya sudah kita kirimkan ke Kemensos," terang Hudi, kemarin.
Hasil rapat koordinasi nasional di Jakarta akhir Januari lalu, kata Hudi, sudah ditekankan agar pada 2017 seluruh e-Warong di Kota Sukabumi harus terbentuk. Tapi semua itu dikembalikan lagi dengan kesiapan di daerahnya. "Untungnya kita tak terlambat mengirimkan proposal. Kalau terlambat akan berpengaruh dengan keterlambatan pembiayaan," jelasnya.
Satu e-warong akan mendapatkan bantuan dari Kemensos sebesar Rp30 juga. Anggaran bantuan itu digunakan untuk kube jasa sebesar Rp20 juta dan renovasi warungnya sebesar Rp10 juta. "Makanya, pada proposal itu kita harus merinci detail nama pengurus dan pengelola e-Warong dan lainnya," tandas Hudi.
