Mengenal Kelelahan Adrenal: Gangguan Kesehatan di Era Modern

Sukabumiupdate.com
Kamis 25 Sep 2025, 19:58 WIB
Mengenal Kelelahan Adrenal: Gangguan Kesehatan di Era Modern

Ilustrasi mengenal kelelahan adrenal (Sumber: pexels.com/@Anna Shvets)

SUKABUMIUPDATE.com - Saat menghadapi stres, tubuh kita akan masuk ke mode fight or flight (melawan atau lari). Kelenjar adrenal kemudian memproduksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin agar tubuh bisa bereaksi cepat. Namun, jika stres berlangsung lama, kadar hormon ini tetap tinggi dan justru melemahkan kemampuan tubuh dalam mengatasi stres. Kondisi inilah yang dikenal dengan istilah kelelahan adrenal.

Kelelahan adrenal dapat terjadi perlahan maupun tiba-tiba, tergantung faktor lingkungan dan genetika. Dampaknya bisa mempengaruhi hampir seluruh sistem tubuh. Pada kondisi berat, gangguan ini bisa memperburuk penyakit yang sudah ada, misalnya hipertensi, maag, asma, jerawat, atau sindrom iritasi usus (IBS).

Gejala Kelelahan Adrenal

Gejala kelelahan adrenal bisa muncul dalam berbagai bentuk:

1. Mental

  • Sulit mengingat
  • Konsentrasi menurun
  • Pikiran tidak teratur
  • Susah berpikir jernih

2. Emosional

  • Mudah lelah dan depresi
  • Emosi naik turun
  • Susah tidur (insomnia)
  • Tidak sabaran
  • Pikiran negatif
  • Merasa kesepian atau terisolasi

Baca Juga: 11 Penyebab Insomnia Dan Cara Mengatasinya Agar Tidur Lebih Nyenyak

3. Fisik

  • Sakit kepala dan sakit punggung
  • Otot terasa kaku
  • Gangguan pencernaan (konstipasi atau diare)
  • Nyeri dada, jantung berdebar
  • Berat badan naik atau turun drastis
  • Jerawat, psoriasis, atau eksim
  • Nafsu makan menurun
  • Libido berkurang
  • Sistem imun melemah
  • Mudah berkeringat, telapak tangan lembab
  • Sering menggertakkan gigi
  • Rasa gelisah, kebiasaan menggigit kuku

Penyebab Kelelahan Adrenal

Stres berkepanjangan bisa muncul karena rutinitas sehari-hari yang padat. Namun, ada pula pemicu besar yang bisa memperburuk kondisi, seperti:

  • Kehilangan orang yang dicintai
  • Perceraian atau perpisahan
  • Masalah finansial atau kebangkrutan
  • Cedera berat atau sakit parah

Cara Mengatasi Kelelahan Adrenal

Untuk mencegah stres berkembang menjadi kelelahan adrenal, penting mencari cara relaksasi yang sesuai dengan diri kita. Beberapa pilihan yang bisa dicoba antara lain:

  • Aktivitas relaksasi: yoga, meditasi, membaca buku, atau mendengarkan musik.
  • Mindfulness: teknik ini mengajarkan fokus pada momen sekarang, tanpa terbebani masa lalu atau kekhawatiran masa depan. Studi menunjukkan mindfulness efektif mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.
  • Tidur cukup: istirahat yang berkualitas sangat penting untuk memulihkan kelenjar adrenal.
  • Olahraga ringan: aktivitas fisik seperti jalan kaki, peregangan, atau berenang dapat membantu tubuh lebih rileks.

Baca Juga: Warga Pasirjeungjing Nagrak Keluhkan Jalan Kampung Rusak, Banyak yang Jatuh Saat Hujan

Peran Nutrisi dalam Pemulihan

Selain gaya hidup sehat, asupan nutrisi juga berperan besar dalam mendukung kerja kelenjar adrenal. Beberapa nutrisi yang bisa membantu antara lain:

1. Vitamin B kompleks

Vitamin B5 dikenal sebagai vitamin anti-stres karena penting dalam produksi hormon di kelenjar adrenal. Kekurangan vitamin ini bisa melemahkan fungsi adrenal. Orang dewasa disarankan mengonsumsi sekitar 5 mg per hari.

2. Lemon balm

Tanaman herbal ini memiliki aroma segar yang menenangkan. Lemon balm dipercaya dapat menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur.

3. Magnesium

Mineral ini membantu merilekskan otot dan saraf, mendukung fungsi adrenal, serta meningkatkan kualitas tidur.

4. Vitamin C

Kelenjar adrenal menyimpan vitamin C dalam jumlah tinggi dan melepaskannya saat tubuh menghadapi stres. Kekurangan vitamin C membuat adrenal sulit bekerja optimal.

Kelelahan adrenal adalah kondisi yang sering luput dari perhatian, padahal dampaknya sangat luas terhadap kesehatan fisik maupun mental. Mengelola stres dengan cara relaksasi, mindfulness, pola hidup sehat, serta mencukupi kebutuhan nutrisi dapat membantu menjaga fungsi kelenjar adrenal tetap optimal.

Sumber: Medical News Today

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini